Bab 62 : Menjaga Dia

445 24 6
                                    

"Al, mau kemana sih?!" tanya Zervano karena sedari Alana terus menarik tangannya yang entah akan dibawa kemana oleh gadis itu.

Alana masih diam dan masih terus menarik Zervano ke arah rooftop sekolah dengan empat anggota inti PASJA yang mengikuti dari belakang.

Setelah sampai di rooftop entah kenapa Alana memelankan langkahnya, dan hal itu jelas membuat Zervano menatap bingung ke arah gadis di depannya itu. "Hey, berhenti dulu." ucap Zervano sambil menahan tangan Alana yang memeganginya tadi agar menghentikan langkahnya.

Alana perlahan berhenti dengan sesekali menghembuskan nafasnya secara perlahan karena dadanya yang terasa sesak. Gadis itu memjamkan matanya rapat dengan sebelah  tangannya yang menekan dahinya yang terasa berdenyut.

Zervano yang menyadari hal itu segera beralih untuk berdiri di depan gadis tadi dengan raut wajah khawatir yang jelas terlihat. "Are you okey?"

Alana hanya menganggukkan kepalanya, dan dengan segera berjalan ke arah tempat yang sedikit teduh dan duduk di salah satu kursi usang yang memang ada di sana.

Langkah gadis itu diikuti langsung oleh Zervano dan empat anggota inti PASJA UTAMA yang juga melihat kejadian itu. Alana duduk dengan kepala yang sedikit tertunduk dengan sesakali menetralkan nafasnya yang memburu. Sedari Alana kecil gadis itu memang memiliki fisik yang lemah, bahkan juga saat kecil Alana sering merasa sesak nafas yang juga menurut dokter Alana memilki Asma hingga gadis itu memang harus selalu terjaga dan tidak terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap baik.

Zervano berjongkok di depan Alana dengan tangan yang mengenggam tangan Alana yang sedikit berkeringat karena Asmanya yang tiba tiba kambuh.

"Kita ke rumah sakit?" tanya Zervano yang dibalas gelengan pelan oleh Alana.

"Kenapa Dek? Kita ke rumah sakit aja ya?" ucap Arsenal yang juga ikut berjongkok didepan gadis itu dengan tatapan Khawatir sama seperti Zervano dan tiga cowok yang lainnya. 

Alana masih menggelangkan kepalanya.

"Lana? Kita ke rumah aja, biar lo juga langsung di periksa sama Dokter." celetuk Morgan yang di setujui oleh yang lain.

"Mau ya?" tanya Zervano lagi untuk memastikan jawaban dari Alana.

Alana hanya diam hingga tak berapa lama pandangan gadis itu seketika memburam dan mulai menggelap. Zervano yang menyadari hal itu seketika menahan tubuh Alana yang sedikit terhuyung kesamping.

"Alana?!" Teriak mereka dengan kompak.

Zervano dengan segera menangkap tubuh gadis itu yang seketika hilang kesadaran. Cowok itu dengan lembut mengusap wajah Alana yang terlihat begitu pucat. "Lana? Hey? Bangun Lana." ucap Cowok itu dengan lembut.

"Kita bawa ke rumah sakit aja." ucap Arsenal yang di setujui oleh meraka yang mendengar. Zervano dengan segera mengangkat tubuh Alana dengan kedua tangan yang berada di pinggang dan lutut Alana, sedangkan kepala gadis itu ia biarkan untuk Bersandar di leher dan bahunya.

"Gue siapin mobil sekarang." ucap Morgan yang langsung berlari keluar dari tempat itu yang diikuti oleh Narendra.

"Gue bakal minta surat izin sama Guru!" teriak Narendra yang langsung membuat mereka paham.

Athala yang terdiam dengan sorot mata yang terus tertuju pada Wajah pucat Alana. Sedangkan Zervano masih dengan berusaha membawa tubuh kecil itu untuk menuruni tangga diikuti oleh Arsenal dan Athala.


🍂

"Lana ?? Bangun, hey ?"  ucap Zervano dengan lembut sambil mengusap wajah Alana yang ada di dekapannya. "Alana." panggil cowok itu lagi.

Pandangan mata Zervano beralih ke arah belakang yang mana di sana terdapat puluhan pengendara motor besar dengan jaket hitam bertuliskan PASJA UTAMA yang menunjukkan identitas mereka, beriringan mengendarai motor mereka masing masing tepat di belakang, di samping bahkan di depan mobil milik Morgan yang akan mengantarkan Alana ke Rumah Sakit.

Puluhan pengendara itu seakan menjadi perisai untuk menjaga mobil yang ditumpangi oleh Zervano, Alana, Arsenal dan tentu saja Morgan yang akan menuju ke rumah sakit terdekat

"Lana?" Zervano berucap dengan lirih sambil mengusap wajah Aluna dengan sangat lembut.

Sedangkan di depan, tepatnya pada Posisi Morgan. Cowok itu malah dengan jail menatap kegiatan Zervano dengan Alana melalui kaca spion depan dengan senyuman smirk yang mana hal itu juga bisa di perhatian oleh Arsenal yang duduk di sampingnya.

Morgan melirik ke arah Arsenal dengan bola mata yang terus bergerak menatap ke arah Zervano di belakang. Arsen hanya memutar bola matanya dengan malas karena ia tau apa yang sedang sahabatnya itu pikirkan.

"Ekhm, ada yang mau jadi iparan nih." celetuk Morgan tak jelas yang membuat pandangan mata Zervano maupun Arsenal menatap cowok itu. "Ekhmm, Ipar adalah besty." celetuk cowok itu lagi yang membuat Arsen mengeplak lengan Morgan tanpa ragu.

"Awss, sakit anjing gila lo yaaa." ucap Morgan dengan kesal sambil ingin membalas perbuatan Arsenal padanya namun seketika urung, karena ucapan dari Zervano.

"Lo berdua bisa diam gak?! Brisik anjing." ucap cowok itu dengan santai tapi nyatanya hal itu mampu membuat Morgan maupun Arsen terdiam dengan kicep.

"Ngomong ngomong, si Athala gimana ya?" gumam Morgan yang masih biasa di dengar oleh Arsenal yang duduk di sampingnya.

🍂

22.45

Perlahan mata sayu milik Gadis cantik Dengan berwajah pucat itu terbuka, dengan sedikit berat gadis itu membuka mata sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra mata.

Pandangan mata gadis itu akhirnya bertemu dengan Manik mata tajam milik sesosok lelaki yang sedari tadi menatapnya.

"Vano." lirih gadis itu.

"Kenapa? Pusing?" tanya Cowok tadi sambil mengusap kepala milik Alana dengan lembut.

Gadis itu hanya menggeleng dengan sorot mata yang masih sayu. "Kamu ngapain di sini?" tanya gadis itu.

"Nungguin kamu." jawab Zervano dengan tenang.

"Udah makan?"

"Kamu mau makan."

Alana terdiam sejenak. "Aku tanya sama kamu."

Cowok itu menganggukkan kepalanya. "Beneran udah makan?" tanya gadis itu yang kembali mendapat anggukan.

"Sekarang pulang." ucap Alana dengan santai.

Kedua Alis cowok itu bertaut seakan bertanya, apa maksudnya?

"Kamu pulang sekarang Zervano, ini tuh udah malam, kamu kan juga harus istirahat."

"Kan dari tadi juga istirahat, cuman duduk disini gak ke mana mana."

"Pulang!"

"Enggak."

"Van?!"

"Aku jagain kamu."

"Gak usah."

"Aku, jagain, kamu." ucap cowok itu dengan penekanan.

"Kamu suka sama aku?" tanya Alana.

"Karena?" tanya Zervano balik.

🍂








Jangan lupa untuk Vote dan Comment!!!

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang