Bab 57 : Sekretaris & Wali Murid

436 22 9
                                    

"Kita gak pulang?" tanya Aruna setelah keduanya sampai di tempat parkir tapi Zervano tak kunjung masuk ke dalam mobil.

"Tunggu bentar." jawab cowok itu sambil merogoh celananya untuk mengambil ponsel dan tentu saja hal itu langsung di balas anggukan oleh Aruna.

Tin!

Suara klakson mobil mengalihkan atensi kedua remaja itu, terlebih lagi mobil itu berhenti tepat di depan mereka dengan sosok pengendara yang turun dari dalam mobil.

"Sean?" gumam Aruna ketika melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil.

Bugh!

"Sean?!" teriak Aruna ketika dengan tiba tiba Sean memukul rahang tegas milik Zervano. Bahkan karena Zervano tidak siap dengan serangan, tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang.

Aruna langsung menghampiri Sean dan langsung menahan lengan cowok itu. "Sean, kamu apa apaan sih ?! Kenapa tiba tiba pukul Zervano?!" tanya Aruna dengan kesal.

Sean hanya diam, namun tatapannya malah beradu dengan tajam bertemu manik mata milik sosok lelaki di depannya tadi, kakaknya, Zervano.

"Sean?!" panggil Aruna yang tak mendapat balasan apapun dari Sean.

"Kita pulang." ucap Sean yang langsung menarik Lengan Aruna dan membawanya ke dalam mobil. Begitu Kedua remaja tadi masuk ke dalam, mobil itu langsung saja melaju dari tempat itu menyisakan Zervano yang masih dalam keterdiamannya.

Ini adalah kali pertama Sean berani memukulnya, dan juga ini menjadi kali pertama bagi Zervano dan Sean bertengkar karena selama ini mereka memang memiliki hubungan yang cukup baik dan juga keduanya memang dekat walaupun juga masih sering ada jarak diantara keduanya.

Ting!

Denting notif masuk ke ponsel cowok itu yang membuat Zervano menatap layar ponselnya dengan malas.

Cowok itu menghela nafas dengan berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok itu menghela nafas dengan berat. "Udah gue duga ini pasti karena dia." gumam cowok itu.


🍃

Bugh!

Sebuah pukulan itu terdengar begitu keras dan terasa begitu kuat bagi siapapun yang mendengarnya. Dua remaja dengan tatapan yang saling beradu menampakkan sorot tajam antara satu sama lain, dengan di sekeliling mereka terdapat puluhan siswa yang memperhatikan mereka sambil sesekali meringis ketika mendengar Suara Pukulan itu terus terdengar.

Tidak ada satu pun diantara mereka yang berani untuk memisahkan, bahkan untuk sekedar menengahi saja tidak ada yang berani karena mereka tau kedua siswa itu adalah orang yang memiliki kuasa penuh di sekolah ini.

Bugh!

Para siswa berteriak histeris ketika melihat salah satu Remaja berhasil memukul rahang milik Remaja yang lainnya hingga membuat sudut bibir Remaja itu sobek dan mengeluarkan Darah. “Kenapa berhenti?” tanya salah satu Remaja yang baru saja mendapat tonjokan tadi.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang