Bab 53 : Mengikhlaskan Dia

532 29 11
                                    

Aruna terdiam sesaat sebelum menekan tombol panggilan di samping kontak bernama 'Pano 🤍 ' seperti yang kita tau itu adalah nama kontak milik Zervano di ponsel Aruna.

Aruna menghela nafas beberapa kali untuk menormalkan deru nafasnya, tak lama setelah itu Aruna memberatkan diri untuk menahan tombol panggilan dan mendekatkan benda pipih itu di samping Telinganya.

"....."

"Iya, Aruna? Ada apa?"

Aruna terdiam ketika mendengar suara itu lagi setelah beberapa hari ini ia jarang mendengarnya. Aruna dengan segera meletakkan ponselnya di atas meja belajarnya dan dengan langsung air matanya menetes dengan deras. Aruna menutup mulutnya agar isak tangisnya tak terdengar oleh orang rumah atau bahkan sampai terdengar pada Sosok di sebrang telfon.

"Runa? Are you okey?"

"Kamu lagi apa Na? Kok malah diem?"

"Runa ?"

"Arunaaa? Kamu baik baik aja kan? Gak kenapa napa?"

Aruna masih diam mendengar berbagai pertanyaan terlontar dari sosok di sebrang dengan suara lembutnya.

"Runa? Kalo ada apa apa cerita, jangan diam aja."

"Kamu tau gak?! Dulu, Kak Alaska bilang kalo kamu itu jarang banget nangis. Kak Alaska bilang kalo kamu itu selalu ceria, gak pernah nangis, gak kenal sama yang namanya lemah dan takut ... jadi Na. Aku mau kamu jadi Aruna yang itu lagi ya?"

Aruna perlahan menarik kedua sudut bibirnya ke atas memaksakan senyuman walaupun Zervano tak melihatnya. "Kak?"

"Runa, Kak Vano mau kamu lupain yang dulu ya?"

"Aku kangen kamu Kak." ucap Aruna sangat lirih karena berbarengan dengan isak tangisnya.

"....."

"Aku mau kita kaya dulu lagi, aku kangen sama kamu kak, aku gak bisa kaya gini, aku gak mau jalanin perjodohan ini."

"Runa?? Apapun itu kamu harus terima Na. Kak Vano gak mau kamu menyesal dengan keputusan kamu buat saat ini Aruna. Jangan kecewain Ayah Bunda, mereka selama ini udah baik sama Runa dan ini waktunya Runa buat berbakti sama Mereka dengan Aruna yang mau jalani perjodohan ini sama Sean."

"Na ? Sean itu baik kok. Kamu gak usah khawatir kalo Sean bakal jahat sama kamu, kalo di bandingin sama Aku? Sean pasti jauh lebih baik, dia jauh lebih hebat dari aku dan yang pasti dia lebih pantas ada di samping kamu Na, percaya deh." ucap Zervano dari sebrang telfon dengan suaranya yang sedikit bergetar.

Aruna menghela nafasnya beberapa kali untuk menetralkan deru nafasnya yang memburu karena merasa sesak akibat terus menangis sedari tadi.

Sedangkan di sebrang telfon sana, Zervano juga hanya bisa diam dan mengigit kuat bibir bawahnya untuk menahan air mata yang akan menetes. "Udah ya Na, Kak Vano matiin telfonnya." ucap Zervano yang langsung mematikan sambungan telfon.

"Van?" panggil seorang wanita yang baru saja menuruni tangga di rumah dan langsung menghampiri Zervano yang duduk di Sofa.

Pandangan Zervano terangkat menatap wanita tadi yang merupakan Bundanya.

"Kamu abis telfon siapa?" tanya Wanita itu.

"Bukan siapa siapa, cuman temennya Vano." jawab Zervano santai.

Wanita itu menganggukkan kepalanya paham. "Oya?? Tadi, Papa nelfom Bunda." ucap Mutia yang membuat Zervano dengan langsung menatap bundanya itu dengan kedua Alis yang bertaut.

"Kenapa Papa telfon Bunda?"

"Iya, soalnya papa mau tanya sama Bunda. Benar gak kamu ada di sini. Ya udah deh Bunda jawab aja Iya, terus Papa gak tanya apapun lagi deh." jelas Mutia.

Zervano yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis.

"Kamu lagi gak ada masalah kan sama Mama dan Papa?"

Cowok itu menggeleng.

"Beneran?? Kamu gak bohongkan?" tanya Mutia sedikit curiga.

"Enggaklah Bunda, masa Vano bohong sama Bunda." jawab cowok itu pelan.

Mutia tersenyum menatap putranya itu, tangan kanannya bergerak untuk mengusap wajah tampan milik anak lelakinya itu dengan lembut.

"Bunda? Boleh gak, kalo besok Bunda datang ke sekolah?"

"Datang ke sekolah? Kenapa? Kamu ada masalah di sekolah?"

"Sedikit Bunda. Besok, Bunda bisa kan?" tanya Zervano berhati hati.

Mutia tersenyum tipis dan langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, Bunda bisa insyaallah."

Zervano ikut tersenyum mendengar hal itu dan dengan segera memeluk tubuh ibunya dengan erat. "Makasih Bunda."

"Sama sama Sayang." ucap Mutia lembut. Wanita itu menguraikan pelukannya dan langsung mencium dahi milik Remaja lelaki tadi dengan lembut. "Udah sekarang kamu tidur, jangan begadang kaya kemarin kemarin."

"Emang Bunda tau kalo Vano begadang kemarin ?"

"Ya taulah, makanya sekarang kamu gak boleh begadang ya ? Gak baik buat anak bayi kaya kamu kalo harus begadang." ucap Mutia jail.

"Bunda?? Vano udah 18 tahun, bayinya dari mana?"

Mutia terkekeh mendengar hal itu, sotak saja tangannya bergerak untuk menjewer telinga Putranya itu dengan gemas. "Kamu itu masih bayi, mending sekarang kamu masuk kamar aja!! Mengerti Tuan Muda?"

"Mengerti Bunda." jawab remaja lelaki itu dengan kekehan yang hangat membuat Mutia juga dengan tawa bahagianya menatap putranya itu.

🍃

Tin!

Bunyi Klakson dari motor besar milik Zervano dan beberapa motor besar lain yang merupakan milik anggota PASJA UTAMA mengalihkan Atensi dua orang remaja berbeda gander yang masih ada di depan rumah.

Arsen dan Alana adalah dua remaja itu, dengan Arsen yang sudah menaiki motor besarnya dan Alana yang akan bersiap untuk masuk ke mobil dengan sang supir yang sudah siap di dalam mobil.

"Lo gak mau Barengan sama gue aja." tanya Arsen pada kembarannya.

Alana menggelangkan kepalanya pelan. "Gak usah, kita ketemu di sekolah aja." jawab Alana yang di angguki oleh Arsenal. "Hati hati." sambung Alana.

"Iya." jawab Arsen yang langsung melajukan motornya mendekat ke arah Zervano. Tapi bukannya langsung melaju, justru Zervano masih diam walaupun Arsen sudah berhenti di sampingnya. "Mau berangkat gak sih?!" tanya Arsen sedikit kesal.

Zervano hanya diam dengan Manik mata yang sedikit melirik ke arah mobil Alana yang bersiap akan keluar gerbang dan melaju lebih dulu di banding mereka.

Arsenal menatap bingung ke arah Zervano, entah apa yang di pikirkan sahabatnya itu? Terlihat sedikit mencurigakan.

Zervano segera melajukan motornya tepat di belakang mobil milik Alana dengan diikuti oleh Arsenal dan anggota PASJA UTAMA yang lain.

🍃







Jangan lupa untuk Vote dan Comment ya
⚠️⚠️ Penuh dengan ke Plot Twist an ♡♡

Inget ya jangan salah paham dulu kalo baca !!! Tapi kalo mau nebak nebak bolehlah yaaa

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang