Bab 61 : Pertengkaran Di Lapangan

417 22 7
                                    

Dua minggu sudah Zervano menjalani hukumannya di skorsing dari sekolah, dan hari ini Remaja itu sudah diizinkan untuk masuk ke sekolah lagi seperti biasa.

Tidak seperti biasa, jika ia berangkat sekolah dengan pakaiannya yang terlihat urakan kali ini Zervano memakai seragamnya dengan rapi. Dasi yang terpasang dengan rapi, rambut yang di tata juga dengan rapi yang menambah kesan tampan pada remaja berusia 18 tahun itu.

Perlahan langkah kakinya berjalan menyusuri lorong lorong kelas dengan pandangan para siswa yang terfokus pada remaja itu dengan berbagai macam tatapan yang sulit untuk di artikan.

Tepat didepan pintu Kelas 12 IPA 1, Zervano melihat sosok gadis yang sangat ia kenali juga tengah menatap ke arahnya. Zervano perlahan berjalan mendekat namun gadis itu malah dengan segera masuk ke dalam kelas. Tanpa ragu juga Zervano ikut masuk ke dalam kelas itu walaupun itu bukanlah kelasnya.

Pandangan mata Zervano tertuju pada Sosok gadis yang duduk di kursi paling belakang dan langsung saja Ia menghampiri gadis itu dengan tatapannya yang tajam hingga langkahnya terhenti tepat di samping kursi gadis yang ia tatap tadi, Alana.

"Lagi marah sama gua?" tanya Cowok itu yang sama sekali tak mendapat balasan apapun dari Gadis tadi.

Alana masih sibuk dengan acara menggambar di bukunya yang mana hal itu menjadi fokus oleh cowok yang berdiri di sampingnya.

"Lana?"

"Pergi." ucap Alana dingin.

"Okey, gue pergi." jawab cowok itu yang langsung keluar dari dalam kelas 12 IPA 1.

Alana yang melihat kepergian cowok itu seketika terdiam dengan dada yang bergemuruh berteriak dengan kesal pada cowok itu yang dengan mudah menuruti ucapannya untuk pergi, padahal juga sebenarnya ia tak mau cowok itu menuruti ucapannya tadi.

🍂

"Runa?" panggil Sean beberapa kali ketika melihat Aruna yang tengah melakukan di tengah tengah membaca buku di perpustakaan. "Aruna? Kamu baik baik aja?" tanya Sean sambil menepuk bahu Aruna yang membuat gadis itu seketika tersadar dari lamunannya.

"I-iya, Sean? Kenapa?"


"Kamu gak papa kan?" tanya Sean yang di balas anggukan oleh Aruna.

"Iya, aku gak papa. Aku ke toilet bentar ya nanti aku ke sini lagi." ucap Aruna berpamitan yang membuat Sean menganggukkan kepalanya dengan paham.

"Jangan lama lama."

"Iya."

Aruna bangkit dari duduknya dan mengusap bahu Sean sebelum keluar dari tempat itu. Sedangkan Sean yang mendapat perlakuan itu dengan manis menampakkan senyumnya.

Pandangan mata cowok itu menatap ke arah ponsel yang ada tak jauh dari mejanya, Sean yakin kalo ponsel itu pasti milik Aruna dan dengan segera cowok itu mengambil benda pipih itu. Awalnya hanya berniat untuk membantu Aruna mengamankan ponsel itu tapi entah kenapa pikiran Sean tiba tiba berubah.

Cowok itu dengan perlahan membuka ponsel itu hingga sebuah Wallpapper wajah Aruna dengan wajah sosok lelaki yang sangat ia kenali terpampang dengan jelas di layar ponsel itu.

"Zervano." gumam Sean pelan ketika ia melihat wajah Zervano yang ada pada layar ponsel Aruna.

🍂

Bugh!

Sebuah pukulan keras dari kepalan tangan Sean berhasil meninju rahang tegas milik sosok lelaki berwajah Tampan yang dengan tatapan bingungnya menatap Sean.

"Lo kenapa tiba tiba mukul gue?" tanya Sosok lelaki tadi, Zervano.

"Kurang ajar lo Zervano!!?" teriak Sean Yang kembali memukul rahang Zervano hingga membuat Sang empu sedikit oleng ke samping.

"Maksud lo apaan sih?!" tanya Zervano dengan emosi sambil mencengkram keras baju Sean dengan kuat hingga wajah mereka saling berhadapan. "Apa masalah lo sama gue?" tanya Cowok itu dengan dingin.

"Lo mau rebut Aruna dari gue? Huh?!" tanya Sean dengan suara dinginnya yang membuat Zervano menatap bingung ke arah adik lelakinya itu.

"Rebut? Buat apa gue rebut dia dari Lo Sean?!" tanya Zervano dengan terkekeh sinis. "Yang ada itu, lo yang rebut dia dari gue Bangsat!!?"  ucap Zervano dengan penuh penekanan yang membuat Emosi dari Sean semakin memuncak dan dengan kuat cowok itu menepis cengkraman tangan Zervano hingga terlepas.

"Kenapa? Lo gak tau kan, kalo ternyata sebelum Aruna sama lo ... dia udah jadi milik gue lebih dulu." ucap Zervano dengan sinis membuat Sean bener bener marah kali ini bahkan giginya juga terdengar bergemeletuk di rongga mulutnya.

"Bangsat!!?" teriak Sean Yang langsung melangkah maju akan memukul Zervano lagi tapi dengan segera tubuh Sean di tahan oleh beberapa remaja yang Mana para remaja itu adalah anggota dari PASJA UTAMA.

Mereka seakan datang untuk menentang Sean dan menjaga Zervano agar Sean tak lagi memukul ketua mereka seperti tadi.

"Kenapa gak jadi mukul ? Bawa dong, bodyguard bodyguard di rumah lo biar mereka semua juga tau siapa itu PASJA UTAMA." ucap Zervano dengan tenang namun juga terselip nada bangganya.

"Anjing lo." ucap Sean dingin yang tentu saja ditujukan pada Zervano.

"Sean?!" panggil Aruna yang baru saja tiba di tengah lapangan dan dengan lembut mengusap lengan Sean agar emosi cowok itu sedikit mereda. "Sean udah ya, kita balik ke kelas." ucap Aruna dengan tatapan matanya yang sesekali menatap beberapa remaja yang menahan Sean seakan meminta mereka melepaskan cengkraman mereka di tangan Sean.

Mereka masih diam walaupun Aruna menatap mereka dengan tatapan memohon hingga suara seseorang membuat mereka dengan seketika melepaskan cengkraman pada tangan Sean.

"Lepasin." ucap seorang gadis yang baru saja datang yang langsung mereka turuti dan mulai menjauh dari hadapan Sean dan Aruna.

Pandangan Aruna menatap sosok gadis yang baru saja datang tadi, Alana.

"Ikut aku!" ucap Alana datar sambil menarik tangan Zervano yang sedari tadi diam menatap ke arah gadis itu dan tentu saja Zervano hanya menurut dengan tarikan tangan dari Alana karena ia juga tau, mungkin setelah ini dia akan mendapatkan omelan dari Gadis itu.

Pandangan mata Aruna tertuju pada dua sosok Remaja tadi yang mulai menjauh dari lapangan diikuti oleh anggota PASJA yang lain,bahkan juga Arsenal, Morgan, Naren dan Athala yang sedari tadi hanya menonton dari pinggir lapangan juga turut mengikuti langkah Zervano dan Alana.

Aruna sejenak menegang di tempatnya ketika tangannya juga ikut di tarik oleh Sosok di sampingnya yaitu Sean, Tunangannya.

🍂


Jangan lupa untuk Vote dan Comment!!!

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang