Keesokan Harinya,
Pasangan menikah yang masih terlelap, saat waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Jennie dan Lisa begitu kelelahan setelah semalam mereka melakukan aktivitas ranjang lagi dan lagi.Namun tak lama dari itu, salah satunya sudah mulai menggeliat. Lisa menjadi orang pertama yang bangun dari tidurnya. Mereka memang tidak tidur berpelukan, badan mereka terasa lengket sehingga kurang nyaman jika menyatu dalam pelukan.
Lisa bangkit dari tidurnya dan terduduk di ranjang dengan bersandar pada headboard. Meraih air putih untuk ia minum, setelah merasa dirinya sudah sepenuhnya sadar. Lisa melihat ke arah istrinya yang masih tertidur sangat pulas. Selimut yang hanya menutup bagian tubuhnya hingga dada membuat bahu indah Jennie terlihat.
Lisa kembali tidur menyamping dengan menumpukan kepalanya di telapak tangan yang sikutnya dilipat. Memandang wajah Jennie yang begitu cantik, bahkan tanpa mengenakan hiasan sedikit pun. Tangannya mulai terangkat untuk mengelus lembut wajah Jennie, namun dahi Lisa mengkerut kala merasakan wajah Jennie hangat.
Lisa memegang kening Jennie bergantian dengan lehernya, itu panas. "wifey kau demam" gumam Lisa.
Lisa masuk kembali ke dalam selimut, dia mencoba membawa Jennie dalam pelukannya untuk melakukan skin to skin. Ini cara ampuh untuk meredakan demam dengan cepat.
Jennie merasa terusik dalam tidurnya, "bby kau sudah bangun sayang, ada apa?" lirih Jennie
"hon kau demam, peluk aku honey..jangan sakit wifey aku mohon, kita akan berkeliling disini, mian karena membuatmu kelelahan bercinta denganku" cemas Lisa, dia merasa bersalah karena terus mengajak Jennie bercinta.
"bukan karena bercinta sayang, sepertinya aku demam karena mandi terlalu lama"
Jennie masuk ke dalam pelukan Lisa, mereka berpelukan erat. "hon payudaramu terasa sekali hehe itu sintal, kenyal, dan menggoda"
"bby, aku sedang lemas sayang. diamlah, atau aku tarik penismu itu hingga putus" ancam Jennie. "astaga tega sekali, nanti apa yang akan memuaskanmu jika itu putus?"
"jarimu" singkat jennie
Keduanya terus berpelukan, Jennie demam membuat Lisa memutar otaknya untuk mengubah acara liburan mereka. Ada beberapa lokasi yang seharusnya mereka datangi hari ini, bahkan Lisa sudah membeli tiket. Tapi jika Jennie sakit, akan lebih bahaya jika dipaksakan.
•••••••
Kediaman Manoban
"Dad, kau tenis hari ini? bukankah baru pulang tadi pagi. sekarang sudah tenis lagi, apa kau tak lelah?" tanya Pharita yang daritadi duduk sofa di depan tv."tidak, aku tidak lelah..aku sudah berjanji untuk tenis hari ini bersama Pilot lainnya. so, aku harus datang karena tidak enak jika tak datang" balas Do-Ha
"hum pergilah, hati-hati saat berkendara"
Do-Ha mencium kening istrinya, dan berlalu begitu saja. "untung saja aku sudah membawa chip memory dari dashcam. aku penasaran, kenapa dia bisa sesering itu untuk tenis" gumam Pharita
Pharita menelfon kenalannya untuk meminta bantuan. Pharita sudah mencium keanehan pada suaminya sedari dulu, namun semua itu terutupi kala rasa cinta yang dia miliki terlalu besar untuk Do-Ha.
•••••••
Mike kenalan Pharita yang akan membantunya mencari tahu mengenai Do-Ha. Chip sudah dimasukan ke dalam laptop milik mike. "akan sangat lama sekali jika kau mencarinya satu persatu..aku akan membantumu secepatnya" ucap Mike"itulah maksudku meminta bantuanmu Mike, terimakasih sudah meluangkan waktu...aku penasaran dengan suamiku yang semakin lama semakim rajin pergi tenis, padahal dia baru pulang bekerja...tidak ada capeknya sama sekali" balas Pharita

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding Story
RomanceIn marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without. Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...