Bab 9 : Tatapan Mata Zervano

1.7K 65 5
                                    

Zervano menatap aneh ke arah Remaja di depannya itu, Arsenal sahabatnya. "Lo kenapa sih? Dikit dikit ada masalah sama bokap kabur? Lo gak kasian sama bokap lo?" tanya Zervano.

"Emang dia kasian sama gue??" balas Arsenal yang membuat Zervano terdiam.

"Ck, terserah deh."

Arsen melanjutkan acara makannya sambil sesekali bergumam karena masih kesal dengan papanya. "Lagian lo juga ngapain di sini? Tumben amat." celetuk Arsen.

Zervano terdiam sambil sedikit menundukkan kepalanya tapi hal itu tak berlangsung lama ketika ucapan Arsen kembali terdengar. "Masih belum mau ketemu?" tanya Arsen yang di balas gumaman oleh Zervano.

"Kenapa lo gak mau jelasin aja sih sama dia?? Biar dia juga tau kejadian yang sebenarnya itu kaya gimana?! Ini bukan salah lo Van, ini semua...

"Gak usah, biarin aja kaya gini. Gue ga mau dia makin benci sama gue dan gue takut .... Aruna juga akan benci sama gue kalo dia tau yang sebenarnya." ucap Zervano yang memotong pembicaraan Arsen.

Hening ...

"Tapi Sea akan terus benci sama Lo Van, kalo dia gak tau kejadian yang sebenarnya. Sea pasti akan selalu menganggap lo yang udah menyebabkan Alaska meninggal dan juga ....

.... Sea pasti berpikir kalo lo emang sengaja ngelakuin ini sama Alaska."

Deg ...

Pandangan mata Zervano terangkat hingga bertemu dengan Manik mata Arsenal. "Ar??"

"Hm?"

"Temenin gue."

Bola mata Arsenal membulat. "Sekarang? Kenapa gak besok aja sihh? " tanya Arsen sedikit kesal.

"Gua .... bisanya Sekarang."

🌱

Arsen melirikkan pandangannya ke arah Samping kemudinya. Yang mana Ada Zervano yang sedang terduduk di sampingnya dengan bersandar, sambil memejamkan matanya.

"Van? Kenapa harus malam malam sih?" Tanya Arsen bingung.

"Gue pengennya malam." Jawaban Zervano jelas membuat Arsen kesal. Padahal ia bertanya dengan serius malah jawabnya begitu.

"Tanggal 14 kemaren gue sama anak anak datang, tapi lo gak mau ikut. terus Gue denger denger, sorenya Sea datang ke sana sama orang tua lo, Terus tadi pagi Aruna juga datang ke sana sendiri. Lo kenapa Si Van? Gak mau sekalian aja bareng bareng kemarin?? Ribet tau gak?"

"Hm." Zervano bergumam singkat sambil terus memejamkan matanya.

Arsenal menghela nafasnya malas ketika mendengar jawaban Dari sahabatnya itu. "Lo pengecut Van, lo selalu sembunyi di saat kaya gini."

"Gua gak sembunyi, gue cuman gak mau memperburuk keadaan."

"Maksud lo?"

Zervano membuka matanya menatap lurus ke arah jalan di depan dengan tanpa Ekspresi. "Sore itu emang Sea sama orang tua gue datang ke sana dan sebelum pulang mereka datang ke rumah Aruna untuk ketemu sama Orang tuanya Aruna, Gue cuman belum siap buat semua itu... "

Arsen berdesis pelan. "Lo itu bukannya belum siap, tapi lo emang gak mau kan ketemu sama Seana dan Orang tuanya Aruna?" tanya Arsen yang sukses membuat Zervano terdiam.

"Itu yang terbaik."

"Yang terbaik?" ucap Arsen berseringai. "Kalo lo emang mau menghindar Buat ketemu sama Seana dan Orang tua Aruna, ya lo juga harus menghindari Aruna Begok!?" ucap Arsenal tegas.

"Percuma lo jauhin Seana, Dan orang tuanya Aruna kalo lo masih deket sama Anaknya ... itu sama aja lo bunuh diri Van! Gimana kalo suatu hari nanti, Aruna jatuh cinta sama lo? Apa lo bisa menghadapi Orang tuanya?"

"Aruna gak mungkin jatuh cinta sama Gua! Dia suka sama Arga, ketua OSIS itu." jawab Zervano.

"Lo yakin? Aruna suka sama Arga??"

Zervano menatap sahabatnya itu dengan tajam begitu juga Arsenal yang membalas tatapan Mata Zervano dengan seringai meremehkan. "Jujur Van! Gue tau lo ada rasa sama Aruna. Dan bukan gak mungkin lo mau deket sama Aruna kalo bukan karena lo suka sama dia."

"Lo gak tau apa apa Sen!!"

"Gue tau!? Gue tau semuanya. Alaska minta sama lo buat jaga Aruna kan? Bukan cuman Aruna tapi lo juga disuruh sama Alaska buat jaga Seana tapi lo gak lakuin itu ... karena Seana benci sama lo."

Hening ...

🌱

Lima motor Sport berwarna hitam dengan lima remaja lelaki yang dengan gagah mengendarai di atasnya memasuki area Halaman sekolah SMA RAJAWALI.

Sebuah jaket bertuliskan PASJA di bagian punggung membuat banyak atensi menatap kelima remaja itu. Kelimanya memarkirkan motor dengan rapi berjejer di tempat parkir. Setelah itu kelimanya berjalan menuju ke area lapangan sekolah dengan Zervano yang berada di barisan depan dan di belakangnya terdapat keempat sahabatnya yang lain. Arsen, Naren, Morgan dan Athala.

"Kak Vano?" Panggil Seorang gadis dengan sedikit keras membuat Langkah Zervano dan keempat sahabatnya terhenti. Pandangan mata Zervano tertuju pada seorang gadis si pemilik manik mata berwarna hitam yang masih berdiri di tengah lapangan dengan senyum yang mengembang ke arahnya.

Gadis itu perlahan berlari dari lapangan menuju kearah Zervano, yang entah mengapa Zervano merasa gerak dan langkah gadis itu terlihat menjadi sangat pelan. Dengan terpaan angin yang membuat rambut gadis itu sedikit terbang, dengan langkah yang begitu indah serta senyum dari gadis itu yang terlihat sangat manis.

Morgan yang menyadari ada sesuatu yang aneh dengan tatapan Mata Zervano sontak mencolek lengan sahabatnya yang lain agar melihat ke arah cowok tadi.

Duk..

Duk..

Duk ..

Duk ..

"Kenapa lu? Mukanya pucat amat??" Ucap Morgan sambil merangkul bahu Zervano.

"Lagi main bola lu Van?? Jantung kenceng amat bunyinya? " celetuk Narendra ikut ikut.

"Kak Vano?" panggil Aruna ketika sudah sampai di depan Zervano dan keempat Cowok yang lainnya.

Hening...

Zervano masih terdiam di tempatnya yang membuat Aruna mengerutkan keningnya bingung. "Kak Vanoo?" panggil Aruna sekali lagi.

Cantik

Satu kata yang muncul di pikiran Zervano saat ini, tatapan Mata Aruna terlihat bersinar, bibir Aruna yang terlihat sedikit merah, Hidung Aruna yang tak terlalu mancung, tapi hal itu tidak membuat kadar kecantikan pada gadis itu berkurang, gadis cantik si pemilik nama Aruna Yasmine Armanita.

Zervano seketika sadar jika nama Aruna itu sangat cantik, sama seperti wajahnya.

Aruna sedikit memalingkan tatapannya dari wajah Zervano karena sedari tadi merasa aneh dengan tatapan Zervano yang menatapnya dalam tanpa Ekspresi atau bisa di bilang Wajah Zervano yang terkesan datar dan dingin.

Kak Vano Kenapa ya ? Kok liatin gue kaya gitu sih?  batin Aruna.

"Kak?"

"Cantik Na."

Deg ...

🌿


Vote Dan Comment  untuk lanjut !!

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang