Mata Biru

179 15 2
                                    

Guys i'm back...
Maaf ya kalau mungkin banyak kosa kata yang salah atau sumbang. Nulis ini dengan jaga soalnya. Kesadaran udah setengah Compos Mentis dan Apatis 😂

Oot... Happy Reading !

***

Aku menghadiri acara syukuran dan perpisahan antara Kepala Desa yang baru dan yang lama di Pendopo Balai Desa. Datang sengaja agak telat karna aku harus posyandu bayi dan balita terlebih dahulu sedangkan mas Windu perawat desa yang baru pindah dari desa sebelah sudah berada disana.

"Selamat pagi bu bidan"
Sapa pak Tarno salah satu pegawai di Kantor Desa sini.

"Pagi pak"

"Perawat Desanya baru to bu?"

"Enggeh pak, mas Windu yang menggantikan bu Dwi. Bu Dwinya ditarik ke dinas."

"Enak kalau perawatnya laki-laki bu, njenengan jadi gak kesepian lagi ya di sebelah ada pak Windu."

Aku tersenyum pada pak Tarno, lalu memutuskan bergabung dengan yang lainnya, di Desa ini memang terdapat Polindes dan Poskesdes. Polindes (Pondok Bersalin Desa) dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah dua fasilitas kesehatan yang memiliki peran penting pada pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah pedesaan.

Polindes merupakan bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk kesehatan reproduksi (KB) di desa. Polindes hanya dapat dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut. Secara organisasi, Polindes berada di bawah Seksi 7 LKMD (Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa) namun secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan puskesmas, karena bidan dalam menjalankan tugasnya di desa merupakan bagian dari perpanjangan tangan puskesmas.

Sedangkan Pos Kesehatan Desa, yang umumnya disebut Poskesdes, adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang berfungsi sebagai wadah bagi kesehatan masyarakat desa. Pelayanan Poskesdes mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, terutama bidan, dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Poskesdes bertugas untuk melayani segala keluhan masyarakat mengenai kesehatan desa sebelum penanganan lebih lanjut ke puskesmas dan kemudian ke rumah sakit. Rencananya Poskesdes ini nanti akan di tempati mas Windu.

"Baru datang kamu, acara udah mau selesai tinggal makan-makan baru datang."
Bisik mas Windu padaku saat aku sudah duduk di sebelahnya.

Aku hanya tersenyum menanggapi mas Windu karna ada sepasang mata yang sedang memperhatikanku ketika aku berniat menoyor kepalanya. Andai saja sekarang aku tidak harus menjaga sikap dan berada di sini, pasti sudah aku lakukan rencana yang ada di kepalaku ini. Mas Windu masih menatapku, namun dengan segera aku mengkodenya untuk memperhatikan sambutan dari bapak Lurah lama yang ada di depan kami.

"Bu bidan ini masih single kan ya?"
Tanya Pak Lurah lama padaku saat acara makan - makan telah tiba.

"Masih pak, kenapa toh tanya begitu?"
Kali ini Bu Lurah yang menjawab, sedangkan aku hanya tersenyum tipis menangapi pertanyaan beliau yang sudah dijawab istrinya.

"Ndak itu lo bu, tadi dek Dairul tanya. Kan cocok ya kalau bu bidan sama pak lurah yang baru."
Jelasnya pada istrinya.

"Eh apa jangan-jangan pacarnya pak mantri? Kok dari tadi pak mantri mepet bu bidan aja."

"Waduh ndak pak, ngapunten (maaf) saya sudah beristri."
Ucap mas Windu sambil tersenyum.

"Wah berati masih ada kesempatan buat dek Dairul ini buk. Ganteng dan cantik, sama-sama berpendidikan. Cocok sudah, dek... dek Dairul sini."
Kata pak Lurah pada istrinya. Lalu memanggil bapak Lurah yang baru.

SATU CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang