Bab 3

1.9K 165 12
                                    


Sampai di rumah, Ahyeon langsung terkapar di sofa bagaikan seekor ikan yang kekeringan air. Latihan hari ini sangat melelahkan karena melibatkan masalah batin. Ruka menjauh darinya. Dan Ahyeon tidak terima dengan sikap Ruka yang itu.

Niatnya 'kan baik ingin mengembalikan semangat Ruka yang perlahan terkubur karena merasa iri dengan teman-teman seangkatannya, eh malah Ruka menganggap Ahyeon ingin bersaing dengannya.

Ahyeon menghela gusar. "Kok ada manusia yang berpikir begitu? Aku tak mengerti, bisa-bisanya dia berpikir aku mengajak saingan padahal cuma ingin dia tetap bertahan menunjukkan kemampuanya yang tidak tersaingi oleh siapa pun."

"Kenapa Hyeon? Hari ini kamu terlihat letih dan sedih?" ucap ibunya yang datang menyapa.

"Kalau letih sudah pasti, Mommy mengerti kegiatan kamu. Tapi kalau sedih? Kamu kenapa sedih?"

Ahyeon merajuk di depan ibunya, mengadu tentang siapa Ruka dan sikap Ruka yang tidak pernah bersahabat dengannya.

"Aku hanya ingin berteman dengannya, tapi sikapnya malah begitu," ucap Ahyeon.

"Dia mungkin masih membutuhkan waktu? Kan kita tidak pernah tau hari berat apa yang di jalani olehnya," kata Mamanya.

"Iya sih, tapi 'kan dia bisa bicara padaku apa masalahnya, hal berat apa yang dia jalani makanya aku ingin berteman dengannya biar bisa menjadi telinga yang baik buat dia. Dianya malah gitu, aku sakit hati Mommy!"

"Ahyeon, sebelum kamu ingin dia mengerti sama niat baik kamu, kamu harus bisa mengerti keadaan dia dulu."

"Aku sudah mengerti dia begitu," kata Ahyeon menatap kosong ke depan.

"Kalau mengerti, kamu tidak akan merajuk seperti ini Sayang," ucap Mamanya sambil tersenyum, dengan lembut mengelus kepala anaknya.

"Ini sudah malam, Mommy sudah menyiapkan makan malam buat kamu. Sebaiknya kamu mandi dan bersiap, lalu tidur. Besok juga ada sekolah."

Ahyeon hanya mengangguk, tapi tak berlangsung lama dia mengejar ibunya.

"Mom, tunggu!"

"Hmm?"

"Kalau aku ingin tinggal di dorm bersama trainee lain boleh?"

Wanita paru baya itu tersentak kaget, seperti baru saja mendapat kabar buruk.

"Aku hanya ingin semakin dekat dengan mereka, benar-benar berjuang bersama mereka dari awal. Boleh, ya?" ucap Ahyeon memohon.

Ibunya menggeleng pelan. "Tidak. Kamu tidak boleh tinggal di sana."

"Mommy, tapi---"

"Ahyeon, kamu akan menyusahkan trainee lain. Kamu susah tidur kalau belum sama Mommy."

"Tau ... tapi 'kan ini jadi sistem belajar buat aku supaya tidak bergantung lagi sama Mommy," kata Ahyeon memberitahu. "Aku sudah besar, Mom. Aku sudah besar, aku harus bisa sendiri."

"Kamu masih 16 tahun, dan itu masih anak kecil." Ibunya melangkah pergi ke dapur di ikuti oleh Ahyeon.

"16 tahun itu artinya aku sudah besar!"

Tidak ada sahutan. Ahyeon merengek seperti anak kecil, ups, dia memang masih anak kecil.

"Mommy!" bentak Ahyeon tidak suka di abaikan.

Ibunya malah sibuk menata makanan di meja untuk Ahyeon makan. Sementara Ahyeon masih merengut kesal. Ini adalah kesempatan terbaiknya mengenal Ruka lebih dalam, coba bayangkan mereka tinggal bersama bukankah mereka akan lebih sering bertemu?

Ahyeon juga bisa melihat kebiasaan Ruka nantinya.

"Mommy," pinta Ahyeon untuk terakhir kalinya. "Aku mohon, boleh, ya?"

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang