OWS-12

2.7K 275 2
                                    

"hon, bagaimana jika besok saat aku mengantarmu bekerja, aku pulang kerumah Mommy dan Daddy?" Tanya Lisa yang sedang melihat Jennie mengganti pampers Hana yang penuh. "waktu itu aku harus flight, tidak jadi menginap...besok menginap disana mau tidak?" lanjut Lisa

"aku terserah padamu sayang, kau benar waktu itu kita tidak jadi menginap. maka besok menginap saja, kau free berapa hari hum?"

"ah sebentar aku lupa dengan jadwalku....." Lisa membuka ponselnya untuk melihat jadwal flight  "......aku free besok saja, lusa akan flight international ke Dubai, ih tidak bersama Ugi hanya bersama Wendy saja yang aku kenal" jawab Lisa setelah membaca jadwal di ponsel.

"pukul berapa flight ke Dubai?"

"hum pukul 11 siang, kita bisa pulang pagi untuk bersiap" jawab Lisa

Hana sudah berganti pakaian menjadi setelan tidur, "iya Daddy Lisa, kita bersiap nanti..aku akan meminta Irene untuk menjemput kerumah kalau begitu. akan sangat sulit jika menyetir membawa bayi" jelas Jennie

"rencana yang bagus, hai Hana...umumu kau sudah wangi, tadi bau pesing hehe tidurlah, Mommy Jen dan Daddy Lisa ingin membuat bayi lucu lainnya. jangan ganggu kami" bisik Lisa diakhir kalimat

"apa yang kau bisikan pada Hana?" Jennie menatap curiga pada Lisa. "hanya berpesan untuk tidur nyenyak. honey, aku sedang ingin..bisakah kita bereproduksi malam ini?" ujar Lisa dengan menabrakkan kedua telunjuknya. 👉🏻👈🏻

"boleh sayang, setelah Hana tidur...anggap saja ini upahmu yang berhasil membersihkan pup Hana tadi. masih sakit keningnya?"

"sakit Mom, kepalaku sedikit berdenyut..lihat masih benjol kan? ini sakit, perlu dicium agar sembuh" manja Lisa

cup

"sudah, nanti aku kompres...tunggu sebentar yaa aku menidurkan Hana dulu" ucap Jennie

Lisa mengangguk dengan antusias, dia tak sabar menunggu Jennie di ranjang. Lisa sudah membersihkan tubuhnya tadi setelah sampai dirumah. Dinner bersama Irene dan Seulgi berjalan baik, tidak ada yang berbicara macam-macam.

"eh sebentar hon, mengapa Hana tidur di ranjang kita? nanti dia akan terganggu dengan guncangan"

"hah sayang, lalu Hana harus tidur dimana? kita tidak memiliki box bayi" jawab Jennie

Lisa berpikir, otak cemerlangnya berjalan. Melihat sofa yang berada di kamarnya membuat dia tersenyum.
"hon tidurkan Hana untuk sementara di sofa..look, sofanya cukup lebar. dan itu sangat nyaman aku membelinya sangat mahal aku yakin Hana akan nyenyak disana. tinggal halangi oleh guling bantal agar tidak terjatuh" jelas Lisa

"kau yakin? tapi aku tidak tega melihat Hana tidur disana" balas Jennie dengan melihat Hana.

"kau akan lebih tega jika membiarkan Hana tidur diranjang. dia akan terguncang honey...ah atau kita saja yang bereproduksi di sofa? ya ya bisa bisa aku bisa berbagai gaya tenang saja honey. aku tidak akan salah lubang"

Jennie tercengang mendengar celotehan Lisa. "hum terserahmu saja, sekarang jangan berisik oke? lihat Hana sudah mulai mengantuk. setelah dia tidur aku akan mandi terlebih dahulu" balas Jennie. "aku akan membuat susunya Hana. titip sebentar"

Jennie keluar dari kamar untuk membuat susu di dapur. "Hana? kenapa Ayahmu percaya pada kami untuk merawatmu? atau....Ayahmu mencoba mendekati istriku melalui mu? huh jangan harap, aku akan menjaga milikku sampai kapanpun. Ya Tuhan jika memang benar gosip mengenai Daddy, dia sangat bodoh karena berpaling dari Mommy. lalu apakah Jennie akan berpaling juga? tidak tidak dia bukan orang seperti itu. dulu untuk mendapatkan Jennie saja aku hampir gila dan menyerah. tidak akan mudah mendapatkan Jennie, apalagi melalui jalur penitipan bayi" Lisa berceloteh sambil mengelus pipi Hana. Bayi itu hanya tersenyum mendengarnya, mungkin dia anggap Lisa sedang mendongeng.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang