Bab 13 : Pergi Dari Rumah

1.1K 52 5
                                    

[ Isi Chat ada di Foto jadi nyalakan data buat bacanya, makasih ♡♡ ]

🌿


Zervano perlahan membuka matanya ketika sebuah usapan di kepalanya yang terasa begitu lembut, Zervano menatap sosok itu dengan lamat terlihat sosok wajah itu sangat mirip dengan Aruna tapi perlahan wajah asli dari sosok itu jelas terlihat.

"Hei sayang?" sapa sosok wanita tadi dengan lembut sambil mengusap kepala Zervano.

Zervano menghela nafasnya beberapa kali dan bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk. "Kamu capek banget ya sayang ?? Pulang sekolah langsung tidur??" tanya Risa, mamanya Zervano.

Zervano masih diam, karena bingung harus menjawab dengan apa. "Hei ? Kok pulang gak bilang bilang sama Mama sih?? Hm?"

Zervano mengangkat pandangannya ke arah Manik mata Risa. "Emang kalo pulang ke rumah sendiri harus bilang dulu ya??"

Deg ...

Risa seketika menegang di tempatnya mendengar pertanyaan putranya itu. " Van, bukan gitu maksudnya mama."

"Mama gak suka Vano pulang ke rumah?"

"Vaan, mama seneng kamu pulang ke rumah tapi ...

Ucapan Risa terhenti ketika menik matanya bertemu dengan Manik mata sendu milik Putrnya. "Maafin Mama Van."

Hening ....

"Van? Lain kali kalo mau pulang ke rumah bilang dulu ya sama mama."

"Kenapa aku harus bilang dulu? Ini juga masih rumahnya Vano kan Ma??" tanya Zervano dengan sedikit emosi pada Mamanya.

"Iya Vano, ini masih rumah kamu juga. Tapi keadaan Seana sekarang lagi gak baik baik aja Van, Emosi Seana terus berubah setiap kali dia melihat kamu."

"Terus Sampai kapan Ma? Kalo mama sama papa terus terusan pisahin Vano sama Sea, hubungan kita jadi semakin jauh Ma ... kita tuh masih saudara Vano gak mau kaya gini.."

"Vano mama tau, tapi Kali ini Seana juga sedang berusaha untuk mengendalikan emosinya sama seperti Dengan saran dokter ... jadi mama mohon sama kamu ....

.... bantu Sea ya?? Kita ikuti saran dari dokter dulu. "

"Mama tau?? Ada kalanya kita mendengar nasihat orang lain di saat kita kesusahan dan ada kalanya kita paham situasi dari hidup kita sendiri yang gak harus selalu ikut dengan saran orang lain."

"Ma?? Vano udah terlalu jauh sama Seana, kita itu saudara ma bukan orang asing. Jadi mama berhenti untuk mencoba jauhin Vano dari Sea."

"Vano? Tapi itu yang terbaik untuk saat ini."

Zervano menganggukkan kepalanya paham. "Okey kalo itu yang mama mau, Aku pergi." ucap Zervano sambil bangkit dari duduknya yang langsung menyambar jaket dan kunci motornya.

"Vano? Maksudnya mama gak kaya gitu Van."

"Vano?"

"Zervano?? Dengerin Mama."

"Vano? Vano dengerin Mama dulu... Van??" panggil Risa yang sedari tadi terus mengikuti langkah cepat Zervano yang menuruni tangga dan menuju ke garasi untuk menaiki motornya lagi pergi dari pekarangan rumah mewah ini.

"Vano mama mohon kamu jangan pergi, Vano Maafin Mama nak." ucap Risa dengan derai air mata ketika melihat Zervano dengan wajah emosinya sambil menaiki motor dan mengenakan helmnya siap melaju.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang