OWS-19

3.8K 352 6
                                        

Masih dihari yang sama,
Rose yang seharian tertidur karena lelah bekerja, dia kelaparan dan berniat untuk pergi ke minimarket yang dekat dengan Apartementnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, memang Rose belum makan sedari sampai ke unitnya. Rose terlalu malas untuk memasak, dia memilih membeli ramyeon instan saja.

Jisoo PoV
Hari ini begitu melelahkan untukku, bayangkan saja, aku harus melalukan dua operasi besar hari ini tanpa pulang kerumah dihari sebelumnya, karena terlalu larut jadi aku putuskan untuk menginap kemarin. Lagipula jadwal operasi pertama itu sangat pagi. Badanku pegal dan sangat mengantuk. Sebenarnya Appa menawarkan untuk memakai jasa supir untukku dan Jennie. Tapi kami menolak dengan alasan, lebih nyaman berkendara sendiri.

Aku melihat ada supermarket di depan sana, aku sangat mengantuk butuh sesuatu yang enak dan menyegarkan. Sesekali memakan ramyeon instan boleh kan? apalagi ditambah dengan beer kaleng, itu sangat membantu untukku saat ini.

Setelah memarkirkan mobil, aku turun dan berjalan masuk ke dalam supermarket. Tidak ramai hanya beberapa orang saja, cocok untukku yang terkadang introvert.

"woah, rasa apa yang harus aku makan sore ini? sstttttt mereka terlihat sangat enak" gumam seorang wanita disampingku. Kebetulan aku juga sedang memilih ramyeon instan mana yang akan aku makan.

Dia masih memilih, aku pun jadi ikut bingung memilih yang mana. Jujur saja aku jarang sekali makan makanan instan seperti ini, Eomma selalu memberiku nasihat panjang tantang buruknya mengonsumsi makanan instan. Membuatku dan Jennie sangat jarang bahkan bisa dihitung jari memakan mie instan.

"ini saja, aku membutuhkan yang pedas huh...ck yaaa ditambah beer akan sempurna" gumamnya lagi.

Aku mengikuti apa yang dia bawa, karena sebelumnya aku sudah membawa beer kaleng. Aku langsung pergi ke kasir untuk membayar, tak lupa juga aku membeli odeng untuk pelengkap.

"dimasak disini Nona?" tanya Kasir

"ya" jawabku

Setelah dia menghitung jumlah belanjaanku, aku diarahkan menuju air panas. Syutttt jangan bilang Eomma jika aku akan menikmati makanan ini, telingaku bisa panas nanti mendengar nasihatnya.

Saat membuka satu persatu bumbu, tak sengaja aku menyobeknya dengan cukup kencang sehingga itu berceceran. "omo, pelan-pelan saja Eon..ini ada gunting kenapa tak digunakan?" ucapnya.

Saat aku melihat ke arahnya, mataku membulat begitupun dengannya. "heol, kau wanita ban bocor itu kan? huh kembalikan guntingnya..mau aku pakai" sewotnya membawa kembali gunting dari tanganku.

"itu tidak akan enak, bumbunya sudah tumpah sebagian. lebih baik beli lagi saja. aku akan membantu membuka bungkusnya. terkadang manusia itu butuh bantuan dari orang lain....tidak bisa hidup sendiri, bersosial juga perlu" gumamnya namun aku mendengar jelas ucapannya.

Entah kenapa aku menuruti ucapannya, aku membeli lagi satu cup dengan rasa yang sama. Setelah membayar, dia masih menunggu di tempat yang sama. "kemari, aku sangat handal membuat ini...kita punya selera yang sama. bahkan beer yang kau beli juga, huh maafkan aku jika aku menakutimu mungkin malam itu...aku hanya berniat membantu"

Dia terus saja berbicara, bawel sekali. Aku belum sempat membalas ucapannya dia sudah berucap lagi. Ngomong-ngomong dia sangat tinggi, bahkan untuk menatap wajahnya aku harus mengadah.

"nah, selesai..kau mau makan disini atau di mobilmu? aku sarankan makan disini saja, mau bersama? ayo kita duduk diluar" cerocosnya.

Mengapa dia hobi sekali berbicara, sangat tidak cocok denganku yang irit kata. Aku hanya mengangguk dan dia berjalan lebih dulu. "terimakasih Samchon, aku makan dulu diluar..jika aku ingin menambah, berikan aku diskon atau hutang hehe" ucapnya pada Kasir.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang