🦋 Selamat Membaca 🦋
"Menyenangkan sekali hari ini kita belajar bersama Jennie sunbaenim. Aku mendapatkan pelajaran baru dalam teknik menyanyi karena dia. Dia sangat baik dan manis, aku semakin suka padanya," ujar Chiquita masih terbayang-bayang momen latihannya bersama Jennie.
"Pengalaman terbaikku, akhirnya bisa bertemu dengannya. Aku suka sekali padanya juga pada blackpink, karena mereka aku datang ke sini. Aku ingin mengikuti jejak mereka," ucapnya lagi.
Yang lain tentu mengangguk sama, mereka juga merasakan hal yang sama seperti yang Chiquita rasakan. Mereka datang ke sini dengan membawa mimpi yang sama, tujuan yang sama dan harapan yang sama. Menjadikan Blackpink sebagai motivator untuk sukses tentu menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka.
"Oh? Aku meninggalkan jaket di ruangan, aku akan segera kembali," ucap Rami pergi meninggalkan teman-temannya.
Yang lain hanya menggeleng sembari melanjutkan tujuan mereka untuk pulang. Ahyeon merangkul mesra lengan Ruka, biasa lagi ngecas batrenya habis seharian ini.
Sementara itu, Rami mengerutkan keningnya melihat Pharita masih ada di sana dan sendirian. Gadis itu baru bersiap-siap untuk pulang, kenapa Rami baru sadar kalau dari tadi Pharita tidak bergabung bersama mereka?
Kenapa tidak ada yang menyadari kalau mereka kekurangan satu anggota?
Rami mengambil jaketnya yang tergeletak di sana. Ia berdehem mencoba mengajak Pharita bicara, gadis itu menoleh dengan tatapan lemas.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Rami.
Pharita mengangguk, terlihat lemah. Rami jadi tak enak melihatnya. Ia mendekat dan menyentuh lengan temannya.
"Ayo," ajak Rami merangkul lengannya.
Dan Pharita hanya diam dan membiarkan Rami membawanya berjalan bersama-sama. Terlalu hening di antara mereka membuat Rami penasaran. Ada yang aneh dengan sikap Pharita hari ini, bahkan sejak kemarin gadis itu seperti menjaga jarak dengan para trainee.
"Apa cuma perasaanku saja?" gumam Rami yang tak sengaja terdengar oleh Pharita.
"Apanya?" tanya gadis itu.
"Aku merasa kamu menjaga jarak dengan kami semua. Lalu hari ini kamu terlihat aneh, kamu tidak pulang bersama, mungkin hanya perasaanku saja."
Pharita tertawa kecil. "Memang itu hanya perasaanmu. Aku tertinggal bukan tidak mau pulang bersama. Buktinya kamu pulang bersamamu sekarang." Gadis itu masih tertawa.
"Kamu benar. Kita pulang bersama sekarang." Rami mengangguk canggung sambil ikut tertawa.
Padahal dugaan Rami itu benar, Pharita memang sedang menjaga jarak dengan mereka. Ada banyak sekali hiruk-piruk di kepalanya yang membuatnya harus menyendiri menenangkan isi kepalanya.
"Apa kamu tau?" ucap Rami tiba-tiba membuka pembicaraan.
"Tau apa?"
"Aku sangat buruk karena hanya memikirkan Ahyeon saja lalu menghakimimu dan bertengkar dengan Rora," ucap Rami.
"Menurutku tidak. Akalmu masih sehat dan berjalan dengan baik Rami. Lagipula, kamu seseorang yang realistis sehingga wajar kamu bersikap demikian karena kalau aku jadi kamu, aku juga akan memikirkan Ahyeon," balas Pharita menahan napasnya.
"Dia melakukan segalanya hanya untuk Ruka. Jadi dia pantas mendapatkan balasan yang setimpal," tuntas gadis itu.
Rami mengangguk pelan. "Bagaimana dengan perasaanmu?"
"Perasaan apa?"
"Perasaanmu sekarang? Apakah masih sakit atau sudah lebih baik?" tanya Rami menatap gadis itu dengan serius, ada kesedihan di mata Pharita yang tak bisa dia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...