Hari ketiga keluarga Jenlisa berada di Paris, setelah kemarin seharian bermain di pantai dan merayakan birthday Lian. Hari ini pun keluarga Jenlisa berencana akan mengunjungi Disneyland Paris dan ada request dari Ibu Negara bahwa dia ingin sekali makan malam romantis dengan pemandangan menara Eiffel. Tentu saja Lisa mengiyakan keinginan istri tercintanya itu.
"Nunna dimana boneka Dino milik Lian? kau melihatnya?" tanya Lisa. Mereka masih bersiap karena waktu juga masih pagi saat ini, sarapan sudah mereka lakukan tadi. "Na tidak tahu ddy" jawab Hana.
Lian menangis karena boneka kesayangannya itu hilang, ritual anak Lisa ini jika ingin uyyu harus ditemani boneka Dino. "Dad, apakah tertinggal di mobil? semalam kita turun dari mobil tidak ada yang membawa..masing-masing dari kita menggendong anak-anak" kata Jennie.
"ah iya kau benar Mom, Lian anak Daddy paling tampan..uyyu di mobil saja ne? agar kita langsung pergi tidak perlu naik ke kamar lagi, bagaimana? kita akan membeli ice cream hari ini, Nunna juga mau ice cream..ayo Daddy gendong sayang" bujuk Lisa.
Lian tetap menangis padahal dia sudah makan, seharusnya perutnya sudah kenyang tapi entahlah pangeran ini malah rewel. "bagaimana Mom? aku ambil bonekanya saja atau kita ke bawah bersama?"
"entahlah, Lian bukan ingin sekali bonekanya Dad..dia memang sedang rewel saja sepertinya..tapi badannya tidak hangat, tidak ada tanda-tanda bahwa dia sakit..huh anak Mommy yang tampan sudah sayang..nanti tenggorokanmu sakit hum. kita beli ice cream, Nunna sudah menunggu kita. gendong Daddy ne?"
Lian digendong oleh Lisa, tidak berhenti menangis. "Nunna bersama Mommy, mau jalan atau digendong?"
"jalan saja Mum" jawab Hana. "Lian tidak apa-apa, Nunna tidak perlu sedih nak" kata Jennie. Hana memang perasa, hatinya lembut, setiap adiknya menangis dia selalu ikut sendu. "Ian mau creyon Na? Na akan pinjamkan janan nanis Ian"
"pintarnya anak Mommy, Lian ingin segera pergi sepertinya. kita pergi sekarang saja ayo"
Jennie memegang tangan Hana dan membawa tas miliknya. Sedangkan Lisa menggendong Lian, dompet dan ponselnya ada di tas Jennie. Mereka berjalan bersama untuk menuju basement.
Sampai di dalam mobil pun Lian tidak berhenti menangis, bahkan sudah ada boneka Dino miliknya. Jennie dan Lian duduk di belakang sedangkan Hana di depan menemani Lisa. Benar-benar rewel Lian hari ini.
*******
Kantor Maskapai Korean Air
Seulgi yang mendengar saran dari Lisa pun kini mendatangi kantor Maskapai. Hari ini jadwalnya memang siang tapi Seulgi sengaja datang lebih pagi agar bisa bertemu dengan bagian SDM.Setelah menunggu setengah jam, akhirnya Seulgi bisa masuk ke ruangan. "selamat pagi Sajangnim" sapa Seulgi
"pagi Mr. Kang, silahkan duduk"
"terimakasih"
Setelah Seulgi duduk, "ada apa kiranya Mr. Kang ingin bertemu denganku sepagi ini..kau sudah berpakaian lengkap, ada jadwal?"
"ah nde Sajangnim, jadwalku hari ini penerbangan Domestik nanti siang. eumm tapi aku memiliki urusan denganmu terlebih dahulu"
Sajangnim menunggu Seulgi melanjutkan kalimatnya. "begini Sajangnim, aku sangat sadar bahwa aku berkeja untuk Maskapai..tentu harus mentaati aturan yang ada. tapi ada keluargaku yang membutuhkan waktuku juga Sajangnim. aku kesini dengan kerendahan hatiku, meminta untuk emmm huh meminta jadwal yang tidak terlalu padat Sajangnim" jelas Seulgi.
"kau seperti Mr. Manoban yang sangat mencintai keluarga..dia pun dulu meminta pelonggaran jadwal. hah, kami meminta maaf jika jadwal yang kami berikan ternyata menganggu jadwalmu dengan keluargamu. aku akan bicara dengan Supervisor. tapi sebelum itu kau harus bicara dengan Direktur Yu. hanya bicara saja, dia juga pasti memahami maksudmu" balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding Story
RomanceIn marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without. Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...