In marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without.
Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...
Keesokan Harinya, Pagi hari yang cerah namun angin yang berhembus cukup dingin. Membuat kepala keluarga masih terbaring tidur bersama anaknya, dengan nyaman. Semalam Hana sedikit rewel karena badannya hangat, Jennie tahu apa yang membuat anaknya ini demam. Itu wajar karena ternyata Hana tumbuh gigi lagi.
Hana ingin tidur bersama Jennie dan Lisa semalam, pertumbuhan Hana sangat baik apalagi sekarang dibantu Ahjumma dan Hana tidak perlu lagi ikut ke Rumah Sakit untuk dititipkan. "sudah tidak demam lagi iya? pintar sekali anak Mommy" ucap Jennie dengan mengusap kepala Hana. Padahal kedua bayinya ini masih tidur tapi Jennie sudah berceloteh.
Jika bukan tanggungjawab, Jennie memilih untuk dirumah saja, namun dia seorang Dokter yang tidak bisa libur seenaknya. Maka hari ini Jennie tetap akan pergi bekerja. Setelah mengecup dua bayinya, Jennie memilih untuk mandi terlebih dahulu, sebelum dia akan memasak sarapan pagi ini. Untuk mpasi Hana juga sudah mendapatkannya, walaupun dengan porsi yang masih sedikit. Setidaknya Hana akan mengenal rasa selain susu yang dia konsumsi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat Jennie selesai dengan acara mandi paginya, dia melihat Hana yang sudah terduduk sendiri di ranjang. Sedangkan bayi besar satu lagi masih tetap tertidur pulas. "uh anak Mommy sudah bangun nak, gusi mu sakit hmm..itu tandanya gigi Hana akan tumbuh lagi, jadi gigi ini nanti akan ada temannya" kata Jennie yang meraih tangan Hana agar keluar dari mulutnya. Jennie masih mengenakam bathrobenya, "mummum" celoteh Hana. Seiring berjalannya waktu bayi cantik ini sudah bisa berceloteh memanggil mum pada Jennie dan dadada pada Lisa. Celoteh Hana masih satu arah, dan Hana sudah bisa mengerti kata 'tidak'.
"iya sayang, haus hum? mau uyyu? Mommy akan meminta Ahjumma untuk membuat uyyumu sebentar oke" kata Jennie dengan segera meraih ponselnya untuk menelpon Ahjumma, karena dia dan Lisa membiasakan diri untuk tidak berteriak di rumah. "Ahjumma, tolong buatkan susu Hana..nde aku tunggu" ujar Jennie dalam panggilannya.
"Mommy sudah meminta uyyu, Hana tunggu ne? Mommy kedinginan..sebentar...Dad, sayang..Daddyyyyy, Hana bangunkan Daddy" pinta Jennie. Hana belum mengerti apa yang Jennie ucapkan, namun karena Jennie menyebut Daddy dengan cepat Hana melihat kesampingnya dan mencubit kecil pipi Lisa dengan tangannya. "dadadada nun daaaaa" celoteh Hana.
"Eughhh wae? Daddy masih mengantuk nak. waeeee" rengek Lisa. "nun daaaaaaa, mumummum" ucap Hana dengan menurunkan badannya lalu memeluk kepala Lisa.
"Daddy, titip Hana sebentar..aku ingin pakai baju dulu, baru selesai mandi" ucap Jennie. Mendengar Jennie selesai mandi, dengan semangat Lisa terbangun dari tidurnya. Dia menahan tangan Jennie yang baru saja akan bangkit dari duduknya. "astaga ada Dad, kau mengejutkanku" omel Jennie.
"kenapa buru-buru sekali pakai baju hum? Mommmmmm sudah satu, dua, lima, enam hah sudah enam hari aku tidak mendapat jatah..bisakah? hehe" cengir Lisa sambil menghitung menggunakan jarinya.
"ya ampun LISA, ada Hana kenapa mesum sekali" sewot Jennie dengan menutup telinga Hana.
Lisa mengerucutkan bibirnya, "huh, ne ne baiklah..tapi hari ini sarapan dibuatkan Ahjumma, aku yakin akan terlambat jika harus membuat sarapan juga, tak apa kan?" bujuk Jennie, Lisa sedikit pemilih untuk makanan, terbiasa dengan buatan Jennie membuat lidahnya terkadang tidak cocok jika buatan orang lain.