Ahyeon sangat bersemangat, tak henti-hentinya ia tersenyum sebagaimana orang bodoh. Gadis itu mengepang rambutnya, tetapi hasilnya terlihat buruk. Ahyeon pun melepas hasil kepangannya.
"Kakak tidak suka aku rambut terurai, tapi aku yang tidak suka rambut di kepang atau di ikat," keluh Ahyeon sambil cemberut.
Apa yang harus dia lakukan?
Ego siapa yang harus diturunkan?
Ini kencan pertama, semuanya harus sempurna dan tidak boleh ada yang rusak sedikit pun. Ahyeon berpikir keras tentang keinginan siapa yang akan dia pilih untuk gaya rambutnya.
Sementara itu, Mahima sibuk memasukan beberapa barang kebutuhan Ahyeon ke dalam koper. Begitu selesai jalan-jalan bersama Ruka, Ahyeon akan pamitan dan pindah ke dorm. Ini pun menjadi ulang tahun pertama Ahyeon yang tidak akan di rayakan oleh Mahima dan Sunghoon.
Wanita paruh baya itu menghela napas berat. Belum apa-apa dia sudah merindukan kehebohan dari anaknya. Ahyeon begitu aktif sehingga sudut rumah selalu terasa hangat, suaranya terdengar dimana-mana.
Mahima meraih buku gambar sambil berbalik ke belakang melihat Ahyeon yang bingung rambutnya mau di apain.
"Buku gambar mau di bawa?" tanya Mahima karena anaknya itu suka menggambar kalau gabut.
Ahyeon mengangguk kecil. Mahima pun memasukan buku gambar sekaligus dengan pensil warnanya.
"Mommy," sahut Ahyeon menghentakan kedua kakinya.
"Kenapa?"
"Huaaaa!" Dia merengek putus asa.
Mahima segera mendatanginya karena panik, kenapa anaknya tiba-tiba merengek seperti anak kecil?
"Kenapa Sayang?" tanya Mahima meraih wajah Ahyeon.
"Apa yang harus aku lakukan dengan rambutku?" tanya Ahyeon cemberut.
"Lah, kirain ada apa," ucap Mahima sedikut tertawa.
"Huft, terakhir kali Kakak tidak suka rambutku terurai jadi memberiku ikat rambut ini," kata Ahyeon.
Mahima mengangguk. "Terus?"
"Tapi aku yang tidak suka rambut di ikat, meski Kakak bilang perempuan sangat cantik ketika di ikat rambut tetapi aku merasa tidak. Aku tidak suka," keluh Ahyeon bingung.
"Aku harus bagaimana?" tanya Ahyeon.
Antara keinginan hati atau keinginan sang pujaan hati mana yang akan Ahyeon pilih?
Mahima tersenyum sambil meraih wajah anaknya yang di tekuk cemberut sejak tadi. "Mau bagaimana pun rambut kamu, kamu tetap terlihat cantik."
"Aku tahu, tapi pandangan Kakak berbeda," balas Ahyeon.
"Kalau dari masalah sederhana gaya rambut saja kalian sudah berbeda, bagaimana dengan yang lain?" tanya Mahima.
Ahyeon tidak menjawab sepatah kata pun, dia membeku di tempat, kenapa baru kepikiran?
"Kalau kamu memilih ikat rambut, berarti kamu mengabaikan keinginan hatimu. Dan kalau kamu memilih terurai, berarti kamu mengabaikan keinginan cintamu."
"Mommy sangat mengerti dengan perasaan kamu saat ini, tapi kamu akan mengerti suatu hari nanti kenapa Mommy tidak setuju kamu sama dia," kata Mahima.
"Mommy tidak meminta kamu buat jauhin dia, tapi Mommy pastikan suatu hari nanti kalau kamu sudah mengerti, kamu bakal tahu harus melangkah bagaimana."
Wanita paruh baya itu selesai sedikit mengikat rambut Ahyeon dengan pita. Tidak semua rambutnya di ikat, hanya bagian samping yang di tarik ke belakang, kemudian dia ikat dengan pita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...