Bab 8 : Bolos Sekolah Bareng

1.7K 75 1
                                    

"Kak?" panggil Aruna pelan, tapi hal itu mampu membuyarkan lamunan Zervano.

"Hm?" Zervano bergumam dengan tatapan Mata yang tak teralih dari manik mata Aruna.

"Sampai kapan kita bakal di sini?" tanya Aruna hati hati.

Deg ...

Zervano seketika menoleh ke arah lain ketika merasa jika ada yang tidak beres dengan jantungnya kali ini. Kenapa sangat tiba tiba? Kenapa jantungnya tak pernah mau bekerja sama dengan isi otak dan pikirannya?

"Kak Vano?" panggil Aruna lagi tapi kali ini Zervano hanya mengangkat sebelah alisnya. "Kak Vano Kenapa keringetan gitu?"

Bluss  ...

"Capek, abis lari." jawab Zervano setenang mungkin.

"Masa sih? Perasaan aku juga tadi lari tapi gak sampai segitunya juga keringetan, Kak Vano Gak papa? Atau Kak Vano masih sakit?" tanya Aruna.

Hening ...

"Enggak, biasa aja." jawab Zervano sambil memalingkan wajahnya dan menoleh ke belakang untuk mencari keberadaan Pak Budi. Tidak ada? Apa jangan jangan Pak Budi sudah pergi? Baguslah kalo begitu.

"Kak Vano?" Panggil Aruna sekali lagi yang membuat Zervano berdecak dengan sebal menatap Aruna.

"Lo bisa gak? Gak usah Panggil gue Kak?! Bikin males tau gak?" Ucap Zervano dengan kesal.

Aruna mengernyitkan keningnya bingung. "Emang aku gak boleh Panggil Kak Vano dengan sebutan Kak? Lagian bukannya itu termasuk sopan ya? Apalagi Kak Vano itu kan lebih tua dari aku, jadi gak papa dong aku panggil kak?" jawab Aruna dengan santai.

"Gue tu emang kakak kelas lo, tapi gue gak lahir dari rahim yang sama kaya lo... jadi gue bukan kakak lo dan mulai sekarang berhenti Panggil Gue dengan sebutan 'Kak' bisa?!" ucap Zervano dengan sangat amat kesal.

"Terus kalo misalkan Aku gak Panggil Kak Vano tanpa pake Kata 'Kak' aku harus Panggil Kak Vano dengan sebutan Apa?" tanya Aruna dengan geram.

"Ya terserah, tapi jangan panggil gue Kak!!" ucap Zervano dengan tegas.

"Okey." Aruna menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Kalo Kak Vano emang gak mau aku panggill dengan sebutaan Kak berarti Aku bakal Panggil Kak Vano dengan sebutan ...

.... A-bang Pre-man." ucap Aruna dengan sedikit nada jahil.

"Abang? Preman? Gak ada panggilan yang lain apa ?? Yang lebih kerenan dikit?" tanya Zervano dengan kesal.

"Ihh? Kenapa? Katanya terserah aku mau manggil apa, yang penting kan gak ada kata 'kak' , iya kan?" tanya Aruna yang sukses membuat Zervano terdiam.

"Ya tapi gak pake nama Preman segala kali, emang tampang gue beneran kaya abang abang preman apa?" balas Zervano dengan kesal.

Aruna menganggukan kepalanya mantap yang membuat Zervano membola. "Lo liat gue sebagai Preman dari sisi mananya sih Runa?!"

"Dari sebelah kanan, sebelah kiri, dari depan dari Belakang .... postur badan Kak Vano mirip sama badan badannya Preman lagian juga, aku liat Kak Vano yang kaya Preman  bukan cuman dari postur badan doang, dari penampilan Kak Vano, dari sikap Kak Vano yang selalu berkuasa di SMAJA dan Dari Muka Kak Vano yang ... "

Ucapan Aruna terhenti ketika menik matanya tertuju pada wajah Zervano, sebenarnya tidak sepenuhnya pada wajah tapi pada kedua mata Zervano yang terlihat menampakkan sorot dingin yang terus tertuju pada Aruna.

Mata Zervano menyipit seakan meneliti dan menebak, kalimat apa yang akan Aruna ucapan selanjutnya. "Kenapa sama Muka gua?" tanya Zervano yang membuat Aruna seketika salah tingkah karena mendapat tatapan itu.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang