Bab 12

1.4K 143 23
                                    

Hari ini Ahyeon berlari karena terlambat. Ia memperbaiki tas di punggungnya sambil berlari secepat mungkin menuju pintu lift yang mau menutup.

"Tunggu! Jangan tinggalkan aku!" seru Ahyeon.

Seseorang yang berada di dalam lift, kebetulan pintu lift sudah tertutup dibuka lagi olehnya. Ia menemukan Ahyeon sedang ngos-ngosan sambil memegangi kedua lututnya.

"Tung ... gu, ak--aku," ucapnya terengah-engah, mengatur napas sebaik mungkin.

"Kamu mau diam di sana terus dan membuatku terlambat?"

Ahyeon mendongakkan wajahnya ke atas, barulah ia terkejut bukan main melihat sesosok orang yang berdiri di depannya.

"Malah bengong, aku duluan, ya?"

"Eh! Jangan! Aku juga terlambat," seru Ahyeon gugup.

Orang itu melipat kedua tangannya di dada menunggu Ahyeon. Gadis itu melangkah masuk ke dalam, berdiri di sampingnya dengan gugup.

Siapa sih yang tidak akan gugup kalau berdampingan dengan seorang Jennie Ruby Jane? Idolnya para idol.

Ahyeon begitu gugup karena ini adalah pertamanya kali mereka bertemu secara nyata, meski satu agensi tetap baru kali ini mereka berpapasan. Ternyata kabar comeback-nya Blackpink itu benar, bahkan Jennie sudah berada di sini untuk rekaman dan diskusi.

Sementara Jennie mengabaikan orang di sampingnya. Ia sibuk bicara dengan seseorang di telepon dan Ahyeon tidak sengaja menguping pembicaraannya. Perlu kalian tahu, kalau hanya ada mereka berdua yang di dalam lift.

"Hmm, masih di lift," ucap Jennie.

"Aku malas bertemu dengan Sajangnim, dia pasti mengungkit semuanya. Kalau bukan untuk Blink aku tidak mau melakukan semua ini. Dan asal kamu tahu, aku berencana untuk berhenti di perusahaan ini."

Ahyeon langsung menatap ke arah Jennie. Kenapa pembicaraannya terdengar menegangkan seperti itu? Apa yang sedang terjadi?

"Kamu juga harus mengerti posisi aku, Jisoo. Lama-lama semua ini membuatku muak," ucap Jennie terbawa emosi. Tapi karena sadar ada orang lain bersamanya, wanita itu berdehem dan mengalihkan pembicaraan.

"Hmm, aku tutup telfonnya, kita bicarakan nanti saja dan tunggu aku di sana," kata Jennie mematikan sambungan teleponnya sepihak lalu berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.

Ahyeon penasaran dan ingin bertanya soal taruhannya bersama Ruka, tapi takut menyinggung. Tapi ia sangat penasaran dengan rumor itu, bagaimana cara ia memulai pembicaraan dengan Jennie tanpa harus menyinggung?

"Mmmhh ... permisi ...." Ahyeon meremas jari jemarinya dengan parau melihat ke arah Jennie.

Jennie hanya melirik dengan sudut matanya.

"Aku ingin bertanya padamu," ucap Ahyeon langsung mengigit bibir bawahnya, takut dengan respons Jennie.

Jennie masih melirik dengan sudut matanya yang tajam. Ahyeon semakin berdebar, kenapa rasanya begitu horor dan menegangkan? Apa memang begini rasanya bicara dengan super mega bintang?

"Ini tentang privasimu, Sunbenim."

Jennie menghela napas tanpa mau melihat ke arah Ahyeon. "Kalau sudah tahu itu privasi, jangan kamu tanyakan."

"Tapi aku ingin tahu, apakah rumor itu benar atau tidak secara langsung darimu. Karena hanya dirimu yang tahu semuanya," ucap Ahyeon terdengar cepat.

Kata rumor sangat sensitif bagi Jennie. Ia tidak suka kalau pembahasan itu di bahas, ada sesuatu dalam dirinya yang terasa sakit entah kenapa.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang