(DreamxHaechan) Conexion 04

4.2K 465 50
                                    

Hujan tengah turun deras membuat hawa dingin mulai masuk melalui jendela, Yuta yang mulai merasa menggigil segera berdiri dan menutup jendela kamarnya. Saat berbalik ia tertegun melihat pada Haechan yang tampak melamun, membuat Yuta hanya dapat menghela nafas dalam-dalam.

Sejak datang tadi pagi sampai sore hari ini, Haechan hanya diam saja. Tidak bersuara sama sekali, membuat Yuta yang memang bukan tipe orang yang aktif berbicara merasa canggung dan aneh melihat salah satu dongsaeng nya yang sering jahil dan usil ini hanya diam.

"Harusnya ku setujui keinginan Johnny untuk bertukar kamar" batin Yuta.

Sejak Haechan pindah ke dorm dream, Johnny memang memutuskan untuk tidur sendiri. Karena itu ia bertukar kamar dengan Jaehyun. Jadi saat Haechan datang tadi, Taeyong pun meminta pada Yuta agar Haechan bisa tidur di kamarnya. Karena hanya di kamar Yuta yang ada ranjang besarnya.

Yuta perlahan duduk di samping Haechan, membuat Haechan langsung menatap padanya. "Masih pusing?" Tanya Yuta dan Haechan hanya mengangguk lemah.

"Kau jadi sangat pendiam" ujar Yuta.

"Benarkah?" Tanya Haechan dan Yuta mengangguk.

Haechan tersenyum sendu, "aku terbiasa seperti ini setahun belakangan hyung" jawab Haechan yang membuat Yuta langsung mengumpat nama Mark dalam hatinya.

"BAJINGAN KAU MARK" batin Yuta jengkel.

"Kenapa tidak lepaskan saja mereka" ujar Yuta yang membuat air mata Haechan mengalir perlahan. Yuta buru-buru menghapus air mata Haechan, "jangan menangis, maaf hyung salah bicara" ujar Yuta panik.

Haechan menggelengkan kepalanya, "hyung tidak salah, hanya saja aku terlalu mencintai mereka hyung hiks- aku tidak akan sanggup jika melepaskan mereka" ujar Haechan pelan.

"Bodoh" umpat Yuta seraya menghela nafasnya dalam-dalam. "Ck, kalau begitu balas perbuatan mereka Haechan, jangan biarkan mereka menyakiti mu terus menerus seperti ini" lanjut Yuta.

"Maksudnya hyung?" Tanya Haechan.

Yuta membantu Haechan untuk duduk, sebelum berbisik di telinga Haechan. Haechan memandang Yuta dengan pandangan sangsi, "apa benar cara itu akan berhasil?" Tanya Haechan.

Yuta tersenyum kecil, "kalau kau terlalu penurut, mereka tidak akan khawatir dan hanya acuh" ujar Yuta.

"Tapi coba langgar satu saja larangan mereka Haechan, maka kau akan lihat hasilnya" lanjut Yuta yang membuat Haechan tampak berpikir, ia teringat kejadian semalam saat ia pergi bertemu dengan Felix, Jihoon dan Eric.

"Tapi nanti mereka marah" jawab Haechan.

"Lalu marahi mereka balik" jawab Yuta, "jangan takut, kalau mereka melakukan hal yang menyakiti mu, maka Hyungmu ini masih bisa menghajar mereka" lanjut Yuta.

Haechan tertawa kecil, tawa pertama yang Yuta lihat hari ini, "kau bisa memangnya menghajar Mark hyung, dia adik kesayangan mu bukan" ujar Haechan.

Yuta mengusap kepala Haechan dengan sayang, "kau salah jika berpikir hyung hanya sayang pada Mark, perlakuan hyung berbeda antara dirimu dan Mark karena memang hyung lebih percaya padamu daripada Mark" ujar Yuta yang membuat Haechan tertegun.

"Kau anak sulung, hyung juga anak sulung jadi sedikit banyak hyung paham bagaimana pola pikirmu" ucap Yuta lagi, "tapi sejak kau bersama dengan Mark dan yang lainnya, hyung lupa untuk lebih perhatian karena hyung pikir kau sudah bahagia, tidak tahunya semua malah menjadi seperti ini" ada nada sesal dalam suara Yuta.

"Aku sebenarnya bahagia awalnya, namun ternyata proses jenuh dalam hubungan ini membuat ku merasa bahwa mereka tidak memerlukan ku" ucap Haechan, Yuta perlahan mendekat pada Haechan. Ia menarik lengan Haechan lembut, hingga kini kepala Haechan bersandar di dada Yuta.

AllxHaechan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang