Bab 6

1.6K 156 13
                                    

Mereka sudah menghabiskan waktu setengah hari, sekarang mereka mampir ke pusat perbelanjaan buat main di playground. Ahyeon tidak pernah mau melepaskan tangan Ruka sampai membuat Ruka jengah, dan akhirnya cuma bisa pasrah.

"Kak, lihat!" seru Ahyeon menunjuk satu boneka sapi berukuran besar.

Ruka melihat kemana jari telunjuk Ahyeon mengarah, sebuah permainan yang hadiahnya boneka dan lain-lain.

"Boneka sapi, ayo kita ke sana!" ajak Ahyeon antusias.

"Tapi 'kan kita mau ke ...."

"Boneka sapi, Kak! Aku mau boneka sapi itu dulu!" sahut Ahyeon tanpa izin menarik lengan Ruka ikut bersamanya.

Ruka yang tidak bisa membantah terpaksa mengikuti kemauan gadis aneh ini. Di lihatnya Ahyeon begitu antusias padahal itu hanya boneka berbentuk sapi.

"Lucu banget, ayo dapetin itu!" ucap Ahyeon.

"Bagaimana dengan yang lain? Kita 'kan mau ...."

"Boneka sapi dulu, Kak! Ayooo buruan!" ujar Ahyeon memaksa.

Ahyeon tidak akan bisa tidur kalau boneka sapi ini belum di dapatkan. Jadi bagaimana pun caranya, Ruka harus mendapatkannya.

Wait ... kenapa harus Ruka?

Rora dan teman-temannya memelas melihat Ahyeon malah sibuk sendiri bersama Ruka. Dia yang mengajak, tapi dia juga yang sibuk sendiri.

"Seriusly? Kita akan terus jadi nyamuk di antara mereka?" ucap Rora cemberut.

"Well, dia merasa dunia milik berdua," sahut Asa.

"Aku tahu, dia senang karena akhirnya bisa bersama Ruka. Tapi ... kita jadi terlupakan! Astaga ...." Rora mengeluh jengkel.

Pharita merangkul pundak Rora. "Sudahlah, Kawan. Jangan merasa tersakiti seperti itu, sebaiknya kita biarkan mereka berdua jika kamu merasa risih melihat kedekatan mereka."

"Aku tidak risih, Ri. Aku hanya ...." Rora kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Ia senang melihat Ahyeon sebahagia itu bersama Ruka, tapi ia juga terluka karena Ahyeon melupakan mereka. Padahal Ahyeon sendiri yang mengajak mereka sampai menggunakan uang taruhan bersama Rami.

Rami pun mengelus punggung Rora. "Kita ke tempat lain saja, Pharita benar sebaiknya kita biarkan mereka berduaan atau kamu akan semakin terbakar nanti."

"Siapa yang terbakar sih!" ucap Rora frustrasi.

"Ya, kamu bersikap seperti orang yang terbakar api cemburu." Rami dan yang lainnya tertawa pelan.

"Astaga ...!" Rora dengan kesal menghentakkan kedua kakinya. "Bukan begitu maksudku, kenapa kalian malah berpikir begitu?"

"Tercium ada kebarakan, kamu tidak merasakannya?" tanya Pharita.

Rora semakin geram karena godaan Pharita dan teman-temannya malah menertawakannya.

"Aku tidak cemburu! Aku itu masih normal, rumor yang mengatakan Ruka juga seorang penyuka sejenis membuatku sedikit merinding," kata Rora cukup pelan.

"Dia diam-diam menebar pelet pada Ahyeon," lanjut Rora.

Asa merangkul temannya itu. "Abaikan saja, itu urusan mereka. Sebaiknya kita ke tempat lain dan biarkan mereka berdua."

"Ruka isinya cuma rumor buruk, bukankah seharusnya kita memisahkan Ahyeon darinya? Aku takut, dia membawa keburukan pada Ahyeon," ucap Rora.

"Rora cukup, ya. Aku mengerti kegelisahanmu, tapi kita tidak boleh menghakimi seseorang seperti itu," ujar Rami menahan kesal.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang