Bab 5 : Mengingat Kepergiannya

1.9K 75 0
                                    

Zervano terdiam untuk sejenak, menatap wajah Aruna yang masih terlihat begitu sedih. "Mau cerita ?" Tanya Zervano yang mendapat gelengan kepala dari Aruna.

Aruna tersenyum tipis sambil menatap ke arah Permen Batang dengan Plester lucu tadi di tangannya dengan tatapan bahagianya. "Aku mau ke kelas, bentar lagi gurunya pasti masuk."

Ucap Aruna sambil bangkit dari duduknya yang di ikuti oleh Zervano hingga kini keduanya saling berhadapan dengan mata yang masih saling menatap satu sama lain.

"Aku balik dulu, oya makasih buat Permen sama Plesternya." Ucap Aruna dan segera berlalu dari hadapan Zervano.

Zervano tertunduk.

Sejenak diam dengan pikirannya sendiri yang entah kemana. "Kak Vano?" panggil Gadis tadi yang membuat Zervano menatap ke arah gadis yang masih berada di depan pintu rooftop. "Jangan bolos."

Ucap Aruna singkat dan kembali berlalu dari tempat ini dan menyisakan Zervano yang masih terdiam di tempatnya menatap ke arah pintu rooftop dengan tatapan yang sulit di artikan.

🌱

Zervano lagi lagi terdiam dengan tatapan kosong menatap Pigura Foto yang berisi foto para sahabatnya. Morghan, Athala, Narendra, Arsenal dan dia ...

Alaska.

Zervano terdiam dengan tatapan Mata yang berhenti di foto wajah Sahabatnya, Alaska. Terhitung sudah 2 tahun Alaska tiada dan hal itu tentu saja menjadi luka yang sangat membekas bagi Zervano dan keempat sahabatnya yang lain.

Kehilangan sosok Sahabat yang selama hidupnya selalu bersikap menjadi saudara sekaligus keluarga bagi mereka. Alaska memang di kenal dengan pribadi yang baik, Alaska itu jarang marah, Alaska sangat jago berantem, Alaska yang paling kuat diantara mereka semua tapi ... Semua kalimat itu seakan sudah tidak bisa mereka tujukan pada Alaska.

Alaska sudah tidak ada, Alaska sudah pergi, dan mereka tidak akan bisa melihat sosok Alaska lagi.

Tatapan mata Zervano berpindah ke arah Pigura Foto seorang gadis yang ada di bagian paling depan diantara pigura foto teman temannya. Zervano meraih pigura itu menatap dalam wajah gadis yang ada di foto dengan senyum tipisnya.

.

Flashback On

"Van? Menurut lo?? Sampai umur berapa Manusia itu bisa hidup??" tanya Alaska, yang duduk di samping Zervano dengan menatap wajah Zervano dari samping.

Saat ini Keenam Anggota Inti PASJA UTAMA sedang berada di kantin untuk membolos. Kenapa kantin? Tentu saja karena mereka lapar dan untuk membolos perlu tenaga untuk panjang tembok belakang sekolah kalo perut kosong kan tidak bertenaga, nanti tidak bisa manjat dong apalagi tinggi temboknya 2 meter.

"Van? Jawab kek, kan gue lagi nanya." ucap Alaska lagi tak sabaran padahal Zervano sedang makan. "Sampai umur berapa Van?"

"Sedikasihnya sama Tuhan lah."

"Kalo lo maunya sampai umur berapa?"

"Kenapa sih lo nanya nanya gitu?"

"Ya gak papa kan cuman nanya, masa gak boleh." celetuk Alaska yang membuat Zervano menghela nafasnya berat. "Van, gue mau kita terus sahabatan ya?? Lo, Gue, Morghan, Naren, Athala sama Arsen ... kita sahabatan terus sampai entah kapan Tuhan mengizinkan kita untuk hidup."

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang