OWS-24

3.2K 352 15
                                    

Keesokan  Harinya,
Jennie dan Lisa sudah siap untuk pergi berlibur, mereka akan pergi ke Turkey selama satu minggu.  Semua sudah baik-baik saja, Jennie hanya menunggu Lisa untuk menjelaskan mengenai dirinya yang tiba-tiba cuek.

"sayang, aku senang sekali...sudah sangat lama sekali kita tidak berlibur. semoga saja saat di Cappadocia kita bisa naik balon udara, semoga cuacanya mendukung" kata Jennie

Keduanya sudah berada di dalam taksi menuju Bandara, jika biasanya Lisa bekerja, maka sekarang dia yang akan menikmati penerbangan. "tentu aku juga senang hon, apalagi saat malam di ranjang hotel...awsshhhh"

Jennie mencubit pinggang Lisa, apa dia lupa jika ada supir taksi? bisa-bisanya dia membicarakan kegiatan ranjang. "malu tahu ih" omel Jennie. Lisa mecebikan bibirnya seperti bebek.

Membutuhkan waktu sedikit lama dari biasanya karena perjalanan cukup padat pagi ini. Jennie dan Lisa sampai dibandara. Kedua orangtua mereka tahu tujuan perginya Jenlisa. Walaupun hubungan Lisa dengan orangtuanya belum bisa dibilang membaik tapi sebagai anak, Lisa perlu meminta doa untuk keselamatannya dan istrinya.

Bukan Lisa tidak mau membongkar semuanya dengan cepat, dia sedang menunggu momen pas. Do-Ha sendiri juga sedikit memberi jarak pada Lisa. Jika berpapasan di kantor maskapai pun Do-Ha akan menghindari Lisa, entahlah apa yang dia lakukan.
•••••••
Jennie dan Lisa sudah duduk dikursi pesawat. Mereka tentu saja duduk di business-class seats. Penerbangan dari Incheon ke Istanbul Turkey membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam. Sehingga Lisa memilih kursi yang nyaman untuknya dan untuk Jennie.

Saat Lisa mendengar announce dari Pilot dia merasa bangga pada dirinya, biasanya dia yang melakukan itu. Saat Pilot menyebutkan namanya, Lisa tersenyum senang. "sayang, ada apa denganmu hum? kau tersenyum pada siapa bby?" tanya Jennie dengan  menyipitkan matanya penuh selidik.

"tidak..tidak huh kau kepo sekali dasar istri Lisa"

Karena Lisa menyebalkan, Jennie menaikan pembatas kursi. "aaaaaaa honey kenapa ditutup" rengek Lisa namun tidak didengar oleh Jennie.

•••••••
Rose PoV
Kemarin adalah hari dimana aku sangat malu sebagai manusia. Bagaimana bisa perasaanku harus tiba-tiba saja disidang oleh empat orang. Memang salah, aku akui itu tapi niatku hanya menyukainya bukan untuk merebutnya.

Aku akan menghapus daftar crush pada Lisa. Sialan, siapa menyangka akan sidang dadakan kemarin, malu sekali Ya Tuhan. Karena aku bukan type orang yang suka bermusuhan, hari ini aku berniat untuk datang ke Rumah Sakit tempat Jichunie bekerja. Aku juga bingung, selain dia marah karena aku suka dengan suami dari adiknya, kenapa dia sangat marah, padahal Jennie saja yang istri Lisa tidak semarah itu.

"apa Dokter Kim Jisoo ada?" tanyaku pada bagian pendaftaran. "Dokter Bedah Kim Jisoo..ada Nyonya, kau sudah membuat janji bertemu dengannya sebelumnya?"

"mmmm belum, bisa buatkan untukku?"

"ah apa ini kunjungan pribadi? karena aku lihat anda tidak membawa hasil lab atau surat rujukan apapun" katanya

"iya aku temannya, bisakah aku bertemu dengannya?"

"sebentar saya telfon dulu asistennya"

Aku menunggu hingga dia selesai berbincang dengan asisten Jichunie. Lama sekali huh, apa sesulit itu bertemu dengan Dokter? atau Jichunie tidak mau bertemu orang lain selain pasiennya?

"Nyonya, bisa langsung ke ruangannya saja ada di lantai 4 nanti asistennya menunggu disana" katanya

Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Akhirnya, aku harus memastikan jika hubungan pertemanan kami baik-baik saja. Aku pun naik lift untuk menuju lantai empat.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang