"Vano, makasih ya udah mau anterin mama." ucap Risa dengan senyuman yang tak luntur sedari tadi.
Zervano menganggukkan kepalanya. Sesekali cowok itu menatap ke arah luar mobil Dimana tepat di luar sana, Rumah Besar yang berdiri kokoh menjadi fokus Zervano. "Vano? Gimana kalo malam ini, kamu nginep di rumah??"
"Gak usah Ma, Vano pulang aja."
"Pulang? Maksudnya pulang? Ini kan Rumahnya Vano, Vano mau pulang ke mana?"
"Ma, tempat Vano bukan di sini."
Deg ...
Risa terdiam mendengar ucapan Zervano yang entah mengapa mampu membuat hati Risa seakan terasa sesak. "Vano?"
"Mah? Vano punya hadiah buat mama." ucap Zervano sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dan menunjukkan pada mamanya.
"Ini apa?"
"Hadiah buat mama, karena kemarin Mama sama Papa Anniversary yang Ke 18 tahun, atau mungkin malah .... yang ke 20 tahun?" ucap Zervano dengan terkekeh.
"Vano?"
"Vano gak benci sama Mama dan Papa, Vano gak pernah marah sama Kalian. Justru, Vano banyak banyak berterima kasih sama Mama dan Papa... karena,
Ucapan Zervano seketika terhenti yang entah karena apa, bahkan Risa yang melihat Zervano bersikap demikian tanpa di sangka matanya langsung memanas.
"Karena Mama, udah mau mempertahankan Zervano di tengah tengah kebencian orang orang sama Aku."
Deg ...
Risa tersentak karena dengan tiba tiba Zervano mengatakan hal itu kepadanya, apa mungkin Zervano tau tentang segalanya?
Pandangan Zervano menatap lurus jalanan di depan mobilnya. "Seandainya dulu, Mama gak mempertahankan aku mungkin saat ini aku gak disini."
"Vano ...
"Awalnya aku pikir, Kalo Papa dan Bunda berpisah karena Oma yang minta tapi ternyata ... hal itu yang minta papa. Papa mau berpisah sama Bunda dan Papa berusaha untuk membuat Mama kembali hadir di hidup Papa dan menjadi Ibu buat aku." ucap Zervano dengan senyuman tipis cowok itu.
Zervano sedikit terkekeh ketika sadar jika matanya sudah tergenang dengan air mata yang sedari sudah memanas berdesakan ingin keluar.
"Awalnya Aku marah sama Papa, karna membuat Bunda pergi dari rumah tapi seiring berjalannya waktu. kehadiran Mama di rumah membuat aku sadar, kalo mungkin Ini cara Papa untuk kasih tau aku. Sosok Bunda dalam hidup aku, bisa juga aku temukan dari Mama."
Zervano menipiskan bibirnya karena merasa bibirnya yang mulai bergetar.
"Aku seneng, karena Mama datang ke hidup aku. Aku seneng, karena Mama mau ngerawat aku, Aku seneng karena Mama selalu peduli sama aku, tapi ...
... tapi, Vano sedikit kecewa sama Mama."
Risa menatap Wajah Zervano dari samping, ia berusaha untuk bersikap biasa saja di depan Zervano yang saat ini terlihat begitu rapuh.
"Kenapa Mama bohong?"
"B-bohong soal apa Van??" tanya Risa dengan sedikit takut.
"Iya, Mama bohong. Mama bohong sama Vano soal Kehidupan Mama sama Papa dulu."
"Maksud kamu? Bukannya Vano udah tau, kalo Mama sama Papa emang udah deket dari sebelum Papa dan Bunda Menikah?"
"Iya, tapi Vano juga tau. Pernikahan Papa dan Bunda itu hanya sebuah karangan dan hal itu gak pernah terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERVANO : [ END ] ✔
Teen Fiction[ Pasja Utama Series 1 ] □□□ "Duniaku udah hancur Aruna, kamu gak akan kuat sama lukaku." ucap Zervano. "Aku akan jadi rumah buat kamu Zervano." jawab Aruna. □□□ Zervano Aregas Bumantara, Seorang Remaja lelaki berusia 18 Tahun, dengan jabatannya se...