OWS-17🔞

5.7K 365 17
                                    

04.17AM
Lisa baru saja sampai rumah, sebelum masuk dia melihat ada mobil Seulgi, itu berarti sahabatnya mengikuti apa perintahnya untuk menemani Jennie. Lisa belum bisa melepas Jennie sendirian untuk menginap di kediaman Manoban, dan Jennie pun selalu beralasan jika diminta menginap di kediaman Kim. Lisa tahu pasti jika istrinya itu malas berdebat dengan kakaknya.

Saat masuk, Lisa disambut dengan keheningan dan gelap. Dia paham bahwa orang-orang masih tertidur, melangkah dengan pelan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Lisa pintar mengatur emosinya, jika mengikuti ego mungkin saja sejak kemarin saat Rose menceritakan tentang kehamilan Nayeon, dia bisa saja berbuat kasar pada Nayeon atau pada Daddynya. Namun semua Lisa tahan untuk membuktikan dengan caranya.

Lisa PoV
Saat masuk kedalam kamar, tak ada barang Hana tersisa disini. Apa Hana sudah dibawa Ayahnya? huh aku tidak peduli dengan itu, masalahku sudah banyak.

Belum selesai tentang kesuburan ku, kini kehamilan selingkuhan Daddy. Ya Tuhan cobaan hidup darimu untukku begitu indah. Untung saja aku memiliki berkat darimu, kau memberikan aku istri secantik dan setulus Jennie.

Aku melihat istriku sedang tertidur begitu lelapnya. Ponselnya dia genggam, pasti dia menunggu aku menghubunginya atau dia berjaga-jaga takut aku mengalami suatu hal buruk.

Aku segera membuka seragamku dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku begitu lengket karena perjalanan jauh, aku harus bersih agar nyaman saat istirahat nanti.

Keluar dari kamar mandi aku hanya mengenakan bathrobe, "arrgghhh kamjagiya, astaga honey kenapa kau mengejutkan aku. kenapa diam dekat lampu nakas" omelku

"sayang kenapa mengomel, aku terbangun karena kau berisik"

Perasaanku, aku sudah sebaik mungkin untuk tidak menimbulkan suara, huh atau itu perasaanku saja, dasar Lisa.

"hehe mian hon, yasudah tidur lagi saja. ini masih terlalu pagi untuk memulai hari, sebentar aku pakai baju dulu oke?"

Saat aku akan berjalan ke walk in closet, Jennie menarik bathrobe ku. Aku berbalik kearahnya, dan kami berdiri berhadapan. "kenapa buru-buru sekali hubby? apa kau meminum obatmu dengan baik saat di Dubai hum?" ujar Jennie dengan terus menatap mataku, tangannya sungguh nakal. Dia membuka ikatan bathrobe ku.

"aa...aku meminum obatnya dengan baik wifey" jawabku dengan kaku, hushhh Lisa ada apa denganmu mengapa kau terpaku tatapan tajam istrimu.

"benarkah?" tanyanya dengan berbisik di telingaku. "aku akan mengecek jumlah obat yang tersisa, awas saja jika kau berbohong" lanjutnya.

"ya cek saja, aku meminumnya dengan baik...aku menjadi anak penurut, jadi bisakah aku mendapatkan jatahku sekarang? kau sudah memancingnya untuk bertarung" balasku dengan melawan menggoda Jennie. Mata tajam ku pun terus melihat ke matanya dengan tangan yang lebih nakal, aku membuka satu persatu kancing piyama yang dikenakan Jennie.

"kenapa nakal sekali tidak memakai bra hum? kau mau pamer pada Ugi?" omelku

"aku melepasnya saat akan tidur, tenang saja..hanya kau yang bisa melihat dan bisa menyentuhnya sayangg"

Aku mendorong badan Jennie sedikit kasar ke ranjang. Ingat hanya sedikit kasar tidak terlalu, Jennie bagiku bagai barang mudah pecah yang harus aku jaga sebaik mungkin.

"come to play hubby" godanya.

Aku melempar bathrobe ku dan kini aku bertelanjang dihadapannya. Jennie membuka piyamanya dengan tergesa. "pelan saja wifey...kau tidak sabar bertarung huh?"

"diamlah, dan bantu aku palli" omelnya.

Aku membantunya untuk membuka piyama, semua aku buka hingga tak ada sehelai benang pun menutupi badannya.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang