Happy reading !***
"Kebagian jaga kamu sekarang?"
Tanya mas Windu padaku yang baru masuk lewat pintu UGD."Yes"
"Udah sembuh emang?"
Tanya mas Windu lagi dan memperhatikanku dari atas ke bawah."Mas... emang tenaga kesehatan boleh cuti lama-lama?"
"Gak boleh dong... bahkan sebenarnya gak boleh sakit, pasien gak bakal percaya kamu sakit. Harus tetap jaga dan siap sedia di mintai bantuan 24 jam."
"Hahaha, benar banget itu mas Windu. Tenaga Kesehatan, harus profesional dalam tugas bagaimanapun keadaannya. Melayani dengan hati."
Kali ini dokter Dimas yang berbicara."Loh dokter tumben sampai pukul 16.00 gini."
Tanyaku penasaran, biasanya dokter umum jaga hanya sampai pukul 14.00 di puskesmas, tetapi pelayanan konsultasi via telephone harus siap 24 jam."Nunggu mami, tadi bareng aku, gak bawa motor dia. Daripada bolak balik harus pulang dulu dan nanti harus jemput kesini lagi, mending kan nunggu di sini"
Katanya santai sambil minum susu kemasan rasa strawberi.Dokter Dimas adalah salah satu dokter umum disini, beliau memang anak salah satu bidan senior di Puskesmas ini, ayahnya dulu juga perawat senior di sini, namun sudah dipindahkan tugas menjadi Kepala Puskesmas di Kecamatan sebelah.
"Oh..."
"Mba, kemarin bener sakit appendic?"
"Hmem"
"Kok bisa?"
"Ya bisa..."
"Keren ya kalau Rumah Sakit Swasta itu, hari minggu dokter spesialistnya gercep banget kalau ada pasien."
"Butuh uang dok, cicilan banyak."
Kali ini mas Windu yang menyaut asal."Sok tau kamu mas Windu, dokter bedahku gak ada cicilan ya.... kayanya."
Ucapku percaya diri, namun ada rasa ragu di akhir pernyataanku."Hahaha kayanya... tapi emang Rumah Sakit itu terkenal bagus sih, pegawainya juga ramah-ramah. Pelayanannya cepat juga. Kemarin kamu umum ya?"
"Gak, pake BPJS"
"Lah kok gak minta surat rujukan kesini dulu mba? Gak diribetin karna gak ada surat rujukan emang?"
"Ndak sih"
"Kan dari diagnosanya gak harus operasi cito ya?"
"Hmm elektif"
"Nah kan berati emang bagus Rumah Sakitnya, gak ribet. Sayang ya di kota, terlalu jauh dari sini. Alur rujukan sekarang juga gak bisa seenaknya sendiri."
"Bedah terbuka kan ya mba kemarin?"
Tanya dokter Dimas padaku."Laparoskopi dok"
"Pake dokter siapa mba?"
"Narve"
"Baru dengar nama dokter Narve"
Kata mas Windu penasaran."Masih muda mas Win, praktek di RSSA juga beliaunya."
"Loh iya ta dok?"
"Iya, dulu pas saya coass beliau masih residen bedah"
"Orangnya ganteng ya dok"
Celetuk mahasiswa magang yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan kami."Haha kamu tau orang ganteng juga ya dek, tapi orangnya cuek."
"Oh ya?"
Tanyaku penasaran."Iya, dulu waktu saya masuk stase bedah, beliau kan sudah jadi residen senior. Salah satu adik didiknya teman dekatku. Dia cerita kalau beliau gak kaya residen pembimbingku yang suka ngasih catatan atau informasi tentang dunia pembedahan. Kalau temanku gak ada pertanyaan ya beliau diam. beliau juga tipe-tipe orang yang suka jalan sendiri, kaya nulis resep sendiri, kunjungan ke pasien sendiri dan banyak lainnya sih. Jadi temanku harus aktif sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU CIRCLE
Teen FictionCircle cenderung mengarah pada lingkaran atau kelompok pertemanan. Sama halnya dengan seorang gadis yang bernama Erine Rose Defiana, dia mempunyai sahabat bernama Whily yang selalu ada untuknya. Persahabatan itu semakin hari tumbuh menjadi cinta. Na...