Bab 19 : Menyukai Dalam Diam

1.1K 50 102
                                    

Seluruh pandangan siswa kelas 11 IPA 1 pagi ini tertuju pada bola Basket yang melambung tinggi di lapangan SMA RAJAWALI yang entah akan jatuh kemana juga tidak ada yang tau.

Bugh ...

Seluruh siswa kompak berteriak ketika bola Itu mendarat tepat di kepala seorang pria Paruh baya dengan kumis tebal di bawah hidung dengan wajah garang yang khas dari pria itu.

"Mampus gue. Kenapa bolanya bisa kena Pak Budi ??!" Gumam Aruna dengan raut wajah khawatir. Sedangkan sosok Remaja yang ada atas rooftop sekolah hanya bisa terkekeh melihat kejadian di lapangan sana.

"Bisa tepat sasaran juga??" gumam Remaja itu.

"Ngetawain apaan lu Van?" celetuk Naren yang ikut berdiri di samping cowok itu sambil memakan kuaci.

Dagu Zervano menunjuk ke arah lapangan dengan senyum smirk yang membuat alis Naren bertaut dan langsung saja mengikuti arahan dari Zervano dan tepat berada di tengah lapangan Ia melihat seorang gadis yang tengah di marahi oleh seorang pria paruh baya yang sangat mereka kenal. Pak Budi, guru BK.

"Lah, kenapa si Runa dimarahin coba sama si kumis?" tanya Naren menatap Zervano bingung.

Zervano hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan dari sahabat itu dan hanya menampakkan Senyum tipisnya menatap ke arah lapangan. Zervano perlahan melangkahkan kakinya menjauh dari rooftop yang menyisakan banyak tanda tanya bagi empat Remaja lainnya yang melihat Zervano pergi.

"Mau Kemana Van?!" tanya Morgan yang hanya di balas lambaian tangan di atas Zervano.

"Mau Kemana dia?" gumam Athala.

Sedangkan Arsen yang melihat sahabatnya itu hanya diam, dan sepertinya dia tau akan pergi kemana sahabat kecilnya itu, mungkin membuat masalah...

Senyuman Zervano perlahan muncul ketika melihat seorang gadis yang tengah berdiri di tengah lapangan sambil posisi menghormat ke arah tiang bendera yang tinggi dan berkibarnya bendera Merah Putih.

"Kalo suka samperin." celetuk seseorang di sampingnya Zervano yang secara tiba tiba, pandangan cowok itu pun beralih ke samping menatap sang pemilik suara. "Jangan diem aja... nanti dia diambil sama cowok lain marah." sambung orang itu dengan tatapan lurus ke arah seorang gadis yang tengah berdiri di lapangan.

Seseorang tadi menoleh ke arah Zervano dengan ekspresi wajah yang masih sama tidak ada senyum sama sekali. "Kejar kebahagiaan sendiri itu penting, kalo Mau bahagia? tau kan cara jadi orang Egois?" tanya Seseorang tadi yang membuat Zervano terdiam dalam waktu yang cukup lama hingga sosok dihadapannya tadi menjauh.

Tangan Zervano perlahan mengepal dengan erat di samping badannya dengan tatapan yang mengarah pada punggung seseorang tadi dengan tajam.

🌿

"Van? Lo malam ini nginep di rumah gue lagi kan?" Arsen bertanya ketika melihat Zervano yang hanya diam saja sambil menyetir motornya.

"Enggak." jawab Zervano dari arah belakang dengan pelan.

"Kenapa? Nginep lagi aja, lo masih tinggal di apartemen kan? Dari pada lo sendiri mending lo di rumah gua."

"Gak usah, gue balik ke Apartement aja." jawab Zervano yang membuat Arsenal terdiam.

"Van?? Tapi .... sebelum ke Apartement lo makan di rumah dulu ya? Gue tau dari semalam lo gak makan apapun jadi makan dulu baru pulang ya?" ucap Arsenal yang sama sekali tak mendapat jawaban dari sahabatnya itu.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang