Semua orang yang ikut ke pemakaman Wendy satu persatu pergi. Di pusara masih tersisa Joy dan kedua orangtuanya, serta sahabat Wendy termasuk orang tua mereka. "kau berjanji akan menikahiku, kenapa kau ingkar lagi Wen? kau sudah menemui orangtuaku tanpa sepengetahuanku, kau melamarku kembali, tapi kenapa kau memilih pergi Wen, wae, waeeeeee?" lirih Joy.
Semua orang disana sama sakitnya seperti Joy walau pastinya Joy lebih sakit. Namun usia tidak ada yang tahu, bagaimana kita hidup dan dalam keadaan seperti apa kita mati. Semua sudah menjadi takdir Tuhan. "aku hanya ingin menikah denganmu, jika kau tidak ada..maka aku memilih untuk sendiri" gumam Joy
Joy berdiri dan berbalik ke arah Lisa, "aku belum bisa memaafkanmu, tapi aku sudah sedikit sadar. Wendy akan marah jika aku membuatmu merasa bersalah atas kematiannya, dia terlalu menyayangi kalian berdua, tiga sahabat pembuat onar, huh Wendy selalu bercerita padaku tentang masa lalu kalian, kemarin dia salah dan dia menyesal, selain jauh dariku, dia juga menyesal merusak persahabatan kalian, hmmm beri aku waktu, jangan mengusik dulu hidupku. biarkan aku memaafkanmu dengan berjalannya waktu..aku pamit duluan" ujar Joy.
Joy pergi tanpa menunggu tanggapan dari Lisa. "gomawo Joyi gomawo" gumam Lisa. Setelah melihat kepergian Joy dan orangtuanya, Lisa berjongkok di depan nisan Wendy. "hey pahlawan, kau meninggalkan Joy sendirian..kenapa kau tidak melawan?apa lawanmu sangat tangguh hingga kau kalah? Olaf kita bertiga diajarkan beladiri, kau pasti lupa gerakannya hingga kau kalah melawan penjahat itu..huh mianhe, aku terlalu lama menyimpan rahasia ini sehingga kau harus berkorban. tenang disana Olaf, aku janji akan melindungi Joy..dia aman bersama kami, terimakasih untuk pengorbananmu..aku menyayangimu Olaf, walaupun kau menyebalkan" ujar Lisa. "oh iya, Jennie sudah hamil, dia mengandung kami, aku senang, dan aku tenang karena Joy tidak berlarut membenciku, aku akan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya, bantu aku oke?" bisik Lisa pada nisan Wendy.
Karena disana ada orangtua Jennie dan Pharita jadi Lisa perlu berbisik pada Wendy. Kehamilan Jennie belum ada yang tahu kecuali Dokter Yonna, Seulgi, dan Irene karena mereka yang selalu bersama Jennie.
Silih berganti untuk saling mengucapkan kalimat penguat, selesai dengan urusan pemakaman Wendy. Lisa, Seulgi dan Pharita pergi bersama ke kantor Polisi, sedangkan Irene dan Jennie pergi bersama orangtua Jennie ke Rumah Sakit untuk bekerja. Hana ada di Rumah Sakit, dititip di ruangan bayi, karena tidak mungkin Hana diajak ke pemakaman.
•••••••
Ruang Interogasi
Sudah ada Lisa, Seulgi, Bogum dan Jackson di dalam. Menunggu kehadiran Hanbin yang sedang dijemput dari sel oleh petugas. Tak lama menunggu Hanbin masuk dengan keadaan masih di borgol, pakaian masih yang ia gunakan saat malam penangkapan."Lisa, Seulgi, lepaskan aku...aku mohon. aku tidak betah disini banyak nyamuk, lagipula untuk apa aku membunuh Wendy, astaga" adu Hanbin saat baru saja perintahkan untuk duduk.
"duduklah dulu kita berbicara Hanbin, kita memang sering olahraga bersama tapi kami juga tidak tahu apa kau punya maksud lain atau tidak" ujar Lisa
"maksud apa? Ya Tuhan...maksud aku olahraga ya untuk sehat Lisa Seulgi" balas Hanbin
"ekhem Tuan Hanbin bisakah kita serius terlebih dahulu" pinta Bogum. Hanbin mengangguk dia benar-benar tidak mengerti kenapa dirinya dibawa ke kantor Polisi dan perlu di interogasi.
"bagaimana anda bisa memiliki ponsel ini?" tanya Jackson
"ck dari semalam seharusnya kalian bertanya, jika hanya masalah ponsel...ponsel itu aku temukan di tong sampah dekat dengan minimarket daerah Mapo-Gu. aku ke minimarket karena pada malam itu aku sangat kelaparan setelah bermain game di komputerku..aku bermaksud membeli beberapa cemilan dan minuman disana. sebelum masuk G25 uangku terjatuh ke dalam tong sampah itu. saat aku meraba untuk mengambil uang, jackpot yang aku dapatkan, aku menemukan ponsel ini, ini ponsel keluaran baru siapa yang tidak mau, walaupun saya Dokter tapi jika dijual kan lumayan. aku belum menggunakannya, hanya saat dirumah sakit saja, sebelum pulang aku menyalakan dayanya ternyata itu masih hidup, namun aku melupakannya karena kawan game ku sudah menghubungiku berkali-kali. sampai kalian ada di depan rumahku berteriak-teriak. tentu aku terkejut Sir semalam mianhe" jelas Hanbin

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding Story
Roman d'amourIn marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without. Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...