OWS-61

2.6K 341 50
                                        

Dua minggu berlalu begitu saja, waktu berjalan dengan cepat bagi mereka yang menikmati harinya. Berbeda dengan Jennie yang sedang merasakan moodswing karena kehamilan keduanya, ditambah Lian dan Hana yang rewel. Entah kenapa, biasanya Hana menjadi anak yang penurut namun berbeda sudah tiga hari ini. Hana sudah merasakan rindu pada Lisa, kita tahu jika keduanya menjadi sangat dekat sejak saat itu.

Sama dengan Hana yang rewel, Lian lebih sering menangis. Terkadang dia masih ingat dengan uyyu, tapi yang lebih aneh, Lian menangis tanpa alasan apapun. Bahkan tadi Jennie yang sudah stress dengan tangis Lian akhirnya memberikan kembali uyyu, namun Lian menolak.

"astaga cukup! Mommy bingung harus seperti apa..Ya Tuhan huwaaaa Lisaaaaa" rengek Jennie.

Jisoo bekerja begitupun dengan Rose, hanya ada Jennie dan anak-anak. "Nunna, wae wae wae? apa tidak lelah merengek? ada apa denganmu hum? biasanya kau membantu Mommy tapi kenapa kau juga ikut menangis huwaaa Mommy bingung Nunna"

"Ddy" cicit Hana sambil menangis tersedu, hidungnya merah matanya sudah sayu. Sebenarnya dia mengantuk, tapi dia ingin menangis terlebih dahulu karena mengingat Lisa.

"Daddy akan menjemput kita kesini, Nunna sabar sebentar lagi oke? bantu Mommy nak jangan rewel seperti ini, Nunna tidak biasanya banyak menangis..kita akan call Daddy sebentar lagi, Daddy akan landing di Hanoi"

Anak itu menggeleng, dan terus menangis hingga air matanya bercucuran. Sama dengan Lian yang tidak biasanya juga terus bergumam "Dy", Jennie semakin pusing dengan kedua anaknya ini.

Jennie ikut menangis disana, untung saja mereka di kamar. Ketiganya tengah duduk melingkar di ranjang, menangis dengan alasan masing-masing. Tak lama dari situ ponselnya berdering.

Jennie mengambil ponsel yang ada di nakas. Saat melihat, nama Irene Eonni tertera disana. "wae Eon" dengan suara Jennie yang parau.

"kau sudah tahu? Jennieyaa..aku harap kau selalu kuat, kau ingin aku menyusulmu?" kata Irene

"Eon aku sedang tidak mood, ditambah kedua anakku yang terus rewel. dan by the way..apa maksud kau sudah tahu?"

"ah begitu? emmm kau bersama siapa dirumah? ada Jisoo atau Rose disana?" tanya Irene

"ani, aku hanya berempat dengan anak-anak. ditambah maid, tapi dia sedang mencuci pakaian..wae Eon?"

"baiklah, aku emmm..aku ada perlu dengan Jisoo..bye Jen"

Irene menutup panggilan dengan terburu-buru. Jennie merasa aneh dengan tingkah sahabatnya ini. Karena kedua anaknya masih rewel, Jennie tidak ambil pusing dengan kelakuan Irene.

Di Lain Tempat,

"Sajangnim, bisakah cari lebih baik lagi? kau bisa akses melalui apapun ke pesawat itu" sewot Seulgi. Direktur Yu hanya menghela nafasnya, disana juga ada Karina yang kebetulan sedang bersama Appa dan Eommanya disana.

"sipit bisakah kau tidak terus menekan Appaku? aku tahu Lisa itu sahabatmu, tapi tim juga sedang berjuang untuk menemukan sinyal pada mereka" omel Karina

"aku tidak peduli seandainya aku dipecat keesokan harinya..aku hanya ingin sahabatku selamat! cari dengan benar Tuan Yu!" bentak Seulgi

"diamlah Karina, diam bersama Eomma disana..Appa perlu bicara dengan Kapten Kang" kata Direktur Yu. "mari bicara dengan baik Kapten Kang"

Seulgi duduk di hadapan Direktur Yu, dia terus memaksa untuk para tim pencari dengan cepat bisa menemukan sinyal dari pesawat yang kini sedang Lisa jalankan ke Hanoi. Pesawat tiba-tiba saja hilang sinyal saat melewati pegunungan Dong Van. Sebenarnya hanya tinggal beberapa menit menuju landing, tapi pesawat itu hilang kontak.

Our Wedding Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang