Pagi ini Zervano memutuskan untuk berangkat lebih pagi dari biasanya. Jika setiap harinya Zervano selalu sampai di sekolah pukul 8 atau hampir jam 9, pagi ini jam masih menunjukkan pukul 6 tapi Zervano sudah sampai di sekolah.
Di sekolah masih terlihat begitu sepi, Zervano memutuskan untuk datang ke rooftop. Menikmati semilir angin pagi dengan sebatang rokok yang menemaninya di kesendirian kali ini. Tatapan Mata Zervano menatap ke bawah dimana nampak lapangan SMA RAJAWALI yang masih terlihat begitu sepi dan tidak ada satupun siswa yang berlalu di sana.
Zervano menghela nafasnya Panjang sambil menatap langit pagi ini dengan tatapan malas. Sorot dari sinar matahari mulai naik hingga Zervano bisa melihat beberapa siswa Mulai berdatangan ke sekolah.
Pukul 06.45
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, Tapi Zervano masih tetap berada di posisinya dengan berdiri di belakang dinding pembatas dengan tatapan Mata tertuju pada lapangan luas di bawah sana.
Senyum Zervano seketika mulai terlihat ketika dirinya melihat sosok gadis yang kemarin sempat ia ajak untuk berjemur karena hukuman, iya siapa lagi kalo bukan Aruna.
Zervano mengelengkan kepalanya dengan terkekeh ketika melihat Aruna berjalan dengan sangat lesu bahkan mulutnya juga sudah tersumpal dengan permen bulat yang membuat salah satu bagian pipinya menonjol.
"Makin aneh aja tuh cewek." gumam Zervano Pelan.
🌱
Aruna berjalan dengan lesu di koridor kelas 11 entah karena tapi wajah Aruna terlihat kesal hingga sampai di depan kelasnya yaitu kelas 11 IPA 1 Aruna masih cemberut dengan permen yang masih setia di dalam mulut Aruna.
Aruna memasuki kelas dan memilih untuk segera duduk dikursi tepat di samping kanan Aeris, Sahabatnya. "Runa lo kenapa? Kok cemberut gitu?"
"Hummm, keliatan banget ya?" tanya Aruna dengan pelan yang di balas anggukan oleh Aeris. "Gak papa kok. Gue baik baik aja." ucap Aruna pelan sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Lo lagi sakit apa gimana sih?" tanya Aeris sambil meletakkan Punggung tangannya ke atas dahi Dan juga leher Aruna untuk mengecek suhu badan Aruna, tidak panas. Tapi kenapa Aruna bisa cemeberut?
"Ae?" Panggil Aruna yang di balas gumaman oleh Aeris.
"Hari ini, tepat 2 tahunnya Kak Alaska pergi." Ucap Aruna dengan sendu, dan Aeris bisa merasakan hal itu. Alaska adalah kakak lelaki Aruna yang telah meninggal 2 tahun yang lalu karena sebuah insiden yang tak pernah Aruna tau apa yang menyebabkan kakaknya itu pergi.
Alaska dan Aruna itu sangat dekat, bahkan bisa di bilang keduanya itu sangat sulit di pisahkan karena mereka memang sudah hidup selama belasan tahun bersama sejak mereka masih kecil hingga menginjak usia dewasa mereka selalu bersama.
Aeris tau bagaimana sakitnya Aruna ketika sang Kakak pergi untuk selamanya, Aruna sempat menjadi sosok yang berbeda waktu itu. Bukan lagi Aruna yang ceria atau bahkan Aruna yang Ekstovert dan banyak tingkah tapi Dia malah berubah menjadi Aruna yang berbeda, pendiam, cengeng dan juga tak banyak berinteraksi dengan siapapun hingga hampir 4 Bulan lamanya.
"Aku kangen sama Kak Alaska ... aku pengen Peluk dia lagiiii." Ucap Aruna dengan isak tangisnya yang membuat Teman teman sekelasnya menatap sendu ke arah Aruna. Mereka memang tidak tau siapa kakak dari Aruna tapi melihat sosok Aruna yang sangat ceria tiba tiba menangis, suasana kelas menjadi sangat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERVANO : [ END ] ✔
Teen Fiction[ Pasja Utama Series 1 ] □□□ "Duniaku udah hancur Aruna, kamu gak akan kuat sama lukaku." ucap Zervano. "Aku akan jadi rumah buat kamu Zervano." jawab Aruna. □□□ Zervano Aregas Bumantara, Seorang Remaja lelaki berusia 18 Tahun, dengan jabatannya se...