Bab 1 : Hari Yang Sial

4.5K 119 0
                                    

Seorang gadis cantik Dengan rambut tergerai sepunggung berjalan menuruni tangga di rumahnya dengan senyum yang merekah. Tas sekolah berwarna pink muda sudah bertengger di salah satu bahunya.

"Selamat pagi Ayah Bundaku." ucap Gadis itu dengan sumringah sambil menghampiri kedua orang tuanya dengan mencium pipi mereka bergantian.

"Pagi sayang."

"Pagi Putri Ayah."

Gadis itu mendudukkan dirinya di salah satu kursi di samping meja makan yang berhadapan dengan kedua orang tuanya. Seragam sekolah yang rapi lengkap dengan atribut dan juga sebuah name tag yang terpasang di atas saku kirinya dengan namanya yang jelas terlihat di papan kecil itu.

Aruna Yasmine Armanita

Begitulah kira kira cetakan nama yang tertera. Saat ini gadis itu baru saja berusia 17 tahun yang mana itu artinya gadis itu juga baru saja memasuki kawasan baru para Remaja karena sudah berusia 17 tahun tapi hal itu justru malah membuat Kedua orang tuanya takut.

Pergaulan anak muda saat ini sangatlah mengerikan, banyak pergaulan bebas antar para remaja dan juga yang pasti banyak juga pergaulan yang aneh aneh dari setiap remaja jaman sekarang.

"Ayah ...

"Hari ini, Ayah akan antar kamu ke sekolah dan pulang nanti kamu akan di jemput sama sopir Ayah, okey sayang?" Ucap pria tadi yang lebih dulu memotong pembicaraan Aruna yang membuat Gadis tadi mencabikkan mulutnya .

"Hummm ... Ayah? Ayah tau kan Aruna itu udah 17 tahun??" tanya Aruna yang di balas anggukan oleh Ayahnya dengan sebelah alis terangkat.

"Aruna sudah dewasa Ayah, Ayah gak perlu antar Aruna ke sekolah lagi ... Aruna bukan anak kecil."

"Aruna ... kamu memang sudah dewasa tapi bagi Ayah kamu itu masih tetap menjadi putri kecil Ayah yang selamanya tidak akan pernah mungkin jadi dewasa."

"Ayaaaaaah ... aku tuh... "

"Kita berangkat, Ayah gak mau denger rumusan luas Permukaan Balok keluar dari mulut kamu lagi ya ... " ucap sang ayah yang membuat Aruna mencabik.

"Ayaaaaaah?" rengek Aruna.

"Kita berangkat sekarang." ucap sang Ayah dengan penuh penekanan dan tentu saja Aruna yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menganggukan kepalanya patuh.

"Iyaa."

🌱

Aruna berjalan dengan lesu memasuki halaman sekolahnya yaitu SMA RAJAWALI yang mana sekolah itu termasuk sekolah elit yang ada di kawasan Jakarta ini. Aruna masih terus berjalan di pinggir lapangan dengan tas sekolah yang ada di sebelah bahu dengan kedua tangan yang menyatu di depan dada.

"ARUNA?" teriak seseorang yang membuat Aruna menghentikan langkahnya. "ARUNA AWAS!"

Awas? Memang kenapa??

Aruna mengangkat pandangannya ke segala arah yang mana ia langsung mendapati banyak pasang mata tertuju padanya dengan wajah khawatir dan juga terkejut.

"ARUNA!?" teriak seseorang yang terdengar begitu tegas, jelas Aruna tau itu adalah suara Seorang lelaki tapi siapa ? Pandangan Aruna beralih pada arah tengah lapangan yang mana terdapat banyak Para siswa lelaki dengan pakaian urakan kompak menatap ke arah atas yang entah kenapa.

Aruna mengikuti Arah pandang mereka ke arah atas yang mana di sana terdapat sebuah bola Basket yang sedang melambung tinggi menuju ke arahnya. "Aruna?! " panggil Seseorang tepat beberapa meter di depan Aruna.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang