Bab 69

1.3K 164 108
                                    

🦋 selamat membaca 🦋

Hari libur tanpa teman, tanpa kegiatan, tanpa ponsel benar-benar membuat Ahyeon hilang semangat. Tidak tau harus melakukan apa untuk mengisi kekosongan, Ahyeon terkulas lemas di atas ranjang.

Rumah begitu sepi karena ayah dan ibunya pergi bekerja sementara ia tinggal sendirian tanpa kegiatan sama sekali. Kalau seperti ini, ia merindukan suasana dorm yang ramai dan hangat. Setidaknya dia memiliki Rora, Rami dan Chiquita yang bisa di ajak bertengkar.

Ini semakin membosankan, bahkan tidak ada acara televisi yang seru Ahyeon menghela gusar untuk ke seratus kalinya di hari ini. Masih setengah hari tapi ia sudah merasa sangat bosan.

Seseorang yang ekstrovert tentu akan merasa bosan kalau tiba-tiba diam di rumah tanpa ada kegiatan. Seandainya ponsel tidak di sita oleh agensi, Ahyeon mungkin akan menghubungi teman-teman sekolahnya.

Ahyeon menarik napas sedalam mungkin, mengumpulkan niat untuk turun dari ranjang dan melakukan sesuatu agar tidak mati karena bosan.

"Baiklah, mari lakukan sesuatu yang tidak membosankan," gumamnya dengan sepenuh hati.

Ahyeon turun dari ranjang dan mulai membereskan kamarnya, ya walaupun kamarnya memang rapi dan bersih tapi tidak masalah, dari pada ia gabut setengah mati.

Pertama-tama ia membereskan semua anak-anaknya agar tersusun dengan rapi. Ahyeon membersihkan wajah mereka dengan menggunakan kemoceng, hanya saja ketika Crowy yang di bersihkan Ahyeon mendadak diam.

Crowy, boneka sapi yang Ruka dapatkan dengan susah payah waktu itu. Kalau di ingat-ingat itu adalah momen terindah dalam hidup Ahyeon karena ternyata Ruka tidak sedingin itu, tampangnya saja dingin dan tidak tersentuh nyatanya dia memiliki hati yang baik dan hangat. Dia tanpa menyerah mendapatkan boneka itu untuk Ahyeon.

Gadis bermata biru itu duduk di tepi ranjang sembari mengusap boneka sapinya. Tiba-tiba perasaan rindu muncul, dia sangat merindukan Ruka, benar-benar rindu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya ia akan berada sangat jauh dari seperti ini.

Biasanya akan menghabiskan banyak waktu bersama Ruka, apa-apa sama Ruka tetapi hari ini dia kehilangan Ruka ralat—dia yang meninggalkan Ruka.

Ahyeon menghela napas, kemudian tersenyum masam. "Aku merindukanmu, tapi aku juga marah padamu. Aku tidak mau terluka lagi."

"Kamu sedang apa? Pasti sedang kesal karena tadi aku mematikan telpon secara sepihak kayak gitu. Tapi mau bagaimana lagi, setiap mendengar suaramu rasanya sangat sakit, entah kenapa."

"Sepertinya semua yang berkaitan denganmu sangat menyakitkan buat aku. Kalau saja aku tidak selemah ini, kita mungkin masih bersama," ujar Ahyeon mengusap boneka sapinya.

"Saat ini aku tidak mau berharap lebih padamu, terlalu berharap membuatku terluka karena harapan sendiri. Terkadang apa yang aku harapkan tidak sesuai dengan yang terjadi." Gadis itu tersenyum tipis.

"Itu sebabnya aku membutuhkan waktu untuk sendirian. Aku mungkin harus melepaskanmu dan kamu bahagia bersama pilihanmu itu." Dia menaruh Crowy bersama boneka sapinya yang lain.

Meski merasa sesak, Ahyeon mencoba untuk mengabaikannya. Hanya dengan memikirkan Ruka saja ia merasa amat terluka. Berapa banyak pun luka yang Ruka berikan padanya, Ahyeon tidak pernah mengeluh. Namun, hari ini terasa lebih menyakitkan dari biasanya.

Ahyeon merasa tidak sanggup untuk menerimanya. Ia sudah menerima masa lalu Ruka dengan susah payah, berharap Ruka lupa dengan masa lalunya dan bisa menerimanya sepenuh hati tetapi nyatanya tidak seperti itu. Bayangan masa lalu Ruka sangat kuat hingga ia tak bisa melangkah mendekati Ahyeon.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang