Bab 18

1.2K 141 8
                                    

Kedatangan Pharita dengan kondisi di perban itu mencuri perhatian semua trainee. Apalagi geng Rami dan kawan-kawan, mereka heboh dan tak percaya Pharita bisa mendapatkan luka seperti itu.

Rora hanya perlu menatap Pharita untuk bertanya, Pharita cukup mengangguk saja Rora pun tahu siapa pelakunya. Tangan gadis itu tiba-tiba terkepal dengan sempurna.

"Kita harus menjauhinya, tidak ada alasan lagi," tegas Rora.

"Menjauhi siapa?" Chiquita bertanya karena tidak tahu apa maksud Rora, sementara yang lain tentu paham kemana arah pembicaraan dari Rora saat ini.

Mau tidak mau, salah satu di antara mereka menjelaskan semua tentang rumor Ruka pada Chiquita.

"Aku tidak percaya," ujar Ahyeon.

Gadis itu menjadi satu-satunya orang yang tidak percaya perkataan Pharita kalau Ruka adalah pelakunya.

"Dia terlalu imut dan manis buat melakukan itu," kata Ahyeon.

Rora memutar bola matanya jengah dengan sikap Ahyeon. Harus dengan cara apa supaya Ahyeon mengerti kalau Ruka itu kadang seseorang yang berbahaya?

Rora ingin marah dan membentaknya, tapi baru ingat kalau mereka baru saja baikan atas masalah kemarin. Rora mati-matian menahan dirinya, walau pun sebenarnya ingin sekali membenturkan kepala Ahyeon.

Cinta boleh, bego gini janganlah.

"Kamu masih tidak percaya?" ucap Pharita.

"Mikir dong. Setelah apa yang kemarin kamu lakuin, kamu pikir aku bakal percaya?" balas Ahyeon dengan sinis.

"Dia tidak akan percaya kalau belum menghadapinya sendiri. Ahyeon, aku berharap kamu tidak pernah berhadapan dengan Ruhan," batin Pharita.

"Itu terserahmu, aku bicara benar sekarang."

"Kalian bicara soal Ruka yang tidak tersentuh, tapi nyatanya dia sangat tersentuh dan hangat. Kalian bilang Ruka sangat pendiam, aku baru saja bicara dengannya dan dia sangat terbuka. Aku tidak akan percaya semudah itu lagi sama omongan, kecuali menghadapinya sendiri," tukas Ahyeon.

Mereka harus mengerti bahwa tidak mudah percaya lagi pada seseorang yang sudah mengkhianati kita. Tidak ada yang membantah ucapan Ahyeon, mereka mencoba memaklumi keadaannya saat ini.

Ahyeon baru saja di bohongi, tentu saja ia tidak akan percaya dengan mudah. Lagi pula, menjaga kepercayaan sangatlah sulit di bandingkan menjaga seekor anjing.

Rora berbisik pada Pharita. "Kamu belum menyogok dia dengan sapi?"

"Belum."

"Pantas saja dia masih sinis padamu."

Pharita menarik napasnya dalam, kemudian memelas melirik Rora. Temannya itu memang sedang prihatin tapi dirinya benar-benar lupa.

"Aku lupa."

"Ck. Besok berikan sesuatu tentang sapi, dia pasti melupakan kejadian kemarin," bisik Rora.

Pharita mengangguk. "Terima kasih sudah mengingatkan."

Rora tidak lagi bicara dengan Pharita. Dia sibuk mendengarkan ucapan Rami yang tampak masuk akal.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang