Bab 15

1.5K 154 25
                                    

"Oh ya ampun! Aku tidak percaya barusan kita makan bersama Blackping sunbenim," ujar Chiquita terlihat senang.

"Jantungku berdebar melihat mereka ada di dekat kita barusan."

Rami dan yang lainnya mengangguk setuju. Memang tidak makan satu meja bersama, tetapi di belakang meja mereka ada meja member Blackping. Pada akhirnya mereka benar-benar satu agensi dengan bintang besar itu.

"Mereka terlihat mahal sekali," ucap Rami.

"Aku setuju. Aura yang mereka miliki sangat mahal, sepertinya yang masuk circle mereka tidak bisa sembarang orang," tambah Asa.

"Menggila. Tanganku masih bergetar melihat mereka makan," sahut Rora antusias.

Tentu saja itu menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Entah kapan lagi mereka bisa bertemu dengan member Blcakping sedang bersantai.

"Aku jadi bersemangat. Aku ingin seperti mereka," ucap Chiquita monolong jauh.

"Mereka sangat hebat dan luar biasa. Aku datang jauh-jauh dari sana, datang ke sini hanya untuk mengikuti jejak mereka. Bahkan aku masih sangat muda untuk menghadapi pelatihan seberat ini." Dia menambahkan dengan senyuman masam di wajah bulatnya.

Tentu saja para unnienya menepuk pundak gadis itu, ada yang merangkulnya lebih dekat dengannya.

"Kita harus debut dan menjadi legenda seperti mereka," kata Chiquita.

"Tentu, Kawan. Kamu tidak salah dengan datang ke sini," ucap Rami.

"Melihat mereka dari jauh saja sudah membuatku bergetar dan berdebar. Bagaimana kalau suatu hari mereka memberikan pelatihan pada kita?"

"Haaah, sepertinya aku pingsan," sahut Rora.

Asa dan Rami terkekeh dengan jawabannya. Pembicaraan mereka masih berlanjut hingga ke ruang latihan, semuanya kembali pada latihan yang menguras jiwa raga.

Latihan kembali di lanjutkan, Coach memberikan pembagian tim yang baru, semuanya di acak.

Ini sistem baru yang di lakukan oleh Sajangnim. Setiap trainee harus saling mengenal satu sama lain dan tidak terlibat circle dalam circle, jadi semuanya di acak.

Pada akhirnya enam sahabat itu berpisah regu untuk pertama kalinya. Karena kita tidak pernah tahu siapa saja yang akan terpilih untuk debut nantinya. Namun, dengan siapa pun nanti debutnya, di wajibkan tidak merasa kecewa kalau ternyata tidak sesama rekan dekat.

Itulah sistem perubahan grup di lakukan, agar mereka bisa menerima dengan lapang hati kalau ternyata mereka tidak debut bersama-sama.

Ahyeon melirik ke Ruka, dia bersama orang lain sekarang. Tentu saja rekan barunya berbisik tidak senang dengan orang sepertinya. Rumor itu masih kuat terdengar.

Ahyeon hanya mampu menghela napas gusar, sangat berharap Ruka nyaman dengan rekan barunya. Tak sengaja mata bulatnya menatap ke arah Pharita, ternyata gadis itu juga diam-diam memperhatikan Ruka.

Tanpa sadar Ahyeon mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, merasa kesal tanpa alasan. Entah kenapa dadanya naik turun dengan cepat.

"Keterlaluan kalian, masih belum selesai?" gumam Ahyeon.

****

Seharusnya mereka langsung pulang, tapi Pharita mampir dulu ke toilet sebab merasa resah. Sejak tadi pikirannya begitu kacau dan kalut. Bingung dan tak menyangka Ahyeon bisa melakukan semua ini.

Siapa yang menyangka sekecil Ahyeon bisa membongkar pengkhianatan dengan cara permainan sederhana. Pharita memegang pinggir wastafel dengan kuat, sungguh dadanya merasa sesak.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang