(DreamxHaechan) Conexion - 10

3.5K 418 32
                                    

Haechan terbangun dalam kondisi lengannya yang kembali terasa sakit, saat bangun yang ia lihat hanya Jeno dan Renjun yang tertidur di sofa. "Pasti tidak nyaman" bisik Haechan saat melihat Renjun yang harus menekuk kakinya karena sofa yang ia tempati adalah sofa tunggal.

Perlahan Haechan turun dari ranjangnya, ia sempat melihat ke arah Jaemin yang masih terlelap damai. Duak, kaki Haechan tanpa sengaja terbentur kaki ranjang.

"Aaakkhh" ringis Haechan pelan yang membuat Jeno langsung terbangun, saat Jeno melihat Haechan yang kesakitan ia pun langsung berlari menghampiri Haechan.

"Wae? Ada apa?" Tanya Jeno.

"Akkhh, kaki ku terkena ranjang" jawab Haechan pelan.

Jeno dengan cepat mengangkat tubuh Haechan dan mendudukkannya di ranjang, ia mengangkat perlahan celana Haechan keatas. "Ini lebam" ujar Jeno dan Haechan pun hanya memandangi kakinya.

"Aku panggil dokter" ujar Jeno.

Grep

Namun tangan Haechan langsung menggenggam tangan Jeno, "tidak perlu" jawab Haechan. "Kau bantu aku pindahkan Renjun di ranjang, kasihan kalau dia harus tidur dengan posisi seperti itu" ujar Haechan.

Jeno berbalik dan melihat pada Renjun, "apa yang kau tunggu Lee Jeno" ujar Haechan penuh penekanan.

"Ah, ya" jawab Jeno seraya berjalan ke arah Renjun.

Haechan bergeser sedikit saat Renjun di baringkan di ranjang, sedangkan Jeno malah pergi entah kemana. Haechan mencari keberadaan handphonenya namun saat ia temukan baterai handphonenya sudah habis. Haechan terpaksa mencari charger, namun ia ingat bahwa ia tidak membawanya.

"Cari apa?" Tanya Renjun pada Haechan.

"Charger" jawab Haechan.

Renjun perlahan turun dari ranjang dan berjalan ke arah tasnya, ia mengambil charger miliknya yang ia bawa. "Pakai ini" ujar Renjun.

"Eoh gomawo" jawab Haechan.

Renjun menunggu Haechan yang tengah mencharger handphonenya, dan Haechan yang akan duduk di ranjang tampak bingung sejenak. "Kemari Haechan" ujar Renjun menarik tangan Haechan lembut untuk duduk di sampingnya.

Renjun mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi Haechan yang seperti menahan sakit, "kenapa? Kau kenapa?" Tanya Renjun.

Haechan menggelengkan kepalanya, tapi tentu saja Renjun tidak akan percaya. Ia berjongkok di dekat kaki Haechan dan menyingkap celana panjang Haechan. "Kenapa lagi ini" ujar Renjun saat melihat lebam di kaki Haechan.

"Kaki ku terbentur" jawab Haechan.

"Tidak bisakah kau berhati-hati" ujar Renjun yang membuat Haechan langsung menatap pada Renjun dengan pandangan marah.

"Iya aku ceroboh, aku juga tidak minta kau peduli" sahut Haechan.

Renjun menarik nafasnya dalam-dalam, ia tahu ia keterlaluan memarahi Haechan. "Maaf" ujar Renjun seraya menggenggam tangan Haechan.

"Aku sudah biasa kau marahi" jawab Haechan sinis.

Grep

Renjun memeluk Haechan dari samping seraya menumpukan kepalanya di bahu Haechan, "aku hanya khawatir, kau tahu bukan niat ku melukai mu" ujar Renjun dengan nada pelan.

"Aku akan berusaha untuk berbicara dengan lembut, tidak marah-marah lalu juga akan lebih memperhatikan mu" ucap Renjun sembari mengeratkan pelukannya.

"Kau juga boleh mengabaikan ku, memarahi ku, memukul ku tapi setidaknya kau masih ada di depan ku dan masih bisa kulihat serta jangan minta berpisah Haechan hiks" tangis Renjun pada akhirnya keluar, "aku salah, mengabaikan dan membuat mu berharap " tambah Renjun lirih.

AllxHaechan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang