Three

257 14 1
                                    

Berjalan menuruni tangga gedung A dan masuk ke loby gedung B. Kampus hari ini terlihat sepi, hanya beberapa mahasiswa dan staff yang terlihat di kampus ini, mungkin karna hari minggu kebanyakan mahasiswa libur, hanya beberapa saja yang masuk karna ada kepentingan. Aku ketok pintu kaca yang bertuliskan ruang kaprodi tersebut, dan masuk kedalam ketika ada jawaban dari dalam.

"Er, jadwal pkl semester dua tolong dibagikan ke teman kamu ya, besok ada pembekalan dengan bu Dina dan bu Siska ya di ruang tiga A pukul 07.00 WIB"

"Baik bu terimakasih"
***

Acara pembekalan praktek kerja lapangan berjalan dengan lancar, aku mendapat jatah praktek selama sebulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Candra. Karna masih semester dua, aku belum dapat jatah di ruang bersalin atau nifas. Hanya di ruang rawat inap kelas tiga.

Pagi-pagi sudah siap dengan baju putih-putih dan kerudung senada, bagi yang tidak memakai kerudung seperti Nilla temanku, wajib memakai harnet. Sepatupun yang biasanya kita saat kuliah memakai fantovel warna hitam kini berganti warna putih dengan hak sepatu tidak boleh lebih dari 3 cm.

Siap untuk mengikuti apel pagi dan orientasi pukul 6.30. Sang moderator yang aku tau namanya kak Berty memberitahu peraturan selama kami magang di sini. Setelah orientasi, aku, Nilla, Fya, Dian, Riya, dan Devi yang mendapat praktek di ruang Melati selama 2 minggu, bergegas mengunjungi ruang tersebut dan menemui kepala ruangan yang bernama bu Yuni.

Bu Yuni memberitahu tugas kami selama praktek nanti seperti membantu pekerjaan perawat bangsal mengoplos obat, ttv, verbed saat pagi hari, memberikan terapi obat maupun injeksi sesuai advis dokter. Hari itu kita hanya sebatas orientasi dan pembagian jadwal shift.

Dihari pertama aku mendapatkan shift malam selama 2 hari, kemudian lanjut sore 2 hari dan pagi 2 hari. Kita mendapat libur 1 hari di hari minggu. Selama 2 minggu di ruang Melati, kami diwajibkan membuat asuhan keperawatan minimal dua pasien dan melengkapi prasat-prasat yang ditargetkan oleh kampus, nantinya prasat tersebut akan diawasi oleh perawat pembimbing di Rumah Sakit.

Prasat tersebut seperti menghitung tetesan infus, memasang infus, pemasangan kateter, rawat luka dan masih banyak lainnya. Kita harus mencapai target tersebut kalau tidak ingin molor lulus kuliah. Berat ya sekolah kesehatan itu ternyata? Tapi asik kok kalau kita bener-bener ikhlas dan menikmati setiap prosesnya.
***

Malam hari keesokan harinya, aku dan Devi yang kebagian jaga malam berangkat 30 menit sebelum pergantian shift. Pukul 20.30 WIB, aku sudah memasuki gerbang utama pintu Rumah Sakit. Mengikuti operan tepat pukul 21.00 WIB.

Asik berbincang dengan mbak Candra sambil mengoplos obat injeksi, kami dikejutkan dengan teriakan keluarga pasien isolasi yang mengabarkan pasien isolasi tersebut sedang kejang. Otomatis kami ikut berlari. Disana untuk pertama kalinya aku melihat orang kejang dengan mata menghadap keatas, keliahatan putih semua tanpa kornea mata.

"Tensi dek"

Perintah mbak Candra lantang sambil menyiapkan oksigen. Panik dengan situasi saat ini aku mencoba menensi pasien tersebut. Percayalah untuk memeriksa tensi pada pasien kejang dengan tangannya yang mengaku itu gak gampang. Aku ulangi dua kali untuk memastikan pemeriksaan tersebut benar.

"Berapa?"
Tanya mbak Candra cepat.

"Ini benar gak ya mbak 40/60 mmhg"

"Hah? Panggilin perawat lainnya dek"
Katanya cepat masih sambil memonpa ambubag. Nilla berlari memanggil perawat lainnya sedangkan mbak Candra memintaku memompa ambubag.

"Hah iya 40/60, nadinya juga cepet."
Katanya padaku saat dia selesai memeriksa ttv pasien.

"Nadinya ilang dek, pak, bapak Hardi bisa mendengar saya?"
Kata mbak Candra sambil menepuk pasien.

"Kita mulai RJP ya dek"

Kata mbak Candra cepat sambil memposisikan dirinya untuk Resusitasi Jantung Paru. Mbak Candra menekan dada pasien sebanyak tiga puluh kali dan aku lanjutkan dengan memonpa ambubag sebanyak dua kali. Kita melakukan hal itu semala 5 siklus atau dua menit tapi detak nadi pasien tak juga kembali atau tak teraba.

Mas Cahyo yang dari tadi hanya memperhatikan kami, kembali melakukan kompresi jantung atau menekan dada selama 30 kali dan aku lanjutkan memompa ambubag 2 kali selama siklus. Tapi nadi pasien masih juga tidak teraba. Mas Candra mengumumkan kematian pasien saat itu juga, tepat pukul 22.00 WIB.

Secara umum, kematian seorang pasien dapat dikategorikan menjadi dua, yakni kematian yang sudah diduga dan kematian yang tidak terduga. Kematian merupakan suatu hal yang sudah dapat diperkirakan, sehingga keluarga pasien biasanya lebih bisa menerima. Namun, pada kasus kematian yang tidak terduga, keluarga pasien cenderung akan memberikan reaksi yang lebih emosional.

"Dek rawat jenazah ya? Sudah pernah?"
Tanya mbak Candra kepadaku. Aku menggeleng, jujur ini baru pertama kali kita praktek dan mengalami keadaan menegangkan seperti ini.

Aku dibatu mbak Candra merawat jenazah, melepas kateter, infus dan merapikan jenazah. Kemudian menutupnya dengan selimut pasien dan mengantarnya ke ruang jenazah diiringi dengan tangisan keluarga.

Banyak hal yang aku rasakan ataupun pengalaman magang di rumah sakit ini. Sedikit banyak aku mengetahui suka dukanya perawat yang bekerja di rumah sakit. Mulai dari tugas yang banyak, tidur seadanya dan pasti kurang tidur karna seharian harus terjaga saat jaga malam, kalaupun bisa tidur, pasti tidur ayam karna banyak sekali saat tengah malam keluarga pasien laporan infus habislah, pasien mengeluh nyeri, tangan pasien yang dipasang infus bengkak, ada pasien masuk dari UGD dan masih banyak lainnya.

Belum lagi ada senior perawat galak, menurutku hal yang horror dirumah sakit bukan karena ada penampakan sesosok hantu atau semacamnya.
Galak disini ada banyak macamnya sih ada yang bertujuan supaya kita bisa lebih paham atau ada juga yang memang karena rese. Pernah aku menjumpai yang seperti ini. Salah satunya karena aku dan temanku cuman diem aja (takut salah) eh kena marah, giliran waktu inisiatif mau bantuin juga salah. Serba salah dan dimarahin pokoknya waktu itu.

Tapi, nggak semua kayak gitu kok. Banyak bangeett aku menjumpai senior yang sangat baik dan mau membimbing kita sebagai adek mahasiswa. Ya pokoknya disabar-sabarin aja toh nggak selamanya kita diruangan tersebut karena statusnya cuman mahasiswa magang.

Jadi mahasiswa kebidanan itu ternyata ujiannya beraneka ragam seperi UTS, UAS, Ujian OSCA (semacam ujian praktek gitu), Ujian praktek biasanya yang ngadain dari rumah sakitnya, sebelum praktek masuk ke rumah sakit, terkadang di kampus juga ada yang di uji oleh dosen mata kuliah tersebut. Responsi, Ujian kasus kelolaan pasien, mengadakan seminar keperawatan setelah selesai praktek di rumah sakit.
***

SATU CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang