Bab 24 : Menghindari Dia

1K 51 32
                                    

Aruna yang baru saja turun dari motor besar dan akan melepaskan helmnya seketika terhenti karna tatapan memincing dari cowok di depannya yang masih setia duduk di atas jok motor besarnya.

"Ngapain liatin aku kaya gitu?" tanya Aruna sedikit tak suka.

Cowok itu tersenyum kecil, dan memilih untuk turun dari atas motornya dan mulai berdiri di depan Aruna tapi Aruna dengan sigap memundurkan langkahnya, karena semakin mundur cowok itu juga ikut memajukan langkahnya mendekati Aruna.

"Kak Vano Berhenti!! Ngapain sih?!" teriak Aruna dengan kesal karena Cowok di depannya itu terus melangkah maju yang membuat Aruna terus mundur hingga menghantuk gerbang rumahnya.

Zervano tersenyum kecil lagi dan mulai menatap gadis di depannya itu dengan intens. "Lo tau? Gue suka sama lo."

Deg ...

Bola mata Aruna membola dengan sempurna setelah mendengar ucapan cowok didepannya itu. Gila!

"T- terus?"

"Lo mau gak gue jadi cowok lo?"

"W- what? " Aruna tak bisa berbicara kali ini, serasa bibirnya terkunci dan tidak diizinkan untuk berucap apapun. Aruna seketika menegang ketika tangan cowok di depannya itu membuka pengunci helmnya dan melepaskan dari kepala Aruna.

"Gue Mau." jawab cowok itu santai.

"M- mau apa??" tanya Aruna dengan bingung.

"Mau jadi cowok Lo."

"A- apa sih?? Gak jelas tau gak??!" ucap Aruna sambil mendorong bahu cowok di depannya, tapi tidak juga berefek apapun. Bahkan cowok itu masih tetap diam di tempatnya dan sama sekali tak berubah ekspresi.

"Mau Gak?"

"M-mau apa?!"

"Terima Gue jadi cowok lo?"

"KAK?!" teriak Aruna yang membuat cowok di depannya itu terkekeh

Cowok itu sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya hingga di depan wajah Aruna. Dengan senyum yang masih melembut hal itu justru mampu membuat darah di seluruh tubuh Aruna seketika berdesir hangat. Ada apa ini??

"Mau kan, jadi cewek gue?" tanya Zervano dengan senyum tulusnya.

Aruna mengepalkan kedua tangannya erat di samping tubuh dengan menahan nafas yang hingga wajahnya sedikit memerah.

Zervano tersenyum smirk ketika melihat wajah Aruna yang memerah. Cowok itu kembali menegakkan tubuhnya dengan masih di tatap oleh gadis di depannya dengan was was. "Nafas Na." ucap Cowok itu yang membuat Aruna menghembuskan nafas lewat mulutnya.

"Kenapa? Takut?" tanyanya yang di balas anggukan oleh Aruna. Zervano kembali mendekat dan mengusap pucuk kepala Aruna dengan lembut. "Pulang dulu."

Aruna menganggukan dan menundukkan kepalanya dalam sambil menipiskan bibirnya, menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang beberapa menit lamanya.

"Masuk gih, besok gue jemput."

Aruna menatap cowok di depannya dengan tatapan bertanya. "Kak Vano mau jemput aku besok?" tanya Aruna yang di balas anggukan. "Kenapa?"

"Mau aja."

"Mau?"

Zervano mendekatkan bibirnya ke samping kepala Aruna yang membuat Aruna kembali mengepalkan kedua tangannya. "Mau lebih deket lagi sama cewek cantik di hadapan gue." bisik cowok itu.

Bibir Aruna sedikit berkedut tapi perlahan juga senyuman itu muncul di bibir pinknya. Dengan segera Aruna menormalkan ekspresinya kembali menjadi datar. Gadis itu mendorong tubuh cowok di depannya itu dengan kuat hingga si cowok sedikit memundurkan langkahnya.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang