Bab 43 : Perjuangan Zervano

615 31 6
                                    

"Na, lo mau pesan apa?? "

"Apa aja deh, terserah lo gue tunggu di sana gak papa kan?" Ucap Aruna sambil menunjuk ke arah salah satu kursi di kantin yang kosong.

"Okey gak papa, nanti gue kesana."

"Okey."

Aruna melanjutkan jalannya menuju ke kursi kosong itu, dan setelah sampai di sana Aruna memilih Untuk bermain ponsel tanpa mempedulikan tatapan orang orang di sana yang masih sibuk berbisik tentangnya, iya emang apa lagi?

SMAJA, masih heboh dengan Berita tentang dirinya dan Zervano yang berpacaran bagaimana tidak ini tentang Zervano, sang murid yang paling Famous di SMAJA, dan juga terlebih lagi jabatan cowok itu yang menjadi seorang pemimpin geng tawuran membuat banyak orang ingin tau segalanya tentang cowok itu.

Ting ...

Aruna hanya diam, ia hanya membaca pesan itu dan tidak berniat untuk menjawab sama sekali pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna hanya diam, ia hanya membaca pesan itu dan tidak berniat untuk menjawab sama sekali pesan itu.

🌹

Rabu,

Kamis,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamis,

Jumat,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat,

Jumat,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹

Hampir Satu minggu, Aruna dan Zervano bertengkar tidak ada satupun diantara mereka yang mau bicara. Jangankan untuk bicara, Zervano yang mengirim pesan pada Aruna saja tak dibalas.

Aruna menghela nafas pelan setelah melihat room chat nya dengan Zervano. Gadis itu memilih untuk menutup ponselnya melirik ke arah atas kasurnya yang terdapat sebuah Dress Putih selutut yang terlihat begitu cantik.

Tok tok ...

Cklek ...

Pintu kamar Aruna terbuka dengan menampakkan seorang wanita Dewasa yang juga sudah siap dengan riasan tipis dan Dress Berwarna Hitam yang terlihat sangat elegan.

"Sayang? Kok kamu belum ganti baju?" tanya Anita, bundanya Aruna.

"Bun?? Emang harus Runa pake Dress itu? Emang buat apa sih Bun ??" Tanya Aruna dengan perasaan aneh, karena memang ia tidak tau apapun tentang hal ini.

"Sayang ... kamu dengerin Bunda." Anita perlahan duduk di pinggir ranjang dengan berhadapan dengan Aruna. "Ini adalah malam yang paling Bunda Sama Ayah tunggu, dan bukan cuman Bunda .. tapi juga buat tamu kita malam ini."

"Bun?"

"Mereka ... Adalah keluarga Radjasa, mereka adalah pemilik dari Radja Corp yang mana perusahaan itu sudah menjalin hubungan dengan perusahaan Ayah jauh sebelum Ayah sama Bunda Menikah ...

.... Ayah, sama Pemimpin besar mereka ... Harsa Radjasa itu adalah sahabat. Mereka bersahabat sejak mereka SMA sampai sekarang, dan Om Harsa mau hubungan persahabatan antara Om Harsa dan Ayah terus terjalin lebih baik dengan menjodohkan salah satu dari anak anak mereka."

"Bunda?" ucap Aruna dengan suara bergetar. "Runa gak mau Bun." ucap Aruna sekana ia tau kemana arah ucapan Sang Bunda.

"Kamu tau, Waktu Ayah tau Kak Alaska berpacaran sama Seana ... Ayah seneng karena Ayah pikir dengan begitu mereka berdua bisa bersama sama dan hubungan antara Ayah dan Om Harsa bisa terjalin dengan lebih baik, tapi ...

Ternyata Kak Alaska sudah pergi lebih dulu, dan sekarang yang tersisa hanya kamu. Ayah mau yang terbaik untuk kamu Aruna." ucap Anita dengan lembut sambil terus mengenggam Tangan Aruna erat.

Aruna terdiam dalam waktu yang lama, dadanya terasa begitu sesak dengan mata yang seketika memanas ingin menumpahkan air bening itu dari tempat asalnya.

"Bun, Kenapa sih harus seperti ini? Runa punya pilihan Runa sendiri Bunda. "

"Sayang?? Bunda mohon ya, kali ini aja Bunda mohon sama Runa ya?? Turuti kemauan Bunda sama Ayah dan setelah itu Bunda sama Ayah gak akan minta apapun lagi dari Runa." Ucap Anita dengan lembut yang membuat Aruna sangat sulit untuk menolak apalagi ini adalah permintaan Bundanya.

Aruna juga tidak mau mengecewakan Ayah dan Bundanya, tapi bagaimana dengan hatinya?? Bagaimana bisa Aruna menjalankan ini semua??

"Sayang?" Anita mengusap wajah Aruna lembut sambil mengusap air mata Aruna yang mengalir dengan hangat.

Aruna memejamkan matanya rapat dengan menipiskan bibirnya. Perlahan gadis itu menganggukkan kepalanya yang langsung membuat Sang Bunda tersenyum dan langsung memeluk tubuh Aruna.

"Makasih Sayang, dan Maafin Bunda."

Aruna membalas pelukan itu tak kalah erat, dengan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir. "Bantu Runa jalani ini semua Bunda."

"Pasti Sayang, Bunda akan selalu ada di samping kamu."

'Maafin Aku Kak Vano, Maaf.'  Hanya kalimat itu yang terlintas di pikirannya yang entah kenapa ia sangat merasa bersalah pada Sosok itu, Zervano.

🌹

Zervano masih terus berusaha untuk menelfon Aruna, walupun ia juga yakin jika Aruna pasti tak akan mau menjawab telfonnya.

"Maaf Na." ucap cowok itu lirih.

Deret!

Dering telfon masuk ke ponsel Zervano yang langsung membuat cowok itu mengangkat sambungan telfon

Om Ryan

"Iya, kenapa Om??"

"Kamu bisa datang ke Kantor Om Besok?"

"Enggak." jawab cowok itu seadanya.

"Van? Om mohon, sekalii aja ya? Om Ryan mau bicara sama Kamu."

"Aku gak bisa, besok aku ada tawuran."

"Van?! Itu cuman tawuran, Ada hal penting yang mau Om sampaikan ke kamu."

"Maaf, Aku sibuk."

Tut ...

Dengan santainya Zervano mematikan sambungan telfon tanpa basa basi, tujuan Zervano saat ini adalah ia yang ingin datang ke rumah Aruna untuk meminta maaf.

Entah ia akan mendapatkan maaf dari Aruna atau tidak, tapi setidaknya ia ingin mengucapkan maaf yang tulus pada Aruna.

🌹


Jangan lupa untuk Vote Dan Commentnya!!!

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang