Bab 75 : Ucapan Perpisahan

710 30 18
                                    

Puluhan orang berdiri di depan pintu Ruangan yang masih sama sejak kemarin malam. Kali ini hari sudah berganti, tanggal sudah berubah, dan waktupun terus berlalu meninggalkan menit menit sebelumnya.

15 Agustus 2024, hari ini telah tiba. Puluhan manusia itu juga masih diam di tempat dengan kepala mereka yang terus tertunduk sembari mulut yang terus merapalkan doa dengan tulus untuk seseorang yang sedang berusaha untuk tetap hidup di dalam sana.

Ckelek...

Pintu Terbuka dengan menampakkan Sosok Pria dewasa dengan memakai baju khas dokter baru saja keluar dari dalam ruangan dengan raut wajah yang tak bisa mereka baca.

"Maaf, apa di sini ada yang bernama Aruna Yasmine Armanita?" tanya dokter tadi yang membuat seluruh atensi menatap ke sosok gadis yang berdiri dengan bersandar pada dinding Rumah Sakit dengan mata yang memerah karena sedari tadi gadis itu yang terus menangis.

"Aruna?" panggil Sean sambil mengusap bahu Aruna menyadarkan gadis itu dari lamunananya.

"Silakan untuk Saudara Aruna, boleh masuk ke dalam."

Deg ....

Aruna seketika terdiam mendengar hal itu. Apa yang terjadi sekarang? Apa itu artinya dia bisa bertemu dengan Zervano saat ini?

Pandangan Aruna bertemu dengan Manik mata sosok wanita Dewasa yang duduk di sampingnya. Wanita itu terlihat begitu rapuh dimata Aruna, tapi di detik berikutnya wanita itu menganggukkan kepalanya menatap ke arah Aruna.

Aruna juga dengan takut menatap ke arah Sean yang berdiri di sampingnya. "Sean?"

"Temui dia." ucap cowok itu dengan senyuman tipisnya. Aruna dengan lirih menganggukan kepalanya paham.

Perlahan Aruna berjalan masuk ke dalam ruangan serba putih itu dengan dada yang terasa sesak. Melihat tubuh sosok lelaki yang ia lihat paling kuat kini terlihat begitu lemah dengan berbagai macam alat penyandang kehidupan yang ada pada tubuh cowok itu.

Aruna berjalan perlahan mendekat ke arah brangkar di depannya dan dengan sedikit membungkuk, Aruna mendekatkan wajahnya pada wajah milik lelaki di depannya itu dan mencium kening lelaki itu lama. "Aku disini Vano, aku ada disini." ucap gadis itu lirih.

Perlahan mata sayu itu terbuka, dengan Manik mata yang lemah menatap wajah cantik milik sosok wanita yang sangat ia sayangi, Dia Aruna Yasmine Armanita.

"Hai? Aku disini." sapa gadis itu dengan senyuman tipisnya. "Aku kaget banget, kamu disini. Aku gak nyangka, kalo Premannya SMAJA bisa sampai disini, kenapa?" tanya Aruna dengan sangat lembut.

"M-maaf." ucap cowok itu dengan terbata dan juga terdengar tak begitu jelas karena masker oksigen yang menutupi Mulut dan hidungnya.

"kenapa minta maaf? Gak boleh dong, ngapain minta maaf? Kalo gak berbuat salah, jangan minta maaf." ucap Aruna sambil mengusap rambut cowok di depannya itu dengan lembut.

"M-maaf, maaf karena gak bisa perjuangan Putri Cantik yang satu ini." ucap Zervano dengan susah payah.

Aruna menganggukan kepalanya paham, sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. "Gak dimaafin, kenapa gak diperjuangkan?" tanya Gadis itu dengan nada jail.

"Maaf cantiknya Vano."

Aruna seketika memejamkan matanya ketika air matanya yang kembali menetes tanpa ia minta. "Siapa yang kamu bilang cantik itu? Aku?"

Zervano menganggukkan kepalanya lemah. "Kenapa kamu bilang aku cantik? Kata Kak Alaska, aku itu nyebelin, gampang ngambek, cengeng, dan manja." ucap Aruna dengan kesal.

ZERVANO : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang