Bab 38 : Menjadi Rumah Untuknya

603 30 5
                                    

Deret ... deret ...

Ponsel Aruna seketika bergetar yang membuat konsentrasi gadis itu untuk belajar di perpus seketika buyar. Tangannya mulai meraih benda pipih itu untuk ia liat siapa yang menghubunginya.

"Hm ? Kenapa Van?" tanya Aruna setelah mengangkat sambungan telfon itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm ? Kenapa Van?" tanya Aruna setelah mengangkat sambungan telfon itu.

"Lagi dimana? Kok di kelas gak ada?"

"Aku lagi di perpus."

"Sendirian?"

"Iya, lagian ini Jamkos juga aku mau belajar buat persiapan PTS nanti."

"Ohhh, mau di temenin?"

Aruna sedikit terkekeh mendengarnya. "Gak usah, ini juga udah mau selesai kok belajarnya. Kamu gak bolos kan?"

"Enggak, Aku di Rooftop."

"Kok di rooftop? Emang di kelas gak ada guru?"

"Lagi jam kos juga, anak anak PASJA lagi ada di Markas. Gua lagi pengen sendirian jadinya datang ke sini." jawab cowok itu dengan suara sendunya.

"Mau di temenin gak?"

"Ganggu gak?"

"5 menit aku sampai di situ."

"Iyaa."

Tut ...

Aruna segera membereskan bukunya, dan sebenarnya saat ini pikirannya sedang kacau akibat ucapan Aeris tadi pagi. Aruna ingin percaya tapi ia juga tak bisa mengambil kesimpulan sendiri seperti itu. Ia yakin kalo pun memang hal itu benar, Zervano pasti punya alasan yang kuat untuk hal itu dan juga Aruna tidak tau kenapa, tapi hati kecilnya seakan berkata bahwa ia harus percaya pada Zervano.

Aruna menganggukkan kepalanya pelan. "Percaya sama dia Na, dia pasti ngelakuin hal itu untuk kebaikan kamu." ucap Aruna tanpa sadar.

🐛

Senyuman Aruna seketika mengembang saat pandangan matanya bertemu dengan Manik mata tajam yang juga tengah menatapnya dengan senyuman yang terlihat sangat manis bagi Aruna.

"Hai?" sapa Aruna.

"Hai." sapa cowok itu balik yang membuat Keduanya tertawa bersama.

Zervano menatap dalam gadis di depannya itu dengan lembut, tangannya bergerak untuk merapikan rambut kekasihnya yang terlihat sedikit berantakan dengan menyelipkan ke belakang telinga.

"Cantik Na." ucap Cowok itu tiba tiba.

Kedua mata Aruna menyipit dengan senyuman jailnya. "Langitnya?" tanyanya dengan senyum smirk.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang