Bab 77 : Bertemu Dalam Ilusi

677 30 19
                                    

Aruna dengan cepat masuk ke dalam Kamarnya dengan rasa sesak yang memenuhi dadanya. Aruna terduduk di samping ranjangnya dengan lemas, kakinya seakan tak mampu untuk berdiri dan menopang tubuhnya sendiri. Pandangan gadis itu terus tertuju Pada lampu tidur yang ada di atas meja kecil di samping ranjangnya.

Kosong, pandangan gadis itu kosong. Air mata itu secara perlahan  turun membasahi wajahnya dengan deras tanpa isakan, Aruna bener menangis dalam diam. Perlahan Aruna memejamkan matanya bersamaan dengan  ingatan ingatan dimasa lalu bersama dengan seseorang yang tiba tiba berputar di kepalanya.

Secara perlahan Aruna kembali membuka matanya ketika sebuah notif masuk ke dalam ponselnya lagi. Tangannya bergerak membuka ponselnya yang langsung menampakkan sebuah pesan teks dari seseorang.

Aruna terdiam membaca pesan itu, baru saja Ia akan meletakkan ponselnya di atas meja namun notif dengan suara yang berbeda tiba tiba masuk ke ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna terdiam membaca pesan itu, baru saja Ia akan meletakkan ponselnya di atas meja namun notif dengan suara yang berbeda tiba tiba masuk ke ponselnya. Aruna dengan segera membuka ponselnya dan langsung membaca pesan yang tertera di dalamnya.

Sejenak Aruna menegang ketika sebuah nama dari Pemilik kontak itu terbaca.

Tring!

Aruna tersenyum tipis ketika membaca chat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna tersenyum tipis ketika membaca chat itu. Walaupun sebenarnya ia tau, yang membalas adalah Arsenal tapi entah kenapa ia merasa bahwa sosok di sebrang adalah sosok yang ia rindukan, tak peduli siapa yang mengirim pesan pada kontak itu yang pasti hal itu membuat Aruna merasa aman.

🥀

Arsenal meletakkan ponsel yang ada di genggamannya di atas meja pantry dapur setelah selesai membalas pesan pada Sosok di sebrang. Didetik berikutnya entah kenapa ia ingin sekali menangis, matanya mulai memanas dengan perlahan air matanya yang menetes begitu saja di wajahnya.

Usapan lembut menerpa bahu Arsenal yang membuat cowok itu menoleh ke sosok di sampingnya. Dengan lembut sosok itu mengusap air mata Arsenal tanpa cowok Itu minta, tapi setelah itu air mata cowok itu malah semakin deras turun bersamaan dengan isakan kecil dari mulutnya.

Sosok itu langsung memeluk tubuh Arsen dari belakang dengan tangannya yang dengan lembut mengusap pipi cowok itu untuk memberi ketenangan.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang