🦋 selamat membaca 🦋
Waktu seakan berhenti bergulir, ketika hantaman badai mendera, membuat hidup kelam yang tadinya mulai menemukan titik cahaya kembali dikerubungi kegelapan hanya dalam sekejap.
Ini bencana.
Tubuh gadis itu meluruh, masih berusaha tak percaya dengan apa yang baru dia lihat, meski lebih dari satu yang menandakan bahwa itu akurat. Matanya nyalang memandang benda di genggaman, lalu empat benda yang sama di sampingnya bergantian. Semuanya sama.
Tanda-tanda kehamilan yang sempat diceritakan oleh Mahima, mendadak di alami oleh gadis itu. Semuanya sama. Tidak ada lagi celah untuk menyangkal bahwa hasil itu tidak akurat;
Dia hamil.
****
Saat membuka pintu kamar, Ruka di kejutkan dengan kehadiran Ahyeon yang bersimbah air mata.
"Yeon?" panggil Ruka, nampak khawatir dengan Ahyeon yang tiba-tiba memeluk tubuhnya dengan erat.
Ruka mengurai pelukannya, dia menatap kedua mata Ahyeon yang berkaca-kaca. "Kenapa?" tanyanya panik sekali.
Ahyeon mengusap air mata. Dia mendorong Ruka kembali masuk ke dalam, barulah ia ikut masuk dan mengunci pintu kamar Ruka. Ruka masih tak mengerti dengan Ahyeon, tapi terselip kekhawatir di hatinya.
"Kak," panggil Ahyeon dengan suara lirih.
Tangan Ruka terulur untuk mengusap rahang Ahyeon. "Kenapa? Kamu kenapa?" Ruka terlihat panik.
"Aku sudah terlambat haid—ah, lebih tepatnya tidak datang tamu kurang lebih dua bulan," kata Ahyeon.
Mata Ruka membelalak lebar. Terkejut bukan main dengan apa yang Ahyeon katakan. "Kamu lagi stres? Kenapa? Ada pikiran yang menganggu kamu?"
"Kak! Aku serius," kelakar Ahyeon dengan perasaan kesal setengah mati.
"Maksud kamu apa sih, Yeon?"
"Kita bercinta hampir setiap hari, dimana pun, kamu menyentuhku semau kamu, dan aku sudah tidak datang tamu hampir dua bulan." Ahyeon kesal tapi tetap menjelaskan panjang lebar. "Menurut kamu, apa?"
Ruka terdiam sejenak, sebelum kedua matanya menatap Ahyeon dengan lekat. "Apasih? Datang tamu apasih? Aku sungguh tidak mengerti Ahyeon."
"Aku hamil!" Ahyeon berseru, dengan tegas bercampur rasa kesal dengan kebodohan Ruka.
Tubuh Ruka mematung. Terlihat orang itu membeku tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Hanya sebuah gumaman yang tak mampu Ahyeon dengar.
Entah kata 'tidak mungkin' atau 'mana mungkin' atau 'mungkin saja'. Tapi yang jelas Ruka hanya terdiam, membisu.
"Kak?" Ahyeon berusaha menyadarkan Ruka dari ke terdiamannya.
Ahyeon akhirnya mengeluarkan sebuah testpack yang seketika membuat Ruka kian terbungkam oleh keterkejutan.
"Ahyeon." Ruka memanggil Ahyeon dengan lembut, lalu dia dekap tubuh mungil itu.
Bibir Ruka aktif mencium kepala Ahyeon, berulang kali, seolah sebagai kata maaf tersirat yang dia ingin katakan.
"Maaf, maaf kalau ini membuatmu terkejut dan tersiksa," kata Ruka. Orang itu berkata terlampau lembut, sampai membuat Ahyeon menangis, tidak menyangka dengan reaksi Ruka yang seolah menerima hal ini dan tak menghujaninya dengan kebencian atau menyalahkannya, selayaknya berita-berita yang selama ini beredar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...