OWS-27

3.2K 334 13
                                        

Tiga Minggu Kemudian,
Semua berjalan terkendali, mereka menjalani hidup seperti biasa. Yang berbeda adalah Pharita dan Do-Ha. Akhir akhir ini mereka sering sekali berselisih, Pharita yang menaruh curiga dengan Do-Ha terus mendesak dengan pertanyaan. Sedangkan sifat Do-Ha yang takut rahasianya terbongkar, menjadi orang yang sangat impulsif.

Lisa sudah tahu apa yang terjadi dengan orangtuanya, Pharita sering bercerita pada Lisa. Namun Lisa masih belum mau membongkar kebusukan Ayahnya. Dia menunggu waktu yang pas.
•••••••
Jennie PoV
Aku sudah berada di dalam ruanganku, tentu saja bersama Irene Eonni. Sepulang dari Turkey 2 minggu lalu, Lisa di sambut dengan pertengkaran kedua orangtuanya. Aku sudah menyarankan untuk segera membongkar yang dia ketahui agar masalah ini cepat selesai. Namun Lisa selalu menjawab 'sabar sebentar lagi'.

Saat liburan kami di Turkey, hari kedua aku terserang flu. Membuat kami tidak pergi kemanapun hari itu, keesokan harinya aku batuk disertai demam. Entah kenapa saat di Turkey tubuh ku payah sekali.

Kalian harus tahu, rencana aku untuk bercinta dengan suamiku sesering mungkin pun gagal. Karena Lisa tidak mau membuatku lelah. Akhirnya 2 hari stay di hotel, hari keempat baru aku dan Lisa menikmati hari terakhir di Turkey dengan menaiki balon udara dan wisata gurun lainnya.

Untuk Hana, aku sudah membujuk Lisa untuk menjadikan Hana anak kami secara hukum. Agar kami bebas memberi nama dan Hana resmi menjadi bagian dari keluarga kami. Namun Lisa belum memiliki waktu luang untuk mengurus persyaratannya. Dia melarangku untuk mengurus karena dia masih cemas padaku.

Aku tentu senang, setidaknya Lisa tidak menolak Hana untuk bersama kami. Dengan syarat nama harus menjadi Hana Kim Manoban, bukan Jeannie. Lisa tidak menyukai itu, menurutnya Jennie hanya satu dan itu aku hihihi.

Setiap hari Hana akan ikut bersamaku ke Rumah Sakit, sebenarnya tidak boleh namun bagaimana lagi. Aku harus bekerja, Lisa sudah menyuruhku untuk mencari baby sitter. Tapi belum ada yang cocok dengan hatiku, aku mencari yang tidak lterlalu muda dan tidak juga terlalu tua.

Lisa hari ini hanya flight domestik, dia akan ke Rumah Sakit agar pulang bersama nantinya. Setiap harinya rasa rinduku selalu bertambah padanya, entah kenapa tapi jika Lisa terlalu lama pergi, mood ku menjadi berantakan dan mudah emosi.

"Jen, bukankah lusa ulangtahun Lisa?" tanya Irene Eonni.

Kami duduk di bangku masing-masing, aku juga harus rekap data pasien hari ini. "iya lusa Lisa ulangtahun...aku sedang memikirkan kado untuknya. tapi aku belum dapat jadwal flight nya. apa Ugi Oppa sudah memilikinya? aku minta Eon" jawabku

Irene memeriksa ponselnya, "belum Jen, Bear juga belum mengirimkan jadwal terbarunya"

"menurutmu, aku harus membeli apa ya? aku bingung"

"beri service terbaik saja, Lisa pasti menyukainya daripada apapun yang kau beli" canda Irene.

drttttt drtttt drttttt

"Ugi Oppa" gumam Jennie.

"yoboseo, Oppa wae?"

"Jen, Lisa muntah-muntah sedaritadi. kami baru sampai Jeju, dan kita sedang di bilik toilet karena Lisa berlari tidak bisa menahan rasa mualnya" panik Ugi Oppa

"mual? apa yang Lisa makan sebelumnya Oppa?"

"seingat ku Lisa belum makan apapun selain bekal darimu Jen. huekkkk huekkk...haish kau ini jorok sekali, lihat mengenai tanganku astaga" jawab Ugi Oppa sambil mengomel

"Oppa tolong olesi Lisa krim yang ada di tasnya, olesi di dada, perut dan lehernya"

"honeyyyy, aku pusing dan mual honnnn huekkk ingin pula...huekkk saja aaaaaaaa" rengek Lisa

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang