OWS-62

1.5K 264 5
                                    

Kediaman Chaesoo
Jisoo dan Rose kini tengah mencari kalimat terbaik untuk menjelaskan pada Jennie. Semua orang sudah tahu kabar mengenai hilangnya kontak pesawat yang Lisa bawa. Bahkan keluarga di Korea kini tengah sibuk kesana kemari mencari informasi ke maskapai. Pharita pun hingga datang langsung ke Vietnam untuk mencari tahu.

"sampai kapan kita harus menyembunyikan ini? tadi saja Jennie sangat kesal dengan Lisa karena tidak membalas pesan dan menelponnya" keluh Jisoo

Rose mengelus kepala Jisoo, "aku tahu beib, tapi ini tidak mudah..menurutku lebih baik sekarang Jennie membenci Lisa karena mengabaikannya, daripada Jennie tahu jika Lisa mengalami trouble dalam penerbangannya, yang bahkan kita saja belum tahu bagaimana nasib Lisa" jelas Rose

"tapi sampai kapan?"

Rose memeluk Jisoo yang duduk di pinggir ranjang, sedangkan dia berdiri di depannya. "sampai semua jelas, kita tunggu informasi dari kelurga kita oke? aku akan mengajukan cuti beberapa hari agar bisa menemani Jennie dan kau disini"

Di lain kamar, ada Jennie yang terus menggerutu, mengumpat, menyumpah suaminya karena tidak bisa dihubungi. Sekarang sudah pukul 11 malam tapi ketiganya belum tidur. Hana dan Lian hanya menatap ibunya dengan tatapan sendu.

"kemana Daddy kalian huh?! apa dia berselingkuh? LISAAAA kenapa tiba-tiba hilang kabar. seharusnya Daddy sudah mengabari kita dari sore tadi saat landing di Hanoi. tapi sampai sekarang Daddy tidak ada kabar huwaaaaa Lian Hanaaaa kemana Daddy"

Jennie dengan marah, merengek, bahkan dia sendiri bingung harus seperti apa. Perasaannya campur aduk, khawatir ada, kesal jelas, sedih jangan ditanya lagi. "kenapa kalian tidak tidur? besok Mommy janji..kita akan berbincang dengan Daddy oke? sekarang kita tidur..huh Mommy buatkan uyyu dulu untuk kalian" ucap Jennie dengan halus.

Anak-anak ternyata menunggu juga waktu mereka untuk berbincang dengan Lisa. Sebelum tidur siang tadi Jennie berjanji akan menghubungi Lisa, namun sampai mereka akan tertidur lagi, Lisa belum juga bisa dihubungi.

Jennie membuat susu dengan perasaan yang gundah, tapi dia tidak tahu apa penyebabnya. Saat Jennie kembali setelah membuat susu di meja rias, dia melihat anak-anak yang saling berpelukan. Jennie membuat susu di meja rias, karena sebelum masuk kamar dia menyiapkan air panas dalam termos, agar tidak perlu keluar kamar.

"babies, ayo minum uyyu..setelah itu kita tidur oke" kata Jennie. Pelukan anak-anak terlepas, mereka cemberut karena gagal berbincang dengan Lisa.

Jennie memberikan susu dalam gelas untuk Hana dan dalam mug untuk Lian. Setelah beberapa menit, susu itu habis ketiganya kini berbaring dengan Jennie berada di tengah-tengah mereka.

Sebelumnya Jennie sudah meminum susu hamilnya jadi dia sudah siap untuk tidur. "babies, kita berdoa dulu sebelum tidur..huh, Ya Tuhan terimakasih untuk hari ini. terimakasih atas hidup yang kau berikan untuk kami hari ini, lindungi dan berikan tidur yang baik untuk kami agar bisa kembali berkumpul esok hari, amen"

Jennie mengusap punggung kedua anaknya dengan nafas yang tercekat. Entahlah perasaan marah yang sedaritadi dia ungkapkan hilang begitu saja, tergantikan dengan perasaan sangat cemas. "Ya Tuhan, karena izinmu aku dan suamiku bersama. dan karenamu juga kami akan berpisah, dimanapun suamiku berada....tolong lindungi dia, huh tenangkan aku..jagalah dia untukku dan anak-anak...sayang, kenapa tidak ada kabar darimu? jangan buat aku khawatir. aku tidur dulu, aku tunggu kabar darimu" batin Jennie.
*******
"astaga Kapten, Ya Tuhan hiks wae? Kapten Kim" ucap Jiyoung. Salah satu crew pesawat yang selamat selain Han Sohee.

Setelah menyelamatkan penumpang, Jiyong beralih ke kokpit. Dia meringis saat melihat Kim Seonho yang tewas dengan keadaan tragis. Saat Jiyoung melihat ke arah Lisa, dia pun tak kalah meringis melihat luka wajah Lisa yang terdapat pecahan kaca.

Jiyoung memeriksa Lisa, dia bersyukur karena Lisa bernafas tenang. "Lisayaa, syukurlah kau masih hidup. aku akan menyelamatkanmu, tahan ne? ini pasti sangat sakit..Ya Tuhan kakimu terjepit bagaimana caraku mengeluarkan mu dari sini"

Lisa mendengar suara Jiyoung, dia sadar walau sangat lemah. "Jennie....Jennie sakit" lirihnya sangat kecil. "Lisayaa, aku berjanji akan menyelamatkanmu..tapi maaf jika membuatmu kesakitan, huh sebentar aku membawa ganjal dulu agar kakimu bisa keluar" kata Jiyoung.

Dalam waktu 2 jam akhirnya Jiyoung berhasil mengeluarkan Lisa dari flight deck setelah dibantu Han Sohee. Mereka yang selamat kini berkumpul di satu lokasi, dimana mereka aman dari derasnya hujan yang masih mengguyur wilayah itu.

"sementara kita bisa disini, hanya tempat ini yang menurutku cukup aman dari hujan" kata Jiyoung dengan suara yang cukup keras. Mereka menghabiskan waktu seharian untuk mengeluarkan korban selamat.

"Jennie....Jennie" rintih Lisa yang terbaring kaku dengan sedikit terkena cipratan air hujan. Tidak sepenuhnya mereka terlindung dari air hujan, dengan luka terkena air hujan membuat rasa perih bertambah. Tapi mau bagaimana lagi?

Bak perasaan yang tersambung, lirihan Lisa terdengar dalam mimpi Jennie. Terbangun dari tidurnya, Jennie membuka matanya yang tiba-tiba saja basah.

"sayang, dimana kau sebenarnya hem? kenapa hatiku terasa sakit sekali, beri aku kabar sayang aku mohon jangan begini aku tidak sanggup" gumam Jennie, setelahnya dia mengecup kening kedua anaknya.
*******
Siang hari di Hanoi Vietnam, ada Pharita yang meminta bantuan tim pencari. Pharita bahkan tidak segan membayar mahal untuk menyewa jasa pencari. Dia kini menaiki helikopter untuk memantau dari atas.

Sudah satu jam berkeliling sekitar Hanoi namun belum ada tanda-tanda adanya pesawat jatuh. "Nyonya, bagaimana jika kita mencari di daerah pesisir pantai?" saran ketua tim pencari.

"feeling ku mengatakan jika anakku tidak berada disana Sir..hum kita cari sekitar sini saja dulu" jawab Pharita.

Mereka pun terus melakukan pencarian di sekitar Hanoi, belum mencapai pegunungan hanya sekitaran pedesaan disana.

"dimana kau sebenarnya nak, jangan hilang seperti ini..Mommy yakin kau kuat, Mommy yakin kau berjuang dan bertahan untuk keluargamu dan untuk kami yang mencintaimu..huh beri Mommy pentunjuk Lisa" batin Pharita dengan air mata yang memaksa keluar.

Pencarian bukan hanya dilakukan Pharita, Appa dan Eomma Kim juga melakukan hal yang sama. Kemarin mereka datang mengunjungi maskapai untuk menanyakan kepastian lokasi terakhir Lisa. Hari ini Appa Kim dan Eomma Kim berniat untuk pergi ke Vietnam guna mencari dengan cara lain. Maskapai belum memberi jawaban hingga hari ini, Appa dan Eomma Kim menghubungi Pharita dan mereka akan melakukan pencarian bersama.

Usaha lain juga dilakukan Do-Ha, Ayah kandung Lisa. Dengan sedikit memohon, dia meminta bantuan relasinya untuk bisa menghitung titik terakhir sesuai hitungan menit dan kecepatan pesawat.

Semua orang berupaya mencari, bukan diam dan menunggu yang tidak pasti. Karena mereka yakin, orang yang dicari sedang menunggu bantuan dari mereka. Semua yakin Lisa masih hidup dan selamat.





TBC
dikit-dikit

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang