OWS-20

3.7K 363 12
                                        

Keesokan Harinya
Keluarga Kim sedang menikmati sarapan mereka, termasuk Lisa. Semalam Lisa dan Jennie sudah membicarakan terkait masalah Lisa. Karena mereka paham medis, tidak ada hal yang diperpanjang. Appa dan Eomma Kim percaya proses pengobatan, mereka memberi semangat pada keduanya.

Karena hari ini weekend, Jennie akan ke Rumah Sakit jika ada hal darurat saja. "hari ini kalian akan kemana?" tanya Appa Kim

"emmm kalau Jennie dan Lisa akan kerumah Mommy dan Daddy, Appa" jawab Jennie

"huum, kalau Jisoo mau kemana?"

Semua pandangan tertuju pada Jisoo, mereka menunggu jawaban Jisoo. "ah aku sepertinya akan menemui temanku"

Appa dan Eomma Kim saling memandang dan tersenyum. Baru kali ini Jisoo mengatakan bertemu dengan teman, karena selama ini dia pribadi yang cuek dan lebih suka menyendiri jika bukan dengan Jennie.

"Eonni memiliki teman? woah siapa orang yang beruntung itu?" tanya Jennie dengan antusias.

Jisoo tersenyum manis, dia membayangkan betapa cerewet teman barunya itu. "tentu aku punya teman, rahasia..aku tidak akan memberitahumu"

"huh kau ini pelit sekali, siapa tahu aku bisa berteman dengannya juga" rajuk Jennie. Dia hanya menggoda Eonninya dengan merajuk, "ish kau tidak pantas merajuk, nanti saja aku beri tahu, aku juga baru kenal dengannya"

"nanti ajak temanmu kesini, Appa ada kerjaan jadi Appa pamit duluan. tak apa kan?"

Semua orang mengangguk, mereka tahu bagaimana sibuknya seorang Dirut Rumah Sakit besar. "Jennie, Lisa dan Jisoo hati-hati saat berkendara. Appa keruang kerja dulu"

Karena acara makan telah usai, maka maid segera membereskan meja. "Jennie dan Lisa pamit duluan Eomma, Eon..kenalkan aku pada temanmu jangan lupa" ucap Jennie dengan menaik turunkan alisnya.

Jisoo hanya menjulurkan lidahnya pada Jennie. Pemandangan ini baru terlihat lagi sejak Jennie memutuskan untuk menikah dengan Lisa. "huuu pelit, aku pamit ne..bye Eon, bye Eomma" Jennie mencium pipi keduanya.

"Lisa pamit juga Eomma, Nunna" Lisa menundukan kepalanya untuk berpamitan.

Keduanya berjalan keluar rumah, mereka akan kerumah orangtua Lisa. Do-Ha juga ada dirumah, jadi ini kesempatan mereka untuk berbicara pada orangtua Lisa.

20 menit perjalanan menuju kediaman orangtua Lisa. Sebelum turun, mereka saling bertatapan, mengerti jika satu sama lain sedang gugup.

"huh, mudah untuk berbicara pada Appa dan Eomma karena mereka paham medis. tapi akan sulit saat berbicara pada orangtuaku" ujar Lisa

"itulah tugas kita sayang, membuat mereka mengerti..ayo kita pasti bisa. tapi jika kau ragu, maka tak apa sayang, tidak perlu berbicara"

Lisa menggeleng, "tidak, aku ingin mereka menutup mulut untuk menuduhmu macam-macam....HUH selalu disampingku oke?"

Jennie mengecup ujung hidung Lisa, "jja, kita turun sekarang bby" ajak Jennie.

Keduanya pun turun dari mobil, menekan bel rumah. Ternyata yang membuka adalah Do-Ha, "uh jagoan Daddy, tumben sekali masih pagi kesini..hai Jen"

Jennie hanya tersenyum pada Do-Ha "Daddy mau tenis?" tanya Lisa

Do-Ha terkekeh, "tentu, sepeti yang kau lihat...Daddy akan tenis, Mommy ada di dalam. masuk saja, tapi Daddy harus pergi sekarang"

Lisa menahan tangan Do-Ha saat dia akan melangkah keluar. "bisakah kita bicara sebentar...ada hal yang harus aku dan Jennie bicarakan. ini penting Dad"

"a..apa yang akan kau bicarakan?" gugup Do-Ha

"apa Daddy ketakutan jika aku akan membongkar hubungan gelapnya? cih" batin Lisa.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang