Dengan segala jawaban meyakinkan, Dokter akhirnya memberikan Jennie izin untuk melakukan perjalanan udara. Dokter hanya khawatir karena Paris-Korea membutuhkan waktu lama, dan itu tentu tidak baik untuk janin yang masih sangat muda.
Saat ini keluarga Kim sedang duduk di ruang tunggu, mereka menunggu waktu take off sekitar satu jam lagi. Tentu Eomma Kim ingin anak dan cucunya nyaman, maka mereka semua duduk di bisnis class.
Hana dan Lian sebenarnya belum sembuh, mereka kini terserang batuk pilek. Rose dan Jisoo bertugas menjaga kedua anak manis itu. Mereka ikut ke Korea, cuti diperpanjang, walaupun setelahnya tidak akan mendapatkan cuti kembali karena sudah terpakai semua.
Jennie sedaritadi hanya menggerutu karena menurutnya waktu terlalu lambat, dia ingin segera naik pesawat dan pergi. Appa Kim sudah mengabari jika Lisa akan dibawa ke Korea besok pagi. Walaupun setibanya di Korea Jennie tetap belum bisa bertemu Lisa, tapi setidaknya dia sudah berada di rumahnya, lalu menunggu kedatangan suaminya.
"Eomma kenapa lama sekali? coba tanyakan lagi pada mereka" pinta Jennie sambil memelas.
"ya ampun Jen, pesawat sudah terjadwal..kita tinggal menunggu waktu keberangkatan saja kenapa berisik sekali? sabar sebentar nak" balas Eomma Kim
"aku hanya tidak sabar untuk bertemu Lisa Eomma, kau tidak mengerti perasaanku. lama sekali, huh sayang jika aku bisa berlari ke Korea maka aku akan lakukan" gumam Jennie
Bangun dari duduknya, Jennie berjalan kesana kemari dengan terus menggigit jari. Siapa yang bisa tenang kala pasangan hidup sedang berjuang antara hidup dan mati. Jennie tidak perdulikan lagi badannya, dia hanya ingin segera menemui Lisa, ingin segera tahu bagaimana kondisi Lisa.
"Jen duduklah, kau sudah berjanji pada Dokter untuk menjaga dirimu..jangan buat dirimu lelah dan tenanglah..ish dasar anak nakal" omel Jisoo
"beib sudahlah, Jennie akan diam jika dia lelah..wajar seperti itu, Lisa hidupnya, aku juga akan melakukan hal yang sama jika ini menimpa kita" lerai Rose
Jennie tidak peduli dengan Jisoo dan Rose, bahkan dia terkadang melupakan kedua anaknya. Sejauh ini Jennie hanya melamun, menangis, melamun dan menangis hanya itu. "sayang, aku ingin sekali memelukmu..aku ingin sekali menciummu, aku ingin kita menghabiskan waktu berdua lagi..aku mohon baik-baik saja. jangan terluka, Lisa aku mohon jangan terluka" batin Jennie sambil menatap keluar jendela.
"Mmy, Na mengantuk..Ian uga" kata Hana yang menghampiri Jennie sambil menunjuk Lian yang duduk dekat Chaesoo.
Jennie berjongkok, kini tingginya sejajar dengan Hana. "mianhe Mommy ne? huh anak cantik Mommy mengantuk?"
Hana mengangguk, Jennie tersenyum "tapi sebentar lagi kita akan naik pesawat. boleh Mommy minta tidurnya saat sudah di pesawat saja? agar nanti Mommy tidak kesulitan menggendong kalian"
"Na bisa menaan antuk Mmy..tapi Na lindu Mmy"
Jennie memeluk Hana begitu erat, air matanya kembali menetes. "mian, Mommy khawatir dengan Daddy..Mommy sedih Hana, Mommy tidak tahu bagaimana kondisi Daddy..maafkan Mommy ne? terimakasih sudah membantu menjaga Lian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding Story
RomanceIn marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without. Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...