Bab 68 : Hadiah Yang Tertunda

426 19 17
                                    

Pandangan mata Aruna terus tertuju pada wajah Zervano yang walaupun jarak duduk mereka saling berjauhan. Hal itu juga ternyata di perhatikan oleh Sahabat Aruna yang duduk di sampingnya, Aeris.

"Na?? Lo liatin kak Vano kok dalam banget sih?! Gak takut kecebur sumur??" gurau Aeris yang tak mendapat tanggapan dari Aruna. "Na, lo kenapa sih? Gamon sama Kak Vano?"

Aruna menggelangkan kepalanya ragu.

"Na, lo beneran gamon sama Kak Vano?"

"Enggak, gue gak gamon sama Kak Vano kok."

"Yakin? Lo sadar gak kalo dari tadi itu lo liatin Kak Vano mulu Aruna. Kalo misalkan lo punya unek unek di dalam hati lo yang pengen di sampaikan sama Kak Vano, ya lo bilang aja terus terang." ucap Aeris dengan santai.

"Gue gak punya unek unek, udah deh gak usah ngomporin gue." Ucap Aruna dengan kesal. "Lagian, tumben amat lo tadi pagi gak bucin sama cowok lo." celetuk Aeris dengan tajam.

Kegiatan Aeris yang sedang makan seketika berhenti dengan beralih tatapan gadis itu yang menatap sendu ke arah Aruna.

"Gue udah putus." ucapnya Lirih

"Dih, putus? Kok bisa?"

"Ya karena emang udah gak cocok aja makanya putus." jawab Aeris dengan malas.

"Bukan karena ada orang ketiga ?"

"Orang ketiga? Emang siapa sih orang ketiganya? Gak usah aneh aneh dehh."

"Adam."

Bola mata Aeris seketika melotot mendengar nama tetangganya itu disebut. "What ?! Adam? Lo- okey. Lo serius nuduh gue sama Adam?!"

"Gue gak nuduh, kan gue tanya."

"Ya, ya tapi kan gak harus Adam juga Runaa. Lo nuduh gue selingkuh tuh sama Jeno kek, atau sama Haechan!! yang lebih berkelas dari pada si Adam itu." gerutu Aeris.

"Emang Adam ada dikelas bawah?! Dia kan anak tunggal kaya raya."

"RUNAAAA?!!!" teriak Gadis tadi yang membuat seluruh atensi warga di kantin itu menatap ke arah Aeris dan Aruna dengan tatapan bingung mereka.

🍂

Pandangan Zervano menatap ke arah luar jendela dari apartementnya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Van?" panggil Alana pada Zervano yang sedari tadi cowok itu hanya diam di tempat.

Zervano menolehkan pandangannya ke arah sumber suara gadis tadi dengan senyuman tipisnya. Dengan sedikit keraguan cowok itu berjalan mendekat ke arah Alana yang saat ini duduk bersampingan dengan seorang remaja lelaki yang Zervano kenal, dia adalah Sahabatnya.

"Van, makan dulu nanti sakit lagi." ucap Alana sambil menyiapkan makanan di piring cowok yang duduk di sebrangnya itu.

Zervano terus menatap ke arah dua remaja yang duduk di sebrang secara bergantian. "Kalian pacaran?"

Pergerakan Alana yang akan mengambil nasi seketika terhenti yang membuat tangannya masih di udara dengan menatap gugup ke arah Zervano.

"Gak ada sejarahnya, sahabat berubah jadi pacar kali. Gak usah ngada ngada." celetuk Athala yang duduk di samping Alana dengan santai.

"Jadi masih HTS an? Mau sampai kapan coba?!"

Alana terdiam sejenak dan memilih untuk melanjutkan acara mengambil nasinya. "Diam!!? Jangan banyak tanya."

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang