Bab 45 : Dunianya Semakin Hancur

602 33 6
                                    

"Iya Bun, Vano semalam nginep di rumahnya Arsen."

"Ya udah, Bagus kalo gitu. Bunda jadi lega dengernya." jawab Budanya Zervano dari sebrang telfon. "Oya, Bunda mau kasih tau, Pagi ini Bunda sama Ayah mau pergi ke London. Kamu gak papa kan di sini sendirian?"

Alis Zervano bertaut. "Kok Tiba tiba?"

"Iya, Maaf ya. Soalnya tadi ayah dikabarin dari kantor juga kalo dia harus berangkat ke London. Maaf banget ya Kak, Bunda jadi ninggalin kamu sendiri lagi."

Zervano menganggukkan kepalanya paham. "Iya Bunda, gak papa Vano ngerti. Tapi Bunda perginya jangan lama lama ya?"

"Iya."

"Bunda jangan lupa makan sebelum pergi."

"Iyaa, ini Bunda lagi makan sama Ayah."

"Iyaa, oya sekarang Vano mau berangkat ke sekolah. Udah setengah tujuh."

"Iya, jaga diri baik baik ya anak ganteng."

"Iya Bunda."

Tut ..

Zervano tersenyum setelah selesai bertelfonan dengan Bundanya, dan hal itu di denger oleh Sosok Arsen dan Ayahnya Arsen.

"Lo udah ketemu sama Nyokap lo??"

"Udah."

"Kok lo gak cerita sih?"

"Eumm, belum aja. Sebenarnya gue mau cerita cuman belum sempet aja."

Arsen menganggukkan kepalanya paham. "Ya udah. Eh, nyokap lo ngabarin apa?"

"Bunda mau pergi ke London pagi ini, sama- suaminya."

Kedua Alis Arsen bertaut. "Suami?? Maksudnya, Bunda udah nikah lagi??"

Zervano menganggukkan kepalanya sebagian jawaban. "Baik gak orangnya??"

"Yang gue liat sih, baik. Kayaknya emang baik buktinya aja Bunda bahagia sama Suaminya."

"Syukur deh kalo gitu."

"Iya. Gue juga jadi lega dengernya."

🌹

Langkah Seorang cowok bertopi hitam itu seketika terhenti saat pandangan matanya bertemu dengan Manik mata milik seorang gadis yang tengah berdiri di depan pintu kelasnya.

Gadis itu berjalan mendekat dengan raut wajah takutnya. "Aku mau bicara sama Kamu." Ucap gadis itu setelah sampai di depan Cowok Bertopi Hitam tadi.

"Apa?" tanya Cowok tadi.

"Gak disini, kita ngobrol di rooftop aja."

"Kenapa? Takut orang orang tau kalo kita masih pacaran?"

Deg ...

Pandangan gadis itu terangkat hingga bertemu dengan Manik mata cowok tadi dengan tatapan sendunya.

"Maunya kamu sekarang apa? Kalo kamu masih mau sama aku? Aku bakal perjuangin kamu. Tapi kalo kamu mau sama dia, aku bakal ngejauh." jelas Zervano yang jelas mampu membuat Aruna terdiam.

"A-aku pilih kamu Van, tapi aku juga gak bisa nolak permintaan Ayah sama Bunda. Mereka udah mikirin perjodohan ini dari lama, aku gak mau mereka kecewa." jelas Aruna.

"Jadi?"

Aruna menundukkan kepalanya dalam dan sesekali menghela nafas berat. "Aku cuman gak mau buat Ayah sama Bunda kecewa, aku gak mau buat hubungan persahabatan Ayah sama Om Harsa merenggang cuman karena aku menolak perjodohan ini."

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang