OWS-70

2.5K 301 28
                                        

Waktu menunjukan pukul 3 pagi dini hari, didalam ruangan Lisa, ada Seulgi yang tertidur di sofa. Ruangan yang begitu hening, hanya di isi oleh suara alat yang terpasang di tubuh Lisa. Keheningan di kehidupan nyata, berbeda dengan alam yang sedang Lisa masuki.

Suara gemuruh, disertai jeritan dengan situasi pesawat yang di terpa hujan dalam kondisi akan terjatuh. Lisa hanya mematung melihat keluar dihiasi wajah istrinya, Jennie. Air mata menetes hingga akhirnya pesawat mendarat cukup kencang sehingga merusak beberapa bagian, termasuk bagian depan.

Kejadian yang begitu cepat kini memenuhi pikiran Lisa yang terbaring di ranjang Rumah Sakit. Lirihanya membuat Seulgi yang tertidur pulas pun terbangun.

"yakkk yakkk Lisayaa, apa aku bermimpi?" kata Seulgi lalu dia menampar pipinya dengan cukup kencang. "awshhh sialan ini sakit...ini bukan mimpi, sahabatku sadar..Ya Tuhan"

Seulgi berjalan dengan cepat menuju ranjang Lisa. Dia menangis bahagia melihat sahabatnya kini sudah memberikan reaksi walaupun dengan rintihan dan lirihan. "aku akan memanggil Dokter, tunggu oke tunggu" ucap Seulgi dengan senang.

Seulgi PoV
Mendengar rintihan Lisa aku terbangun dari tidur tidak nyamanku. Ternyata benar, sahabatku memberikan reaksi setelah 4 bulan dalam keadaan koma. Kini aku menunggu diluar ruangan karena Dokter ditemani Joy yang kebetulan shift malam ada didalam. Entah mereka sedang melakukan apa pada Lisa, karena menurutku ini sudah lama.

Aku sudah menghubungi Jennie, huh dia bahkan dengan cepat mengangkat panggilanku, aku tebak jika dia belum tidur atau memang sengaja menyimpan ponselnya dengan nada dering tinggi. Tentu saja Jennie senang, dia dalam perjalanan menuju kemari.

Huh semoga saja sahabatku benar-benar sadar, ya walaupun dia terkadang menyebalkan tapi hanya dia yang aku miliki setelah Wendy tiada. Hum, jika kalian bertanya mengapa tidurku tidak nyaman sebelum Lisa merintih? alasannya karena wanita yang menemuiku malam tadi.

Sialan, benar-benar sialan, saat itu aku sangat terpuruk karena Lisa belum juga ditemukan. Tepat pada hari ketiga Lisa belum ditemukan, aku frustrasi karena pihak maskapai juga slowrespon terhadap masalah. Aku yang begitu kesal pun berontak dengan tidak datang lagi bekerja. Keesokan harinya, aku yang sedih pun pergi ke sebuah club di distrik Gangnam. Tanpa diketahui Irene, karena aku bilang padanya jika ada urusan seputar Lisa.

Mabuk dengan parah membuat aku tidak sadar. Musik yang begitu kencang, membuat jantungku saat itu berdegup sangat cepat. Hingga ada wanita yang datang, untuk izin bergabung di tableku.
Dia terus berteriak menyuruhku untuk segera pulang, namun entahlah mengapa aku malah melihat bayangan Irene malam itu.

Hingga kejadian yang tidak pernah aku pikirkan terjadi begitu saja. Aku mabuk parah terbangun satu ranjang bersama wanita lain selain istriku sendiri. Karina wanita yang aku sentuh, dan aku yang mengambil keperawanannya. Sebut aku gila karena tidak bertanggung jawab, tapi bagaimana dengan Irene jika tahu.

Raga saja pengangguran terlihat santai, tapi isi kepala penuh dengan ketakutan dan masalah. Saat aku melamun, Jennie datang dengan nafas yang terengah. Aku yakin dia berlari untuk sampai sini dari parkiran.

"bagaimana Oppa?" tanyanya.

"tadi aku sedang tidur, namun aku mendengar Lisa merintih. karena aku takut bertindak salah, aku memanggil Dokter"

"ini sudah cukup lama sejak kau memanggilku Oppa, apa yang Dokter lakukan pada Lisa didalam sana astaga" lirih Jennie.

"tenang dulu, didalam juga ada Joy..kita tunggu nde? sudah jangan menangis"

Huh aku tidak tega melihat Jennie seperti ini, bagaimana dengan Irene jika tahu apa yang terjadi antara aku dan Karina. Shit, dulu aku yang marah pada Wendy karena berselingkuh, tapi sekarang aku yang..ah sialan. Tapi aku tidak sengaja, Ya Tuhan.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang