Praktik Klinik

129 21 3
                                    


#Beberapa Bulan Kemudian

Guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi calon bidan, Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan melangsungkan Program Praktik Klinik Kebidanan. Praktik klinik itu merupakan suatu kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa kebidanan dalam situasi yang nyata, khususnya dalam membentuk peran dan tanggung jawab untuk menjadi bidan yang profesional dan berpengetahuan tinggi.

"Praktik mahasiswa diujikan mengenai Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar, Kegawatdaruratan Maternal, dan Kegawatdaruratan Neonatal pada ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir."

"Setelah mengikuti kegiatan praktik klinik diharapkan teman-teman mampu melaksanakan asuhan-asuhan tersebut. Selain itu, teman-teman juga diberikan kesempatan untuk menerapkan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang telah didapat di perkuliahan dan laboratorium, ke dalam pelayanan yang nyata di Rumah Bersalin yang berkaitan dengan itu,"

"Praktik kliniknya nanti tentu hanya mencakup pencapaian kemampuan asuhan kegawatdaruratan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, dan kegawatdaruratan neonatal. Tapi kembali lagi nanti tergantung Rumah Sakit yang ditempati teman-teman masing-masing saat praktik ya. Mungkin, bantu-bantu dikit tugas perawat atau tim kesehatan lainnya buat tambah ilmu juga gak ada ruginya kan? Saya yakin teman-teman disini semua sudah pada pintar-pintar."
Kata bu Palupi selaku kepala prodi kebidanan di kampus kami.

"Untuk praktik klinik kali ini jumlah mahasiswa ada dua puluh sembilan orang. Dari jumlah tersebut akan dibagi beberapa kelompok kecil, dan masing-masing kelompok akan mendapat tempat praktik di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan kapus kita."

"Saya harap nanti teman-teman bisa menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam masa perkuliahan untuk di praktikan di lapangan. Dan saya mohon sekali untuk jaga sikap dan etika saat nanti magang di Rumah Sakit. Sekian dari saya, pembagian kelompoknya sudah ada di map ini, nanti bisa teman-teman lihat sendiri. Terimakasih."

Aku masih terpaku dalam dudukku, sedangkan teman-temanku sudah berhamburan melihat map berwarna kuning di meja setelah bu Palupi pamit keluar dengan dua dosen pembimbing lainnya.

"Yah aku kebagian di RST sini aja"
Kata salah satu teman kuliahku yang bertubuh langsing itu.

"Aku di RSIA Melati Husada"

"Er, sini deh... kamu gak ingin lihat kebagian dimana?"
Tanya temanku yang bernama Nita yang akhir-akhir ini akrap denganku karna beberapa kali kita ada di kelompok yang sama ketika mengerjakan tugas.

"Kita satu kelompok lagi Er, lihat deh"
Ucapnya lagi sambil membaca tulisan yang ada di dalam map kuning.

"Di Rumah Sakit mana nit?"
Tanyaku padanya sambil menghampirinya.

"Puri Candra, tapi cuma tiga orang nih di kelompok kita. Aku, kamu, sama bu Angri."

"Hah? Puri Candra? Gak boleh tukar ya ini?"

Tanyaku dengan perasaan gelisah pada Nita. Bukannya aku takut dengan cerita kakak tingkat yang bercerita bahwa kaber Puri Candra horor karna bidannya galak-galak dan disiplin, selain itu Rumah Sakit ini juga diawasi cctv dimana-mana yang dipantau langsung oleh direktur Rumah Sakitnya. Tetapi, aku lebih takut jika nanti aku bertemu dengan mantan suami.

Selama beberapa bulan ini, aku sudah mati-matian melupakannya. Membuang jauh-jauh semua tentangnya, hingga aku harus bolak-balik mendatangi psikolog, namun Allah dengan segala rencananya memberiku kejutan lagi dengan ingin mempertemukanku dengannya lagi.

"Ya Rabb, gebrakan apa lagi ini?"
Ucapku pelan sambil berjalan keluar kampus.

"Er"
Aku menoleh pada suara laki-laki yang memanggilku dan mencengkal tangan kiriku itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SATU CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang