Bab 67 : Mengetahui Kebenaran

504 27 23
                                    

Malam ini sepulang dari Makam sahabatnya, Zervano memilih untuk berdiam diri di kamarnya dengan pandangan yang tak terlepas dari beberapa pigura foto yang tertata rapi di atas mejanya.

Hampir seluruh figura itu menampakkan wajah para sahabatnya, senyuman itu semakin lebar tatkala matanya melihat sebuah figura foto dengan menampakkan wajah cantik milik Aruan terpampang jelas di bagian paling depan.

"Bahagia terus Na, Aku harap Sean ... bisa jadi Sosok lelaki yang baik untuk kamu, dan aku selalu berharap kamu akan menjadi sosok yang hebat suatu hari nanti." ucapnya dengan tulus.

Tangannya bergerak untuk meraih figura foto itu dan menatapnya lama, figura itu ia masukkan ke dalam laci mejanya dengan senyuman yang tentu saja tak terlunturkan sejak tadi.

"Ikhlas itu memang berat Na, tapi sebisa mungkin aku akan iklasin kamu. lagipula, mencari bahagia dari sosok lelaki yang dunianya sudah rusak itu gak akan mudah jadi lebih baik kamu bahagianya dari Sean aja ya? Karna aku yakin, Sean yang terbaik untuk kamu." ucapnya dengan lirih sambil menatap wajah cantik di figura itu sebelum ia menutup lacinya.

Sedangkan di sisi lain di rumah besar milik Aruna, malam ini Aruna seperti kedatangan seorang tamu yang entah itu siapa.

Ckelk!

Pintu rumah Aruna terbuka dengan menampakkan Sosok Remaja lelaki yang ia kenal bernama, Athala. Salah satu Kakak kelasnya yang juga merupakan salah satu anggota PASJA UTAMA dan sahabat dari Kakaknya, mungkin.

"Kak Athala ?" tanya Aruna sedikit gugup.

"Hai Aruna." sapa cowok itu.

"Ada Apa Kak Atha datang ke sini malam malam?"

Athala terdiam sejenak dan dengan lembut tersenyum tipis menatap gadis di depannya itu. "Kak Atha boleh bicara sama Kamu Gak Na?"

"Bicara soal Apa Kak?"

"Tentang Zervano."

Deg ..


🍂

📍 Gista Cafe

"Kak? Apa ini semua ada hubungannya sama Kakak aku?" tanya Aruna dengan sendu pada Sosok di depannya itu.

Athala menganggukkan kepalanya dengan senyuman tipis. "Iya, Aruna."

Deg ...

.

2 Tahun Yang Lalu ....

"Vano?? Kamu bisa tolong aku?"

Deg..

Zervano seketika terdiam ketika mendengar suara sosok gadis bergetar di sebrang telfon yang tentu saja ia mengenali suara itu, Aliza.

"Kenapa Za?"

"Van?? A-aku ada di Markas PANCA, m-mereka mau lecehin aku Van, aku takut." ucap sosok di sebrang dengan lirih karena terdengar juga gadis itu tengah terisak dengan hebat.  "Van, tolong Van."

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang