OWS-78

1.8K 257 38
                                    

"astaga aku lupa mengisi daya ponselku, huh tapi sebentar lagi juga pulang. ini sudah pukul 7 malam" gumam Lisa

Lisa segera membereskan barang-barangnya, "Lisa, bisakah kau mempelajari satu pekerjaan lagi? ini harus segera dikerjakan karena laporan ini akan di rekap per satu bulan" kata rekan kerja Lisa, dia yang selama ini mengajari Lisa mengenai pekerjaannya.

Lisa ingin sekali menolak karena dipastikan Jennie sudah menunggunya, namun bagaimana lagi jika sudah diminta seperti ini. "nde Samchon aku akan mempelajarinya tolong ajari aku"

"ah baiklah jika seperti itu, aku akan lebih cepat membereskan tugasku untuk mengajarimu. ah pekerjaanku juga belum aku sentuh sama sekali hahaha"

Lisa kembali belajar, kembali bekerja dan kesalahan yang dia lakukan adalah membiarkan ponselnya dalam keadaan mati.

Di kediaman Jenlisa, ada Jennie yang sedaritadi melenguh kesakitan. Beberapa kali dia sudah menghubungi Lisa, Jennie ingat jika Lisa sudah berjanji akan menemani Jennie melahirkan. Dulu saat Lian, Lisa tidak menemaninya namun anak kedua ini Jennie ingin Lisa yang menemaninya.

"huh sabar nak, Mommy menunggu Daddy..uhhh awwwshhh Daddy ingin menemani kita nanti sayang. sabar sebentar nde" lirih Jennie.

Hanya Lisa yang dia hubungi, bahkan orang yang ada dirumah tidak tahu jika Jennie sedang kesakitan. Jennie ingin Lisa menjadi orang pertama yang tahu jika dia sedang kontraksi dan akan segera melahirkan.

"huh sabar sayang, kita panggil Daddy lagi oke"

Jennie terus berusaha menghubungi Lisa, namun bukan Lisa yang mengangkat melainkan operator yang berbicara jika ponsel yang dia hubungi tidak aktif. "apa Daddy begitu sibuk hum, uhhh Ya Tuhan sakittt"

Jennie memutuskan untuk menelpon Seulgi, dia ingin bertanya mengenai suaminya. "Oppa, apa kau masih di kantor?" tanya Jennie.

"aniyo, aku sudah dirumah Jen..apa Lisa belum pulang?"

"belum Oppa, awshhh shhhh..ahhhh sakit" rintih Jennie. "kau kenapa Jen? hallo Jennie? Jennie kau kenapa?" panik Seulgi.

Ponsel yang Jennie genggam terjatuh, Jennie mencoba untuk turun dari ranjang. Semua anggota dirumah sudah makan malam, karena Jennie merasa lemas dia memilih untuk ke kamar duluan. Hana dan Lian masih di ruang keluarga bersama Ahjumma Ahn.

"Ahjumma" teriak Jennie walau tidak sekencang biasanya. Jennie sudah lemas, rasa sakit menjadi bertambah seiring berjalannnya waktu. "Ahjummaaaa tolonggg"

Diluar kamar, "jumbaa kau mendengal Myy berteliak?" kata Hana. "Mommy? ahh biar Ahjumma lihat dulu nde, kalian tunggu disini" balas Ahjumma Ahn.

Kakek dan Nenek Hana tadi sore datang untuk sekedar bermain dan memberi mainan pada Hana. Dengan segala cara mereka terus membujuk Hana untuk ikut di belakang Jennie, namun jangan lupa jika Hana anak yang pintar. Dia tentu menolak dan selalu menjawab "dicini lumahku, ada Ddy and Myy lalu Ian dan adik bayi, lalu jumba atu dan jumba dua, lalu Jussi..Na tida mau ikut dengan kalian".

Ahjumma Ahn berjalan ke arah kamar Jennie dan Lisa yang berada di lantai satu. "Nyonya? kau baik-baik saja? Nyonya?" panggil Ahjumma Ahn.

Dengan sisa tenaga Jennie, "Ahjumma tolong, sakit" rintihnya. Ahjumma menempelkan telinganya di pintu, dia dengan jelas mendengar rintihan Jennie. Tanpa menunggu lama, Ahjumma masuk ke dalam. Dia terkejut karena Jennie sudah berada di bawah ranjang.

"astaga Nyonya...Ahjumma akan menyiapkan semua. Nyonya tahan sebentar nde"

Ahjumma Ahn berlari untuk meminta bantuan Ahjumma Lee dan Ahjussi untuk segera menyiapkan mobil. Ahjumma Ahn dan Ahjumma Lee membantu Jennie berdiri, dan membopong ke mobil yang sudah Ahjussi siapkan.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang